Uranus dan sang Hakim saja tidak serta Merta di katakan takdir abadi. Tapi mereka tetap berharap di kala melihat bintang jatuh. Demikian pula aku berjuang tanpa lelah mencintaimu.
-Bisik Naga Api mitologi -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makhluk kuno yang di taklukkan
Di dalam peristirahatan, Rumi memikirkan benda apa yang di sukai sang naga. Dia bisa membeli sepasang gelang untuk sang Hakim dan Uranus. Tapi sebagai wanita, sangat mustahil memberikan gelang merah tanda ikatan itu pada seorang pria sekalipun dia hanya makhluk siluman mitologi kuno. Rumi bahkan mengabaikan rasa sakit akibat serangan dari Lincau, dia lebih ketakutan mengajukan pertanyaan penting menanyakan bagaimana perasaan sang naga padanya.
“Rumi, halo!” Gen berteriak dari luar pintu.
“Mengganggu saja, ada apa? Hari ini hari libur, jangan ganggu aku Gen!”
“Kakak senior, kenapa kau terlihat seperti merenungkan Nasib mu? naga api itu lebih menderita, dia kehilangan tubuhnya yang gagah. Percikan api lenyap dan wajahnya lebih murung dari mu. Dia kasian kak, naga yang kesepian. Kenapa tidak di bebaskan saja, sejujurnya aku mau mengundurkan diri dari kandidat urutan ketiga.”
“Semudah itu kau merubah pikiran mu? tapi kau pintar juga, dia kesepian jadi aku harus memberikannya hadiah ini..”
“Apa itu? Tunggu!”
Gen tetap tidak bisa mengejar, Rumi leluasa keluar masuk gua bebatuan. Dia juga bisa menguncai segel dari dalam menggunakan benda pemberian Uranus. Sinyal kedatangan penjaga lain juga terdeteksi.
“Naga api raksasa bagaimana keadaan mu hari ini? Lihat apa yang ku bawa..”
Rumi mengganti pinta miliknya yang terikat di lengan sang naga dengan mainan lonceng pita berwarna Pelangi. Tapi nampaknya sang naga tidak senang mendapatkan benda aneh itu. Sang naga menarik Kembali pita merah milik Rumi, dia meletakkan mainan pita lonceng di telapak tangannya.
“Tidak baik menolak pemberian orang. Walaupun kau tidak menyukainya setidaknya jangan menolak mentah-mentah begitu. Aku hanya mencoba menyenangkan mu!” Rumi cemberut berjalan menjauh.
“Rumi, maafkan aku” suara sang naga menggetarkan hatinya.
“Hahhh! Dia membalas perkataan ku!” gumam Rumi yang masih belum membalikkan tubuh.
Sang naga memakai pita lonceng dengan mengikat di bagian pinggangnya. Dia memegang tangan Rumi, sikapnya yang sama di tiru saat Rumi membujuk dirinya. Mengusap bagian kepala Rumi dengan lembut lalu berkali-kali mengucapkan kata maaf.
“Naga api ini membuat aku gila saja. Ucapan si Gen salah mengatakan si naga api Gila. Dialah yang membuat orang di dekatnya menjadi gila!” gumam Rumi.
“Aku___aku tidak malam naga api raksasa. Jangan terlalu dekat begitu, wanita dan pria yang belum menikah harus memiliki jarak.”
Sang naga api mulai merekam semuanya, apapun nasehat, ucapan dan kebiasaan Rumi. Dia bahkan meminta hal yang tidak pernah di duga Rumi. Menemaninya ke Lautan hijau menuju aliran Sungai.
“Maksudnya kau mau mandi? Atau__ naga api kau jangan salah duga. Kita ini berbeda jenis, kau pergi sendiri. Oh ya aku ingat kau sedang di dalam kurungan gua bebatuan. Lalu…”
“Rumi apa yang kau katakan? Ucapan mu semakin meracau! Duh kenapa aku jadi salah tingkah gini!” batin Rumi.
Dia mengubah gua bebatuan menggunakan kekuatan spiritualnya. Sebelum memindahkan bagian pembatas aliran Sungai, dia meminta sang naga berjanji agar tidak melarikan diri. Makhluk raksasa berotot yang sekarang berwujud manusia itu langsung mengangguk mematuhinya.
“Rumi, kau…”
“Jangan katakan apapun, cepat mandi! Terkurung beberapa hari saja kau bau sekali..”
Rumi yang sedikit malu menjauh dari dinding pembatas bebatuan. Misi menaklukkan siluman naga kuno berujung kebersamaan yang hangat. Rumi bersedia menunggu hingga selesai, sang Naga mengalungkan handuk ke depan dada bidang.
“Naga api, cepat pakai jubahmu. Udara semakin dingin..”
Rumi merawat sang naga dengan sangat baik. Sore menjelang petang, hujan badai dan angin kencang menutup jalan. Rumi membuka kunci segel, dia di Tarik masuk oleh sang naga.
“Di luar sedang badai, tolong tetap tinggal sampai reda..”
Sang naga bergegas merapikan tumpukan selimut hangat, dia lebih melebarkan ruang lalu mendekatkan lentera di atasnya. “Rumi kemarilah, bukan kah kita sepasang kekasih yang sangat dekat?”
“Hahhh? Apa maksud mu naga api? Siapa yang mengajari mu berbicara seperti itu?”
“Uranus mengatakannya, dia benar. Setelah aku mengucapkan kalimat itu tampaknya kau tersipu malu.”
“Huh tega sekali si Uranus! Salah ku juga bertindak berlebihan yang tidak memikirkan sebabnya” gumam Rumi tertawa nyengir.
