NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sanchia

Beralih ke Sanchia, setelah Sanchia meninggalkan Alaric dan Estrilda dia berjalan ke arah selatan sambil membawa tongkat sihirnya, sambil menundukkan kepalanya Sanchia berjalan di sebuah jalan kecil.

Beberapa menit setelah Sanchia berjalan terlihat ada sebuah permukiman kecil di ujung jalan yang tepatnya berada di daerah terbelakang desa Verlaten.

Pemukiman terlihat sangat berbeda dari pemukiman yang berada di tengah-tengah desa, di pemukiman ini para warganya terlihat lebih kurus dan juga pakaian yang mereka pakai terlihat lusuh.

Beberapa saat kemudian Sanchia memasuki pemukiman itu dan sesampainya di sana terlihat Sanchia disapa oleh beberapa warga lain dan Sanchia juga menyapa kembali warga itu.

Di pemukiman ini walaupun kondisinya terlihat parah namun warga-warga di pemukiman ini terlihat sangat ramah seperti warga yang tinggal di tengah-tengah desa.

Setelah menyapa beberapa warga Sanchia masuk kedalam sebuah rumah yang kondisinya terlihat sangat sederhana, tembok yang terbuat dari kayu dan juga atap rumah yang masih terbuat dari daun.

Saat Sanchia memasuki rumah itu terlihat ada seorang wanita yang sedang berbaring beralaskan jerami yang dibalut dengan beberapa kain di ujung dalam rumah itu.

Kondisi di dalam rumah Sanchia terlihat sangat sederhana, terlihat hanya ada dua buah kasur yang terbuat dari jerami dan juga terlihat ada sebuah dapur kecil yang berada di samping dalam rumah itu.

"Bu, aku pulang" Ucap Sanchia begitu memasuki rumah itu lalu berjalan menghampiri ibunya yang sedang terbaring lemah itu.

"Kamu sudah pulang nak?, bagaimana dengan latihannya?" Tanya ibu Sanchia yang sedang terbaring lemah itu.

"Aku sudah bisa menembakkan beberapa bola api kecil, bu" Ucap Sanchia sambil tersenyum ke arah ibunya.

"Hebat, belajarlah terus nak sehingga kelak kamu akan menjadi petualang yang hebat melebihi Ayahmu dan bisa membantu keluarga kita keluar dari kesusahan ini" Ucap ibu Sanchia dengan senyuman tipis terlihat di bibirnya.

"Aku akan berusaha untuk itu bu" Balas Sanchia.

"Oh iya bu, tadi aku bertemu dengan anak dari Baron Melvil yaitu Baron Alaric saat sedang belajar di dekat pemukiman desa Verlaten" Imbuhnya.

"Baron Melvil ya?, itu mengingatkan ibu pada 11 tahun lalu saat sedang mengandung kamu, dan saat itu usia ibu masih 25 tahun dan pada saat itu ibu, ayah, dan para pengungsi lain sedang berusaha mencari tempat tinggal di desa-desa yang berada di Kerajaan Northumbria, namun mereka semua menolak kita untuk tinggal di desa mereka" Ucap Ibu Sanchia sambil menatap ka atap rumah.

"Tapi saat kami tiba di desa Verlaten Baron Melvil menerima kita untuk tinggal di desanya dengan senang hati dan bahkan dia memberikan kita lahan untuk membuat pemukiman kita sendiri, Baron Melvil adalah orang yang baik, tapi bagaimana dengan anaknya?" Tanya Ibu Sanchia setelah menyelesaikan ceritanya.

"Aku pikir dia juga baik, dia menyapaku lalu berkenalan denganku tanpa memandang aku siapa" Jawab Sanchia sambil memalingkan matanya.

Kembali ke Alaric dan Estrilda yang masih berada di bawah pohon besar itu sambil duduk manis memandangi ladang hijau yang luas.

"Sersan Estrilda, apakah kamu mengetahui sesuatu tentang anak itu?" Tanya Alaric.

"Bisakah anda berhenti memanggil saya menggunakan jabatan militer? Saat ini aku hanyalah seorang pengawal" Ucap Estrilda.

"Kalau bagitu bagaimana jika kamu juga berhenti memanggilku menggunakan gelar bangsawan?" Balas Alaric.

