NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Situasinya Semakin Membaik

Vernon menyiapkan sarapan pagi untuk Ruby dengan sesuatu yang memang dibuat secara aman untuk membuat kondisinya pulih sepenuhnya. Ada berbagai jenis sayuran dan bahan makanan yang memiliki protein tinggi.

Makanan itu biasa disajikan pada Celphius. Tetapi, karena majikannya tersebut sudah mulai tidak meninggal tempat itu lagi, jadinya Vernon tidak bisa membuatkan sarapan seperti biasanya dan juga berangkat bekerja dari rumah.

TOK!

TOK!

TOK!

“Nona Ruby? Anda sudah bangun?”

Vernon mengetuk pintu kamar Ruby yang belakangan ini selalu dikunci dari dalam oleh penghuninya. Sehingga siapa pun tidak bisa masuk ke dalam sana jika tidak meminta izin terlebih dahulu pada penghuni kamar itu.

“Nona Ruby. Tolong buka pintunya. Saya ingin mengantarkan sarapan pagi untuk Anda,” ucap Vernon terus mencoba memanggil Ruby dari luar kamarnya.

“T, tunggu sebentar!”

Seperti ada sesuatu yang membuat Ruby terlambat menjawab ucapan Vernon. Apa mungkin Ruby sedang berada di kamar mandi dan suara Vernon tidak kedengaran sampai sana? Hal itu biasa terjadi memang.

Tidak ada yang berpikiran kalau menunggu dibukakan pintu harus menunggu sampai lima menit lamanya. Tidak tahu apa yang sedang Ruby lakukan dan setiap ujaran yang Vernon lakukan selalu diperintahkan untuk menunggu.

Vernon tentu saja merasa khawatir dengan keadaan di dalam sana yang tidak pernah dirinya ketahui setelah menutup pintu. Bisa jadi ada sesuatu yang terjadi pada Ruby sehingga menjadi alasan gadis itu lama buka pintu.

“Nona Ruby, menjauhlah dari pintu! Saya akan mendobrak pintunya sekarang juga!” pekik sang bodyguard bersiap mendobrak pintu itu.

Mendadak ...

CEKLEK!

Setelah mengurung diri terlalu lama di sana, akhirnya Ruby membuka pintu kamar dan memperlihatkan tubuh yang basah kuyup seperti sehabis mandi. Vernon menyadari dirinya harus berhenti menatap begitu.

“Maaf mengganggu waktunya, Nona Ruby. Saya hanya mau mengantarkan makanan ini untuk Anda.” Dia berikan nampan itu. Tangannya sudah sangat pegal saat ini.

“Oh, terima kasih.”

Tetapi, tangannya gemetaran saat hendak mengambil nampan itu. Rasa-rasanya seperti akan terjatuh jika Vernon tidak segera mengambil tindakan khusus. Daripada menimbulkan masalah, lebih baik bisa bergerak cepat.

“Biar saya saja yang mengantarkannya ke kamar Anda langsung. Boleh saya masuk?” tanyanya. Posisi Ruby menghalangi langkahnya untuk masuk ke dalam.

“Oh, iya.”

Gadis itu sedikit menyingkir dari posisinya berdiri sekarang. Ia membiarkan pria itu masuk dengan alasan ingin meletakkan makanannya di dalam kamar saja padahal Ruby beranggapan bisa melakukannya sendiri.

Saat diperhatikan, kamar itu sama sekali tidak ada bedanya dengan yang sebelumnya. Setiap barang-barang masih tersimpan jelas di tempatnya dan tidak ada satu pun yang berserakan di lantai seperti pada masa yang lalu.

Ruby hanya menundukkan kepalanya sembari meremas tangannya satu sama lain. Ada rasa gugup dan takut yang sedang mendiami tubuhnya saat ini namun tidak tahu ada alasan apa Ruby bisa sampai mengalami hal seperti itu.

“Kamu sedang melihat apa?”

Vernon terkejut. “Ah, tidak ada.” Dia langsung meletakkan nampannya di atas meja. “Apakah Anda bisa menjaga diri dengan baik? Saya ditugaskan yang menjemput Tuan.”

