NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:30.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-3

Aku mulai mengantuk dan tak lagi dapat menahan rasa kantukku, lalu aku terlelap dalam menjemput mimpi yang tak dapat kutebak.

Malam semakin larut dan suasana semakin sunyi dan senyap. Aku tersentak saat mendengar suara benda terjatuh. Ku melirik ke arah ranjang, ternyata suamiku belum pulang dan ternyata ini sudah pukul 1 dini hari.

"Kemana bang Johan? Mengapa ia belum juga kembali?" fikiranku mulai melayang jauh. Aku tau jika saat ini ia pasti sedang kumpul dengan teman-temannya yang sudah rusak parah. Terkadang aku ingin marah, namun karena tinggal dirumah mertua, aku tak ingin ribut.

Suara berisik tadi menarik perhatianku. Ku turun dari ranjang dan melangkahkan kaki dengan sangat hati-hati untuk melihat apa yang terjadi, sebab bisa saja pencuri menyelinap masuk, sebab didaerah tempat tinggal mertuaku sangat banyak pencuri, sebab para pemudanya sudah banyak yang terjebak penggunaan obat-obatan terlarang dan juga malas bekerja, sehingga membuat mereka menjadi pencuri yang aktif dimalam hari.

Ku tarik handle pintu dengan sangat hati-hati, ternyata tidak tertutup dengan benar, sebab tadi bang Johan menutupnya dengan asal.

Ku mencoba mengintai dari celah pintu yang terbuka sedikit dan suasana sangat gelap sekali. Sesaat ku melihat bayangan melintas ke arah dapur, dan rasa penasaranku semakin kuat untuk melihat apa yang terjadi, dan aku menyelinap dibalik gelapnya ruangan yang terhubung ke dapur.

Aku berlindung dibalik dinding pembatas antara ruangan tamu dan juga dapur. Aku tersentak kaget saat melihat Wita mengambil beberapa bungkus ro-kok yang malam tadi dibeli oleh ayah mertuaku untuk dijual dikantin.

Deeeeg....

Aku mencoba menenangkan hatiku, dan bergegas masuk kembali ke dalam kamar.

*****

Hari masih pagi. Ku ihat ayah mertuaku mengeluarkan mobil dan ternyata ia yang berbelanja subuh ini, dan aku bernafas lega, setidaknya aku tak lagi membuang tenagaku.

Ku ambil bahan bumbu dan mulai meracik berbagai bumbu yang dibutuhkan dan aku sudah menghafalnya karena sudah sangat lama aku membantu mereka didapur ini.

Ibu mertuaku sudah bangun dan ikut bergabung denganku meracik bahan.

Sesaat terdengar suara langkah bang Johan masuk ke rumah. Ia terlihat sangat bugar dan tidak tidur semalaman, dan baru balik ke rumah.

Jika saja kami tinggal dirumah sendiri, mungkin sudah ku omeli tuh suami yang kerjanya selalu kelayapan tidak jelas.

Ku lirik suamiku yang memasuki kamar mandi. Aku melihat prilakunya yang sangat aneh, fikiran buruk mulai menggelayutiku.

Tiba-tiba ibu mertuaku menghentikan pekerjaannya, lalu beranjak bangkit dan menarik kantong kresek berisi ro-kok yang menjadi perhatiannya.

Ia membukanya dan menghitungnya. Terlihat berulang kali ia menghitungnya dan memastikan jumlahnya.

"Lho, kenapa ini berkurang? Siapa yang ngambil rokoknya?" ibu mertuaku memandangku, ada tatapan curiga padaku.

"Aku tidak merokok, bu, dan aku juga tidak memperhatikan ada benda itu disana," jawabku dengan kesal, sebab pandangan ibu mertuaku sangat tak mengenakan.

Aku tau siapa pencurinya, tetapi aku tipe orang yang sangat malas untuk ribut, dan berharap suatu saat Allah memperlihatkannya sendiri.

"Johan, kamu yang ngambil rokok ini!" tuduh ibu mertuaku pada suamiku.

Meskipun suamiku sangat menyebalkan dan prilakunya terkadang membuatku kesal, namun ia bukan pencuri, itu yang ku tahu.

"Bang Johan baru pulang, Bu, bukankah ibu juga lihat tadi," belaku.

"Jadi siapa lagi kalau bukan Johan!" wanita itu semakin kesal.

Kreeeeek...

Pintu kamar tengahku terbuka. Ku lihat Ifan adik iparku yang bungsu kelur dari kamar dengan wajah mengantuk. Ia menguap beberapa kali, dan tampak Wita mengekorinya dari arah belakang.

Semalas-malasnya bang Johan, lebih parah lagi malasnya adik iparku. Ia bisa dikatakan super malas dan aku heran mengapa Wita dapat mengumpulkan uang yang banyak, sedangkan Ifan bekerja pun tidak.

Saat bersamaan, bang Johan keluar dari kamar mandi. Ku lihat wajahnya sangat segar dan tak ada rasa kantuk sedikitpun, sedangkan ia bergadang semalaman, . aku tahu apa yang dilakukannya. "Awas kamu ya, Bang," gumamku dalam hati.

"Johan, kamu mencuri rokok dagangan ibu, ya?" sergah ibu mertuaku pada suamiku.

"Aku baru balik, bu. Aku tidak tahu!" sahutnya.

"Jangan banyak alasan kamu!"

"Terserah, seharusnya ibu tau siapa pencuri sebenarnya," jawab Bang Johan sembari melirik Ifan yang menuju ke kamar mandi.

Ku letakkan bumbu yang akan diblender begitu saja. Ku ikuti langkah bang Johan ke dalam kamar. Ku abaikan segala tuduhan dan omelan ibu mertua, saat inin aku sudah sangat kesal. Lalu ku tutup pintu dengan cepat.

