Masa lalu Nikita sangatlah kelam, dia hamil di luar nikah pada saat SMA oleh kekasihnya sendiri. Namun, sang kekasih yang bernama Mario itu tiba-tiba pergi menghilang tanpa kabar sama sekali bahkan dia tidak tahu kalau Nikita hamil.
Kehidupan Nikita sangatlah menyedihkan, beruntung kedua orang tua Nikita bisa menerimanya dan memberikan semangat kepada Nikita sehingga Nikita bisa meneruskan kehidupannya dengan baik.
Tapi pada saat Nikita sudah hidup tenang, tiba-tiba sang mantan kekasih datang kembali.
Akankah Nikita dan Mario bersatu, lalu hidup bahagia dengan ikatan pernikahan? dan apa alasan Mario dulu sampai meninggalkan Nikita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Masa Lalu Riki
Pagi-pagi sekali Mario sudah berada di kantor dan Mario menyuruh Riki untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Apa kamu memanggilku?" Riki membuka pintu ruangan Mario.
"Iya Kak, silakan duduk."
Riki pun duduk di depan Mario. "Ada apa?" tanya Riki.
"Langsung saja ke inti pembicaraan, aku hanya ingin tahu apa hubungan Kakak dengan Niki?" Mario sudah merasa sangat penasaran.
"Aku sudah bilang, kalau aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Nikita," sahut Riki mantap.
"Terus, kenapa rumah Kakak bisa bersebelahan dengan rumah Nikita?" Mario kembali bertanya.
"Sebelum Niki ada, aku sudah lama tinggal di sana."
"Kak, Niki itu kekasih aku hanya saja dulu aku dipaksa pergi sama Daddy bahkan aku kehilangan kontak Niki karena ponsel aku Daddy buang. Kita belum putus, dan aku ingin kembali kepada Niki jadi Kakak jangan merebut Niki dari aku." Mario berbicara seperti anak kecil yang mainannya takut dia ambil.
Riki menyunggingkan sudut bibirnya. "Aku tidak mungkin jatuh cinta kepada wanita mana pun karena kamu juga tahu siapa wanita yang sangat aku cintai namun wanita itu dengan teganya menikah dengan pria lain." Riki berbicara dengan memalingkan wajahnya.
"Kak, Kak Manda itu bukan tega tapi dia terpaksa karena Daddy ingin Kak Manda menikah dengan putra dari rekan bisnisnya yang saat itu perusahaan dia bisa meningkatkan keuntungan bagi perusahaan kami," sahut Mario.
Riki bangkit dari duduknya dan berdiri di depan jendela dengan kedua tangannya dia masukan ke dalam kantong celana. "Daddy kamu dari dulu memang tidak pernah berubah, yang dia pikirkan hanya harta, tahta, dan kekuasaan. Dia tidak pernah memikirkan perasaan anaknya, bahkan dia akan melakukan segala cara untuk memisahkan aku dengan Manda," seru Riki.
Mario menghampiri Riki dan berdiri di samping Riki. "Asalkan Kakak tahu, selama menikah dengan Brian, Kak Manda tidak pernah bahagia bahkan Brian tidak segan-segan untuk memukul Kak Manda jika dia sedang marah dan semua kemarahannya dia limpahkan kepada Kak Manda," jelas Mario.
Riki membelalakkan matanya, dia tidak menyangka kalau Manda menderita seperti itu.
"Wajah Kak Manda selalu babak belur tapi Kak Manda pandai menyembunyikan rasa sakitnya, dia sengaja tidak mengadu sama Daddy karena Kak Manda ingin melihat Daddy puas dan jika suatu saat nanti Kak Manda mati, dia berpikir kalau itu yang diinginkan oleh Daddy," sambung Mario dengan raut wajah emosi.
"Sekarang dia tinggal di mana?" tanya Riki dengan suara bergetar menahan sesak di hatinya.
"Di Perancis. Kak Manda di sana juga punya usaha butik dan usahanya saat ini sangat sukses jadi dia jarang sekali pulang," sahut Mario.
Riki menghabiskan napasnya dengan kasar. "Aku sudah menganggap Niki seperti adikku sendiri, aku bukanya tidak merestui hubungan kalian tapi alangkah baiknya kamu jangan mengganggu Niki lagi. Niki adalah wanita lemah, dan Niki tidak sekuat Manda jadi dia tidak akan kuat melawan Daddymu."