“Iya, itu bukan hal yang besar.” Ruby bisa menjaga dirinya sendiri. Memangnya siapa yang berniat melukainya? Dia hanya seorang tamu. “Kapan kamu akan menjemputnya?”

“Sekarang. Kalau Anda tidak membutuhkan sesuatu yang lain, saya akan berangkat sekarang. Saya juga akan mengunci pintu kamar ini, jadi, tolong katakan sesuatu.”

Ruby tidak akan bisa keluar dari kamarnya sendiri jika Vernon sudah mengunci pintunya. Bodyguard itu juga selalu pulang sore tergantung kapan Celphius akan pulang. Jadi, Ruby harus memikirkannya dengan baik.

“Mm ... apa boleh pintunya dibiarkan terbuka saja? Kalau ada sesuatu ... aku bisa mengambilnya sendiri tanpa memerlukan bantuan darimu,” rengeknya meminta.

“Saya minta maaf. Itu adalah keputusan Tuan Celphius dan bukan menjadi keputusan saya untuk melakukannya.” Hanya Celphius yang berhak memutuskan semua itu.

“Oh, begitu rupanya. Ya, sudah, kamu boleh pergi. Karena sepertinya aku tidak membutuhkan apa pun,” kata gadis itu sedikit memakai nada halus sejak bicara tadi.

“Baik kalau begitu.”

Benar-benar menjalankan perintah dengan ketat tanpa mau memberikan celah sedikit pun untuk meninggalkan kunci kamar di sana. Vernon mengambil kunci yang menggantung di pintu dan kemudian menutupnya.

Ruby dibiarkan sendirian mematung dalam posisi berdiri sembari menatap lurus ke arah pintu kamar. Tatapannya begitu berbeda ketika sedang bersama Vernon. Kini, tatapan itu malah berubah menjadi kedinginan.

.

.

.

Apa yang terjadi kemarin malam sungguh sangat memuakkan apalagi saat ada momen di mana ayahnya hendak memukulnya. Jika hal itu sampai terjadi, itu adalah kesalahan pertama seorang ayah memukul anaknya.

Walaupun Celphius tidak menunjukkan kemarahan atau kekesalannya dan kadang karena raut wajahnya yang begitu dingin dan datar membuat orang percaya lelaki itu tak bermasalah, nyatanya hal itu berbeda dari ekspektasi.

Celphius sangat membenci hal seperti itu. Jika dia mau, dia bisa saja membalas apa yang telah mereka lakukan padanya sampai tidak memberi kesempatan untuk mengampuninya. Tetapi, itu tidak bisa dia lakukan.

“Bagaimana keadaan Ruby?”

“Nona Ruby sangat baik, Tuan. Saya perhatikan makin hari Nona Ruby semakin bisa beradaptasi dengan baik,” sahut Vernon memberikan laporan.

“Apa tidak ada kejadian yang aneh yang terjadi selama aku tidak berada di sana? Apa kamarnya sudah seperti kapal pecah?” Celphius masih penasaran.

Setiap datang ke sana, Celphius selalu melihat kamar Ruby yang berantakan seperti kapal pecah. Tidak heran jika Celphius menanyakan kondisi gadis itu terlebih lagi dirinya tak berada di sana. Susah untuk memantaunya.

“Ketika saya masuk ke dalam kamar Nona Ruby, tidak terjadi apa pun selama Anda sedang pulang ke rumah. Saya sudah memastikannya sendiri tadi.”

“Tapi, saya lihat tangan Nona Ruby gemetaran saat hendak mengambil makanan sehingga saya memutuskan untuk meletakkan di dalam kamar.”

Hal yang biasa terjadi. Celphius sudah pernah melihatnya. Itu mungkin saja karena Ruby masih memiliki rasa ketakutan yang belum sembuh sehingga kedua tangannya spontan gemetar dan susah untuk dikendalikan sendiri.

“Sudah ada perubahan saja sudah bagus. Entah kenapa dia selalu terluka saat tidak ada orang di rumah. Padahal tidak ada yang menyakitinya.”