Ku tarik pundak bang Johan agar menghadapku, ia tersentak kaget.

"Kamu pasti habis nyabu kan-bang!" tuduhku padanya.

Ku lihat wajah pria yang telah menikahiku itu tergugup.

"T-tidak, Sayang, kamu jangan asal nuduh," jawabnya dengan cepat.

Aku menatapnya dengan sorot mata yang tajam. "Apa kau lupa menemukanku dimana? Maka kau tidak dapat membohongiku!" aku mulai menekan nada bicaraku.

Seketika ia bersujud dikakiku dan itu adalah jurus yang selalu dilakukannya untuk meluluhkan hatiku disaat aku mulai marah.

"Maafin abang, aku tidak akan mengulanginya lagi," rengeknya sembari mencium ujung kakiku.

"Akan ku maafkan, tapi kita pindah kontrakan, aku sudah tidak tahan tinggal seatap dirumah ini!" ucapku mencari kelemahannya.

Seketika ia menengadahkan wajahny. "Beri aku waktu," pintanya dengan wajah memelas, dan itu berhasil membuatku luluh.

"Anna....," teriak ibu mertuaku dari arah dapur.

"Ya," sahutku cepat.

Ku tatap suamiku yang masih bersimpuh memegangi kakiku. "Jika abang tak mau pindah, aku memilih kita berpisah!" ancamku padanya.

"Tidak, jangan tinggalkan abang, aku janji akan mencari kontrakan!" janjinya padaku.

Aku menghela nafasku dengan berat, lalu memintanya untuk melepaskan kakiku. "Lepaskan, ibumu sudah meneriakiku," ucapku dengan hati yang sangat nelangsa.

Bang Johan melepaskan dekapannya dan membiarkanku pergi. Setiap kali ia berbuat salah, maka ia akan berlutut mengemis meminta maafku, namun kesalahan itu akan diulanginya kembali.

Satu hal yang harus kalian tahu, jika didaerah mertuaku, menikahi seorang gadis adalah hal yang sangat mahal. Karena uang lamaran yang cukup tinggi sehingga membuat banyak para anak bujangannya menjadi jomblo akut.

Dan bang Johan menikahiku dengan uang lamaran seadanya, karena aku berasal dari dari daerah luar. Sehingga jika tiap kali bertengkar dan aku meminta untuk bercerai, maka itu menjadi hal yang menakutkan baginya, sebab ia tidak akan menemukan wanita sepertiku yang masih bertahan dengan sikap dan prilakunya.

Aku keluar dari kamar dan menghampiri ibu mertuaku. Ku lihat Wita sedang membantu mencuci daging ayam yang ternyata baru dibawa dari pasar oleh ayah mertuaku.

Tampak ibu mertuaku begitu baik padanya saat menyuruhnya untuk melakukan sesuatu.

Saat bersamaan, Fina yang merupakan pembayan ku juga yang mana ia adalah istri dari iparku yang kedua baru saja pulang dari kantin. Menurut yang ku dengar, Fina meruapakan menantu tersayang dan hal ini juga yang menjadi kebencian didalam diri Wita.

1
yamink oi
iya makasih buat mie nya ya kak @Andini Andana @Ai Emy Ningrum 🙏🙏🙏
Ai Emy Ningrum: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
disini blom hujan2
yamink oi: iya,,hujan jadi bawaannya laper mulu
total 7 replies
V3
Yaa Allah .... sumpah ini kehidupan si Anna benar-benar nalangsa 😔
❤Lembayung Jingga❤: hiks... hiks...hiks...
total 1 replies
Parno Parno
ayah mertua dan bang Firman baik ya, tapi ibu mertua, adik serta adik ipar nya yg jahat suka mem fitnah dan mengadu domba
muthia
semoga mereka bahagia
Meli Anja
semangat ana
Heri Wibowo
kalau rezeki tidak kemana ya ana.
Susi Raghisa
kapan c anna sama bang johan hidup bahagia sengsara terus kasihan atuh mereka kaka author.
Ai Emy Ningrum: huhuhu /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/
❤Lembayung Jingga❤: nelangsa banget🤧
total 5 replies
🙂nana banja😊
lanjut
Heri Wibowo
lanjut mbak author.
Parno Parno
Alhamdulillah..... semoga istiqamah ya Anna. Johan juga senang istri nya berubah dan punya teman yang baik. Semoga mereka bahagia dan sukses.
Meli Anja
semoga istikomah ya ana..berjuang sama2 bang johan cari uang ..rejeki yang halal dan berkah
yamink oi
Alhamdulillah semoga......
Ai Emy Ningrum: ya robbal alamien 🙏🏻
yamink oi: aminn
total 3 replies
Tiah Fais
semangat Anna dan tetep Istikomah
V3
Alhamdulillah semoga perubahan Anna sllu Istiqomah 🤲
dn semoga kehidupan Anna sekeluarga mjd Bahagia dan Tentram 🤲
V3: Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
Ai Emy Ningrum: ya robbal alamien 🙏🏻😇
total 4 replies
V3
weeiii ... Anna , aku mau jg donk sosis dn bakso tahu nya 10rb yaaa ,, es nya Teh Sisri Gula Batu 🤣🤣
V3
Semangat yaa Anna smg ini adalah awal dr kebahagiaan Mu 🤲
we
tetap semangat dan berdoa
Heri Wibowo
wih enak tuh batagornya
Meli Anja
lanjut kak..itu ada jalan dari mba wanda..
yamink oi
woyyy aku juga mau baksonya dong....
Ai Emy Ningrum: kbnyakan tepung tapioka jg kak Oi
yamink oi: kebanyakan tepung terigu kayaknya....
total 34 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!