Di dalam keributan hati Rumi____
Astaga, apakah kini aku di nobatkan menjadi kekasih naga api mitologi kuno? Aku adalah penjaga Tingkat tinggi berdarah negeri awang tapi lihat aku yang di taklukkan naga api. Kenapa jantungku berdegup begini? Tidak bisa di biarkan.
“Naga api, aku tidak bisa berbagi Kasur padamu. Walau selimut membentang sekalipun, wanita dan pria harus mempunyai jarak sebelum menikah..”
“Jadi Rumi, kau mau mengatakan tidak mencintai ku? Apakah kita bukan sepasang kekasih seperti yang di katakan Uranus? Apakah kita tidak bisa menikah?”
“Hahhhh sudah baik lah aku akan coba memejamkan mata dan tidur di bagian paling pinggir. Tetap saja kita harus memiliki jarak karena belum menikah!”
Di dalam ruangan kebesaran wilayah samping Altar padang hijau. Banyu resah berjalan mondar-mandir, dia tidak tenang menunggu kabar dari para penjaga atau anak buah pengikut Seza. Tetap pada pendirian apa yang di layangkan sang hakim. Seluruh jalan seperti terblokir badai yang tidak kunjung berhenti.
“Ada yang aneh antara Rumi dan Uranus. Tapi aku masih di pihak Hakim yang tidak pernah sekalipun mengkhianati negeri ini. Selama ribuan tahun dia mengabdi menggunakan seluruh kekuatannya menyeimbangkan rasi Bintang” gumam Banyu sambil mengetuk dagunya.
Malam yang indah untuk sang naga api, dia tidak lagi merasa terkurung di dalam perangkap para penjaga. Dia merasa tenang di dekat Rumi, sepanjang malam membuka mata memperhatikan apakah Rumi benar-benar tidur nyenyak.
Tidak terduga apa yang di lihat, Rumi menggigil kedinginan meringkuk menekuk bagian lutut. Sang naga mengeluarkan energi meniup api biru. Dia juga menutupi tubuh Rumi dengan selimut miliknya. Sang naga mengeluarkan seluruh tenaga hingga dia membagi dia kekuatan seutuhnya berwujud manusia.
“Rumi, aku tidak sanggup melihat mu kesakitan..” gumamnya.
Dia terbangun membuka mata menghadap sang naga. Rumi berdiri merapikan rambut, suasana hati kacau. Tanpa berpamitan membuka pintu segel gua bebatuan.
“Rumi? Kau semalaman Bersama naga api gila itu? Ya ampun kamu___”
“Jangan berpikir yang aneh-aneh Gen. Dia pria yang baik dan menjaga harga diri wanita.”
“Apa? Kau menyebutnya sebagai pria? Apakah dia sudah menunjukkannya?”
“Dasar bocil junior otak mesum!”
Rumi melemparkan gulungan angin kencang. Gen terbang tidak kuat menahan tubuh terbawa sampai tersangkut di antara cabang pohon. Teriakannya ketakutan minta tolong, kekesalan merajalela mengingat sang naga api mulai mengambil posisi kedekatannya dengan Rumi.
“Aku akan membalasmu naga gila! Beraninya kau mendekati kakak senior ku!”
Naga api sangat lembut dan baik memperlakukannya. Dia memberikan semangkuk madu segar dan memijat telapak kaki Rumi. Terdiam tanpa kata, perasaan yang tidak akan pernah menghilang. Naga api merasakan dirinya mendapatkan hadiah dan anugerah terbesar. Kembalinya sang kekasih yang sangat dia cintai.
Banyu sangat Bahagia berhasil melakukan uji coba dari panduan buku kuno para makhluk spiritual. Di menggendong singa sambil mengusap tubuhnya. Di dedaunan hijau tempat tinggal Rumi dahulu, banyu mengubahnya menjadi bentuk dedaunan raksasa dan di kelilingi berbagai macam bunga yang indah. Dia menyegel tempat itu, sehingga dari pandangan luar hanya tampak berbentuk batu usang.
Meskipun ada banyak adegan aksi yang seru, saya juga berharap ada lebih banyak momen kecil antara karakter untuk mengembangkan kepribadian mereka secara lebih mendalam. Itu akan membuat saya lebih terhubung dengan mereka.
. nggak cocok dia hidup di negeri perbatasan langit dan menjabat kedudukan tinggi.
perjalanan karakter utama, terutama Uranus dan sang Hakim. Bagaimana mereka akan mengatasi semua rintangan dan konflik yang dihadapi? Saya harap ada pembahasan lebih lanjut tentang perasaan dan hubungan mereka.
perjalanan yang liar dan tak terduga melalui labirin pikiran manusia. Meskipun sulit untuk dipahami sepenuhnya, saya menemukan diri saya terpesona dan terdorong untuk terus membaca, mencoba memecahkan misteri yang ada di balik semua halusinasi ini.
Ini adalah cerita yang benar-benar membuat saya terlibat! Saya merasa seperti saya adalah bagian dari petualangan yang sedang berlangsung, dan saya tidak bisa menunggu untuk melihat bagaimana semua konflik akan dipecahkan.
ngeriii
Tepat di persembunyian Donggo, dia merasakan energi gumpalan hitam mulai membentuk sosok lain meminta keinginannya supaya cepat Bersatu menguasai dunia. Namun Donggo tetap menolak, memberikan berjuta alasan agar makhluk hitam menantinya.
jadi dia nggak di jahatin di sakiti di tindas putri iblis dan Donggo lagi.
Rumi bersenang-senang memulai perjalanan, dia memasuki pasar dan mencoba berbagai macam makanan. Ada banyak nilai jual beli yang bisa mengenyangkannya dalam waktu satu tahun. Pertumbuhan rumi yang sangat pesat membentuk utuh dirinya saat pergi menghembuskan nafas terakhir di negeri gurun pasir.