Tidak perlu pusing untuk mendapatkan wanita cantik jika memiliki banyak uang.
Belikan saja semua yang mereka mau dan mereka pun memberikan yang kumau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richieus El Velerira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Aku segera menghubungi Pak Arman, orang yang baru-baru ini diperkenalkan oleh Hana dan Dani. Ia dapat membantuku untuk mendirikan tim E-sport yang diinginkan oleh Melly.
Aku akan bilang urusan dana tidak masalah selama ia dapat mengurus semuanya dengan baik. Aku akan menanyakan kepada Pak Arman tentang rencana dan strategi yang akan dijalankan untuk membangun tim E-sport tersebut. Aku juga akan memastikan bahwa visi dan misi tim tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Melly.
Setelah itu, aku akan bertemu dengan Melly untuk membicarakan tentang hal ini dan mendapatkan persetujuan dan dukungannya. Aku yakin Melly akan senang dan mendukung ide ini karena dia sangat menyukai dunia gaming dan ingin membantu mengembangkan bakat-bakat di bidang tersebut.
Dengan bantuan Pak Arman dan dukungan Melly, aku yakin tim E-sport yang kami dirikan dapat memiliki peluang besar untuk meraih sukses dan mendapatkan prestasi yang membanggakan di dunia E-sport. Aku cukup bersemangat untuk mulai menjalankan rencana ini dan melihat perkembangan tim tersebut ke depan.
"Baiklah, Melly. Untuk urusan tim atau susunan pemainnya akan aku serahkan padamu," kataku sambil tersenyum. Melly pun tersenyum dan mengangguk setuju.
Aku sekarang sedang bersamanya di tempat baru dibeli yang nantinya akan dijadikan Gaming House. Nanti, Melly dan timnya dapat tinggal di sini serta fokus untuk Aku segera menghubungi Pak Arman, orang yang baru-baru ini diperkenalkan oleh Hana dan Dani. Ia dapat membantuku untuk mendirikan tim E-sport yang diinginkan oleh Melly.
Aku akan bilang urusan dana tidak masalah selama ia dapat mengurus semuanya dengan baik. Aku akan menanyakan kepada Pak Arman tentang rencana dan strategi yang akan dijalankan untuk membangun tim E-sport tersebut. Aku juga akan memastikan bahwa visi dan misi tim tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Melly.
Setelah itu, aku akan bertemu dengan Melly untuk membicarakan tentang hal ini dan mendapatkan persetujuan dan dukungannya. Aku yakin Melly akan senang dan mendukung ide ini karena dia sangat menyukai dunia gaming dan ingin membantu mengembangkan bakat-bakat di bidang tersebut.
Dengan bantuan Pak Arman dan dukungan Melly, aku yakin tim E-sport yang kami dirikan dapat memiliki peluang besar untuk meraih sukses dan mendapatkan prestasi yang membanggakan di dunia E-sport. Aku cukup bersemangat untuk mulai menjalankan rencana ini dan melihat perkembangan tim tersebut ke depan.
"Baiklah, Melly. Untuk urusan tim atau susunan pemainnya akan aku serahkan padamu," kataku sambil tersenyum. Melly pun tersenyum dan mengangguk setuju.
Aku sekarang sedang bersamanya di tempat yang baru dibeli yang nantinya akan dijadikan Gaming House. Nanti, Melly dan timnya dapat tinggal di sini serta fokus untuk latihan dan mempersiapkan diri untuk turnamen E-sport yang akan datang.
"Begitu sepi di sini karena masih belum di tempati," ujar Melly melihat sekelilingnya.
Tanpa pikir panjang, aku langsung merangkulnya dari belakang.
"Sayang, aku ingin mendapat hadiah darimu," kataku berbisik ke telinganya.
Melly sempat terkejut, tapi ia tidak menolak dan aku pun bisa mendapat beberapa SP. Hehe.
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
Setelah mengantar Melly pulang, akhirnya aku bisa kembali ke tempat Sintia. Aku masih harus fokus dengan proyek film kami dan sesekali latihan akting bersamanya.
Aku sampai di rumah Sintia dan langsung menuju ruang kerja kami. Di sana, kami melanjutkan brainstorming dan diskusi mengenai plot film yang sedang kami kerjakan. Sintia sangat antusias dalam mengembangkan ide-ide kreatif untuk film tersebut.
Kami mulai melakukan beberapa adegan latihan di ruang tamu untuk melihat bagaimana nantinya akan terlihat di layar. Aku merasa senang bisa bekerja sama dengan Sintia yang begitu berbakat dan berdedikasi dalam dunia film.
Setelah beberapa jam berlatih, kami akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak. Kami duduk di teras belakang rumah Sintia sambil menikmati secangkir teh hangat. Kami berbincang-bincang mengenai kehidupan sehari-hari dan berbagi cerita lucu.
Saat matahari mulai tenggelam, kami kembali ke ruang kerja untuk melanjutkan proyek film kami. Dengan semangat yang membara, kami bekerja keras hingga larut malam.
"Sayang, apakah ini ada dalam naskah?" tanya Sintia yang heran ketika aku menariknya ke tempat tidur.
"Tidak ada, Sayang. Aku hanya tidak bisa menahan diri lagi untuk menikmati keindahan di depanku ini," jawabku seraya mencium punggung tangannya.
"Oh, baiklah. Mungkin latihan aktingnya kita sudahi saja hari ini," kata Sintia tidak menolak dan paham dengan apa yang ku inginkan.
Aku tidak tahan karena melihat Sintia yang memakai seragam sekolah untuk kostum keperluan syuting film kami nanti. Aku segera merangkulnya, menciumnya, dan merasakan kehangatan tubuhnya. Kami berdua saling menikmati saat-saat intim tersebut, tanpa ada gangguan dari pekerjaan atau proyek film yang sedang kami kerjakan.
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
[Ding]Memanen Madu][+100.000 SP]
Setelah puas menikmati momen tersebut, kami berdua merasa lebih rileks dan semangat untuk melanjutkan proyek film kita. Dengan cinta dan kerja keras, kami yakin film kami akan menjadi salah satu yang terbaik dan sukses di pasaran.
Kami berdua meyakini bahwa dengan kerja keras dan cinta yang kami tanamkan dalam proyek film ini, hasilnya akan memuaskan dan membanggakan. Bersama Sintia, aku merasa lebih bersemangat dan motivasi untuk terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas.
Kami berdua saling bertukar pandangan penuh kebersamaan dan kebahagiaan. Kami yakin bahwa tak ada yang tidak mungkin jika kita berdua bekerja keras dan saling mendukung satu sama lain. Aku bersyukur memiliki Sintia sebagai partner dalam proyek film ini, dan juga sebagai kekasih yang selalu mendukung dan memberi inspirasi dalam hidupku.
Kami berdua menghabiskan malam itu dengan penuh cinta dan kasih, sembari merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk proyek film kami.
"Sayang, aku tidak keberatan andaikan kamu ingin memasukan adegan seperti ini ke dalam film kita, asalkan itu denganmu," kata Sintia tiba-tiba.
"Aku yang keberatan," jawabku tegas. "Aku tak ingin mempertontonkan kemesraan kita."
Sintia sedikit merasa bersalah, tapi aku segera mengelus rambutnya dengan lembut.
"Kamu adalah milikku. Aku tidak rela jika ada pria lain melihat tubuhmu," kataku lebih tegas.
"Aku mengerti," jawab Sintia akhirnya.
Aku kembali bersemangat dan akhirnya melanjutkan aktifitas kami yang terhenti.
Bersambung.
