NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bisa Menolaknya

Pagi hari telah tiba. Jessica membuka matanya dan menyapukan pandangannya ke segala penjuru. "Kenapa aku bisa ada di sini?" gumam Jessica dengan bingung.

"Kau sudah bangun?" tegur seseorang dari arah pintu. Jessica menggulirkan pandangannya dan mendapati Zayne menghampirinya. Seperti biasanya, dia memakai pakaian gelap lengan terbuka.

"Apa kau yang membawaku ke sini?" tanya Jessica pada Zayne.

Zayne mengangguk singkat. "Hm. Aku menemukanmu tak sadarkan diri di klub malam kemarin malam," jawabnya. "Kau mabuk parah dan hampir jadi korban pellecehan."

Jessica memandang Zayne dengan tatapan bingung. "Aku... aku tidak ingat apa-apa," ucapnya sambil menggosok pelan kepalanya yang terasa pusing.

Zayne menghela napas. "Kau harus lebih berhati-hati. Itu bukan tempat yang aman untuk wanita seperti kau," katanya dengan nada serius.

Zayne duduk di samping Jessica dan menatapnya dengan serius. "Apa yang kau lakukan di sana, bukankah aku sudah melarang untuk datang lagi ke tempat itu?" Tanya Zayne, iya ingin tahu alasan Jessica kenapa datang pagi ke klub malam tempat yang dulu menjadi ladang dia mencari uang.

Jessica menghela napas, "Aku hanya ingin melupakan sejenak semua masalah yang sedang aku hadapi," ucapnya dengan suara pelan.

Zayne menggeleng, ekspresinya tetap serius. "Aku mengerti, tapi tempat itu tidak aman bagimu. Kau tahu itu."

Jessica mengangguk, menundukkan pandangannya. "Aku tau, karena aku tidak tau lagi harus pergi ke mana selain ke sana untuk menenangkan pikiran dan melupakan semua masalah yang datang silih berganti dalam hidupku, dan semua beban yang aku tanggung sendiri di pundakku," tutur Jessica

Zayne menghela napas, ekspresinya sedikit melunak. "Baiklah, sekarang beristirahatlah. Aku akan meminta seseorang untuk membawakanmu sarapan," ucapnya. Jessica mengangguk. Kemudian pria itu beranjak dari hadapan Jessica dan pergi begitu saja.

Terkadang Jessica merasa seperti tidak mengenali Zayne. Ada kalanya pria itu begitu lembut, tapi tak jarang juga dia menjadi sangat mengerikan, seolah-olah ada dua sosok yang bersemayam dalam dirinya.

Yang satu begitu hangat, penuh perhatian, dan melindungi, sementara yang lain begitu dingin, penuh dengan kegelapan dan kekerasan. Jessica merasa tertarik, tapi pada saat yang sama, dia juga merasa takut dengan sisi gelap Zayne.

🌺🌺🌺

"Paman," panggil Daniel saat melihat Zayne sedang menuruni tangga. Bocah laki-laki itu kemudian turun dari kursinya dan menghampiri sang paman. "Paman, hari ini ada pertemuan orang tua, bisakah kau yang datang ke sekolahku sebagai waliku?" Mohon Daniel.

"Jam berapa?" Tanya Zayne dengan suara datar.

"Jam sembilan," jawab Daniel dengan wajah penuh harap.

"Hm, baiklah, Paman akan datang ke sana," jawab Zayne. Daniel tersenyum lebar dan bersorak gembira. Kebahagiaan terpancar jelas dari wajahnya.

"Yeee... Paman, memang yang terbaik," ucap bocah laki-laki itu dengan senyum lebar. Ekspresinya penuh kegembiraan.

Zayne melihat senyuman Daniel dan merasakan kehangatan di hatinya. Meskipun kadang-kadang terlihat dingin dan tegas, Zayne adalah seorang paman yang peduli terhadap kebahagiaan keponakannya. Sejenak, dia merasa bahagia melihat kegembiraan Daniel.

Zayne mengusap kepala Daniel dengan lembut. "Ayo, kita sarapan," ajaknya sambil tersenyum.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju meja makan. Daniel mengikuti Zayne dengan langkah gembira, senyumnya masih terpancar dari wajahnya. Mereka berdua tampak begitu akrab dan hangat, meskipun terkadang Zayne terlihat begitu dingin di mata orang lain, tetapi bagi Daniel, Zayne adalah paman yang sangat menyayanginya.

.

.

Usai sarapan, Zayne menghampiri Jessica di kamarnya. Jessica baru saja selesai mandi, tubuhnya hanya terbalut handuk yang menutupi dada sampai batas lutut.

"Ini pakaian untukmu," ucap Zayne sambil menyerahkan sebuah paper bag berisi pakaian untuk Jessica.