"Tapi aku sangat mencintai Niki, Kak. Aku rela melakukan apa pun demi dia bahkan jika Niki menyuruhku untuk pergi dari rumah, aku akan melakukannya!" tegas Mario.
"Tidak semudah itu Mario, yang kamu hadapi itu Daddymu sendiri. Aku tidak peduli jika Pak Teo murka kepadamu, tapi aku akan sangat marah jika Pak Teo membuat Nikita menderita!" tegas Riki.
"Aku yakin, Pak Teo pasti sudah menjodohkan mu dengan wanita pilihan beliau, dan kamu tidak akan bisa menolaknya," sambung Riki.
"Aku tidak bisa menikah dengan wanita lain karena----" Mario tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
"Karena apa?" Riki menoleh ke arah Mario dan menatap Mario.
Sejenak Mario terdiam, lalu Mario menghembuskan napas panjangnya. "Dulu, waktu zaman SMA, aku dan Niki sudah melakukan hal yang semestinya tidak kita lakukan. Jujur, tujuan aku dulu melakukan itu ingin membuat Niki hamil karena jika Niki hamil, Daddy pasti akan merestui hubungan kita berdua." Mario terlihat sangat sedih.
"Kamu terlalu naif, Mario. Pertama, kamu sudah menghancurkan masa depan anak orang lain dan yang kedua kamu terlalu memikirkan dirimu sendiri tanpa memikirkan nasib Nikita."
"Justru aku memikirkan hubungan kita berdua Kak, makanya aku nekad seperti itu," sahut Mario dengan sedikit kesal.
"Sekarang aku tanya sama kamu, jika seandainya dulu Nikita hamil dan kamu mengakuinya kepada Daddy kamu, apa dia akan menerima anak yang dikandung Nikita sebagai cucunya? apa kamu yakin, jika yang kamu lakukan itu akan berjalan dengan mulus? pendek sekali pikiran kamu, Daddy kamu itu dari dulu gila harta mana mungkin beliau akan menerima Nikita semudah itu yang ada kamu sudah membuat Nikita menderita."
Seketika Mario tersentak, memang benar apa yang dikatakan Riki dan sekarang dia baru menyadarinya.
"Apa kamu tahu, bahkan pada saat dia masuk ke sini pun dia menuliskan statusnya janda, karena dia tahu kalau dia sudah tidak suci lagi jadi dia tidak mau membuat semua pria berpikir kalau dia masih gadis!" jelas Riki.
Mario menundukkan kepalanya, dia sangat menyesal sudah menghancurkan masa depan Nikita. "Terus sekarang apa yang harus aku lakukan Kak, aku benar-benar sangat mencintai Nikita."
"Kamu persiapkan dulu mental kamu, dan perbesar lagi keberanian kamu. Jika memang kamu mencintai Nikita maka kamu harus siap kehilangan semuanya tapi kalau kamu masih takut dan ragu-ragu, lebih baik kamu tinggalkan Nikita dan biarkan Nikita bahagia dengan pria lain."
Mario langsung menatap Riki. "Tidak Kak, Nikita tidak boleh menikah dengan pria mana pun kecuali aku," sahut Mario panik.
"Kalau begitu pikirkanlah matang-matang, karena yang kamu hadapi itu Daddy kamu sendiri dan jangan sampai kamu salah pilih." Riki menepuk pundak Mario, lalu Riki pun keluar dari ruangan Mario.
"Apa yang dikatakan Kak Riki benar, selama ini aku memang pengecut tidak bisa menentukan apa yang harus aku lakukan. Mulai saat ini aku akan memperjuangkan cinta aku kepada Nikita, apa pun resikonya," batin Mario dengan mengepalkan tangannya.
Sementara itu, Riki masuk ke dalam ruangannya dan duduk melamun. "Manda, aku sangat mencintaimu dan sampai kapan pun cinta ini hanya untukmu," batin Riki.
Riki dan Manda menjalin hubungan lumayan lama, mereka berdua bertemu di Melbourne. Pada saat itu Manda memang kuliah di sana, sedangkan Riki mendapat beasiswa untuk kuliah di sana. Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, namun Pak Teo tidak merestui hubungan mereka karena Riki hanyalah pria miskin.
"Aku tidak menyangka ternyata selama ini kamu sangat menderita, aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya menjadi diri mu." Lagi-lagi Riki merasa sangat sesak.
Riki tidak bisa melihat wanita yang dia cintai terluka dan menderita, tapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan Amanda.
baru tahu kan sekarang kamu Teo,kl menantu mu tuh jahat
.q tunggu cerita barunya🤗😘