"Jujur saja, sebenarnya aku kurang nyaman bersikap formal, tapi tolong jangan beritahu ayahmu" Ucap Estrilda sambil meluruskan kakinya lalu melepaskan helm besi yang selama ini dia pakai.

"Bagaimanapun dia memang terlihat cantik" Ucap Alaric dari dalam hatinya sambil melihat Estrilda melepaskan helm miliknya.

"Aku anggap kamu setuju Estrilda" Ucap Alaric kepada Estrilda setelah melihat Estrilda meluruskan kakinya lalu melepas helm miliknya.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu sebelumnya, sebenarnya aku juga tidak tahu tentang anak itu tapi mungkin saja dia adalah anak dari seorang pengungsi yang berada di ujung desa Verlaten" Ucap Estrilda.

"Pengungsi yang tinggal di desa Verlaten?, sepertinya wawasan ku tentang desa ini masih sangat minim, pantas saja wajah Sanchia berbeda dari warga yang tinggal di tengah-tengah desa" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

11 tahun yang lalu ada sebuah rumor yang mengatakan akan ada sebuah pemberontakan di sebuah kerajaan yang berada jauh di utara kerajaan Northumbria.

Dan nama kerajaan tersebut adalah Dinasti Sui, pada waktu itu kaisar dari Dinasti Sui memerintah seluruh pasukan militernya untuk membantai semua warganya yang diduga terlibat dalam perencanaan pemberontakan.

Dan pada saat pembantaian itu beberapa warga berhasil melarikan diri dari dari kejaran pasukan militer, dan para warga yang berhasil melarikan diri itu terpencar ke beberapa wilayah, ada yang kabur ke wilayah barat, utara, timur, dan selatan.

Lalu beberapa warga yang kabur ke arah selatan akhirnya tiba di Kerajaan Northumbria melalui jalur laut dengan cara menumpangi beberapa kapal.

Setibanya mereka di desa-desa yang berada di Kerajaan Northumbria, mereka meminta untuk diizinkan tinggal di desa-desa tersebut namun para pengungsi ini selalu ditolak oleh para warga desa.

Selama beberapa bulan berkelana beberapa dari mereka sudah tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan dan pada akhirnya meninggal dan hanya menyisakan beberapa pengungsi.

Pada akhirnya mereka tiba di desa Verlaten lalu meminta Baron Melvil untuk mengizinkan mereka tinggal di desa Verlaten.

Akan tetapi banyak warga desa yang tidak setuju para pengungsi itu tinggal di desa Verlaten dikarenakan para warga khawatir para pengungsi ini akan mengambil lapangan pekerjaan mereka dan akan membuat onar di pemukiman mereka.

Tapi Baron Melvil memiliki keputusannya sendiri, dia mengizinkan para pengungsi untuk tinggal di desa Verlaten dengan senang hati.

Tapi untuk mengatasi kekhawatiran para warga para pengungsi itu diberikan sebuah lahan untuk membangun pemukiman mereka sendiri.

Dan untuk lapangan pekerjaan, Melvil akan terlebih dahulu memprioritaskan lapangan pekerjaan yang tersedia kepada warga asli desa Verlaten.

Walaupun telah mendengarkan penjelasan Melvil beberapa warga masih khawatir para pengungsi itu akan membuat onar.

Lalu dengan berani Melvil bersumpah di depan para warga dan para pengungsi bahwa jika terjadi kekacauan besar di desa Verlaten dan itu disebabkan oleh para pengungsi maka Melvil akan memenggal kepalanya sendiri.

Para warga yang terkejut mendengar pernyataan Melvil hanya bisa terdiam dan akhirnya menyetujui para pengungsi itu untuk tinggal di desa Verlaten.

"Kayanya si Estrilda ini tipe orang yang suka bercerita" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

"Kira-kira seperti itu kejadiannya" Ucap Estrilda.

"Hmmmm begitu ya, tapi bagaimana kamu mengetahuinya? Tanya Alaric sambil menoleh ke arah Estrilda setelah mengusap dagunya.

"Sebelum aku mulai bekerja di desa Verlaten sebagai pengawal Baron Melvil aku pernah membaca sebuah buku di perpustakaan kota yang menceritakan tentang para pengungsi itu" Jawab Estrilda.

"Begitu... Oh sepertinya sekarang sudah sore, ayo kita pulang" Ucap Alaric sambil memandangi langit berwarna oranye.

"Baiklah" Balas Estrilda.

1
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!