Adalah satu-satunya yang membuat Celphius sangat penasaran. ‘Semalam aku juga belum menemuinya karena ada urusan penting di luar rumah. Setelah pulang bekerja, aku akan menemuinya saja.’

“Apa sudah ada kemajuan soal pencarian gadis yang hilang? Apa ada keluarganya yang menghubungi soal Ruby?” Asal-usulnya itu sangat penting.

“Untuk saat ini saya masih berusaha mencari keluarga Nona Ruby dari berbagai alamat dan termasuk media sosial. Tetapi, masih belum ada kabar.”

“Karena pencarian orang hilang ini sudah terlalu lama menjadi kasus, apakah mungkin Nona Ruby adalah orang luar negeri yang jauh dari sini?”

“Saya sudah menyebarkan masalah itu dan sudah seharusnya pihak keluarga mulai menghubungi kita. Tapi, ini masih belum ada kabar.”

“Atau mungkin saja keluarganya dengan sengaja membuang Nona Ruby dan tidak peduli bagaimana kondisi Nona Ruby mau mati atau hidup?” lanjutnya.

Ruby memang bukan seseorang yang Celphius kenal dan keduanya hanya saling membantu karena memang seperti itulah manusia pada umumnya. Celphius pun tidak tahu banyak soal Ruby dan asal-usul di mana rumahnya.

Terlepas dari semua yang terjadi, di mana tempatnya tinggal saat ini adalah tempat yang bisa membuatnya bercerita lebih banyak dan mengatakan semuanya tanpa harus ditutupi, gadis itu hanya bisa membungkam bibir.

Seolah memang ada suatu cerita yang ingin sekali Ruby ungkapkan dan menceritakan pengalaman hidupnya pada seseorang yang sangat dipercayai. Namun keraguan hatinya membuatnya tidak bisa untuk mengatakan itu.

Celphius pun sudah berusaha untuk meyakinkannya bahwa dia bisa membantu permasalahan hidup gadis itu dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Lalu, apa yang Ruby katakan? Tidak ada hal penting.

‘Jika memang seperti itu aku harus mencari tahu dulu apa yang terjadi padanya sebelum keluarganya datang dan membawa Ruby dari rumahku.’

‘Bisa jadi memang benar ada sesuatu yang terjadi antara Ruby dengan keluarganya. Kalau aku diam saja seperti ini semuanya akan jadi kacau.’

‘Bukan hanya Ruby saja yang akan merasa sakit hati tapi aku juga bisa saja terlibat di dalamnya. Sebaiknya aku mulai berhati-hati karena keluarganya bisa datang kapan saja dan mengambil Ruby. Hal itu tidak boleh terjadi.’

Selain merugikan orang lain jika seseorang yang datang ke rumahnya mengaku sebagai keluarga Ruby yang tidak bisa mengatakan apa pun maka yang bermasalah tetap Celphius juga karena ia yang selama ini merawatnya.

Kasus pencarian orang hilang juga sudah disebarkan ke berbagai tempat di kota New York juga melalui situs media sosial. Jadi, tidak bisa dibatalkan kembali karena akan membutuhkan banyak waktu jika memulai dari awal.

“Jadi, sekarang saya harus bagaimana, Tuan? Anda mungkin tidak akan kembali ke rumah itu karena mulai kemarin Anda sudah kembali ke rumah Tuan Besar. Saya membutuhkan perintah Anda,” ucap Vernon bertanya.

“Kau hanya perlu mengawasinya saja. Aku akan memberimu arahan bagaimana kau harus menjaganya melalui ponsel. Saat ada orang yang datang ke rumah, kau harus memberitahuku lebih dulu,” ucap Celphius.

“Apa maksud Anda?”

“Tidak ada. Aku hanya ingin mengingatkanmu saja jika ada orang yang datang ke rumah dan mengaku-ngaku sebagai keluarganya Ruby, kau harus berhati-hati dan hubungi aku. Aku yang akan mengurus masalah itu.”

“Baik, Tuan.”

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!