Jessica menerima paper bag itu sambil mengangguk. "Maaf, harus merepotkanmu," ucap Jessica dengan suara sesak.

Zayne menggeleng. "Tidak sama sekali. Kalau kau merasa tidak enak, kau bisa membayarnya dengan ini." Dia menarik tengkuk Jessica dan mencium bibirnya dengan begitu bergairah. Senang hati, Jessica membalas ciuman tersebut.

Mereka berciuman selama beberapa saat sebelum akhirnya Zayne sendiri yang mengakhiri ciuman itu. "Segera pakai pakaianmu, aku harus pergi. Kalau kau perlu apa-apa, minta pelayan untuk menyediakannya. Sebaiknya kau istirahat," pinta Zayne.

Jessica menggeleng. "Aku tidak bisa tinggal di sini. Aku harus pergi. Hari ini aku harus mengajar biola, jadi aku harus pergi sekarang," ucapnya.

"Tidak perlu pergi, karena aku sudah meminta ijin pada pihak sekolah agar mengijinkanmu mengambil cuti selama beberapa hari. Kau dalam keadaan yang kurang stabil, sebaiknya tenangkan dirimu dulu untuk sementara waktu," jelas Zayne.

Jessica terdiam, tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa Zayne akan melakukan sesuatu sejauh ini untuknya. Dia bertanya-tanya mengapa pria itu begitu peduli padanya, padahal hanya sebagai penghangat ranjangnya.

"Zayne, tunggu!" seru Jessica tiba-tiba, menghentikan langkah Zayne. Wanita itu menghampiri Zayne dan dengan cepat berhambur ke dalam pelukannya. Tanpa permisi, Jessica mencium bibir Zayne.

Zayne sedikit terkejut dengan tindakan tiba-tiba Jessica, namun dengan cepat dia membalas ciuman itu. Dia menguasai ciuman mereka, melumat bibir Jessica dengan penuh gairah. Ciuman mereka lebih panjang dan lebih bergairah dari sebelumnya.

Jessica merasakan detakan jantungnya semakin cepat, tubuhnya gemetar dalam pelukan Zayne. Rasanya seperti terbakar oleh bara api yang membara di dalam dirinya. Namun, meski demikian, dia merasa aman dalam pelukan Zayne. Rasanya seperti pulang ke pelukan yang dulu pernah dikenalnya.

"Nanti malam kita lanjutkan lagi. Kalau kau merasa kurang nyaman di sini, biar sopir mengantarmu pulang saja," ucap Zayne sesaat setelah mengakhiri ciuman mereka.

Jessica tersentak kaget oleh kata-kata Zayne. Matanya bertemu dengan mata kiri Zayne, dan dia bisa melihat kilatan gairah di balik tatapan dingin pria itu. Hatinya berdebar-debar dengan cepat, namun dia juga merasa lega karena Zayne menghormati batasannya.

"Baiklah," sahut Jessica dengan napas tersengal-sengal. "Aku akan menunggu untuk melanjutkannya nanti malam."

Jessica juga tidak bisa menolaknya, apalagi dia sudah terikat perjanjian dengan Zayne. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, Jessica harus tetap melayaninya.

🌺🌺🌺

Di pagi hari yang tenang, sekelompok pemuda, dipimpin oleh Leon, melintasi jalan-jalan kota Beijing dengan motor mereka. Mereka menikmati kesenangan liar di pagi yang cerah ini, tanpa merasa bersalah sedikitpun meskipun mereka sudah menciptakan keributan di tengah kota.

"Sial, hari ini benar-benar menyenangkan, guys!" seru Leon sambil melaju dengan cepat di tengah jalan yang sepi.

"Tentu saja, Leon! Ayo kita cari tempat yang lebih ramai lagi!" seru salah satu temannya sambil menggeber motornya lebih kencang.

Mereka melanjutkan aksinya dengan riang, tanpa memedulikan kerugian dan ketakutan yang mereka sebarkan di sekitar kota. Bagi mereka, malam ini hanya tentang kesenangan dan adrenalin.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan riang, menerobos lampu merah dan memacu motornya dengan liar di tengah jalan yang sepi. Tanpa peduli dengan aturan, mereka menikmati sensasi kebebasan di malam yang gelap.

"Kita harus mencoba jalanan baru, teman-teman!" seru Leon, semakin memacu motornya.

"Benar! Ayo!" sahut yang lainnya dengan antusias.

Mereka terus menerobos jalanan kota, meninggalkan jejak kekacauan dan ketegangan di belakang mereka. Bagi mereka, pagi ini adalah kesempatan untuk melupakan segala keterbatasan dan mengejar sensasi kebebasan yang liar.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!