Sistem Uang Tak Terbatas
"Maaf, Rian. Aku tidak tertarik dengan pria yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak bisa memberikan kehidupan yang stabil untuk masa depan kita," kata Putri sambil menatapku dengan tatapan prihatin.
Aku merasa hancur dan kecewa. Selama ini aku berjuang dengan segala cara untuk mendapatkan hatinya, namun ternyata semua usahaku sia-sia.
"Aku mengerti, Putri. Maafkan aku karena tidak bisa memberikan yang terbaik untukmu," jawabku sambil mencoba menahan air mata yang ingin menetes.
Memang benar, aku adalah pria miskin dan pengangguran. Namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan berusaha lebih keras lagi untuk bangkit dan memperbaiki keadaanku.
Namun, sebuah mobil sport tiba-tiba berhenti di dekat kami dan kaca jendelanya terbuka, memperlihat seorang pria kaya dan sombong di dalamnya. "Hey, bro. Bukankah kau baru saja dipecat dari tempatmu bekerja? Bagaimana kalau kau kerja jadi tukang kebun di rumahku saja," katanya sambil tertawa merendahkan.
Bagaimana bisa dia tahu aku sudah dipecat? Sepertinya aku sekarang tahu alasan mengapa tiba-tiba aku dipecat. Tapi, aku benar-benar tidak dapat membalasnya sekarang.
Dia adalah Kevin, pacar barunya Putri. Aku merasa marah dan terhina, namun aku juga merasa semangat untuk membuktikan bahwa aku bisa lebih dari apa yang dia pikirkan. Aku pun menjawab dengan tenang, "Terima kasih atas tawaranmu, Kevin. Aku akan mencari pekerjaan yang lebih baik daripada menjadi tukang kebunmu."
Dengan langkah tegar, aku berjalan pergi dari tempat itu. Aku tahu perjalananku tidak akan mudah, namun aku yakin bahwa aku bisa meraih kesuksesan dengan kerja keras dan ketekunan. Wanita yang ku cintai mungkin sudah memilih orang lain, namun aku yakin suatu hari nanti akan ada orang yang akan menghargai dan mencintai aku apa adanya.
Ketika aku pulang ke tempat aku ngekos, pemiliknya datang dan menagih bayaran sewa bulanan. Aku dengan terpaksa memberikan sisa uang yang aku punya, namun dia menatapku dengan sinis dan berkata, "Kamu ini masih hutang biaya sewa untuk 2 bulan sebelumnya. Kapan kamu ingin membayarnya? Sebaiknya, kau harus segera mencari pekerjaan baru agar bisa membayar hutangmu padaku."
Aku merasa terpukul dengan perkataannya, namun aku juga sadar bahwa kritiknya itu mungkin benar adanya. Aku harus segera bergerak dan mencari pekerjaan yang bisa membuatku bangkit dari keadaan ini.
Malam itu, aku duduk di kamar kosanku dengan penuh tekad dan motivasi. Aku membuka laptop dan mulai mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku. Aku pun membuat rencana dan langkah-langkah untuk mencapai kesuksesan yang aku impikan.
Aku belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun aku yakin bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan tekad yang kuat, aku akan mampu merubah nasibku. Wanita yang dulu aku cintai mungkin sudah pergi, namun aku yakin bahwa akan ada wanita yang akan mencintai dan mendukungku dalam keadaanku yang sekarang.
Aku adalah anak yatim piatu dan akhirnya diusir setelah ayah angkat yang mengadopsiku meninggal. Akhirnya, aku berhenti kuliah dan mencoba mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Namun, aku tiba-tiba dipecat meski baru beberapa hari diterima kerja. Aku tidak tahu alasannya, tapi aku curiga bahwa semua ini adalah ulah Kevin.
"Putri saja tidak tahu bahwa aku baru saja dipecat kemarin, kenapa Kevin tahu?" pikirku.
Sejak Kevin mendekati Putri dan mengetahui aku sedang mengejarnya, ia selalu berusaha membuat hidupku sulit. Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan bangkit dari keterpurukan ini dan membuktikan bahwa aku bisa sukses dan merubah keadaanku yang menyedihkan.
[Ding][Sistem uang tak terbatas aktif]
"Eh, apa ini? Kenapa ada layar aneh muncul di depanku? Apakah aku sedang berhalusinasi?"
Nama : Rian Pratama.
Usia : 20 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Status : Pengangguran.
Saldo Sistem : 1 triliun Rupiah.
Saldo Pribadi : 50.000 Rupiah.
"Saldo sistem ini apa?"
[Saldo sistem adalah uang yang diberikan sistem untuk modal Anda membalikan keadaan]
Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. 1 triliun rupiah! Itu jumlah uang yang sangat besar. Aku tidak tahu dari mana uang ini berasal, namun aku yakin bahwa ini adalah kesempatan bagiku untuk merubah hidupku.
Aku pun mulai merencanakan langkah-langkahku untuk memulai usaha sendiri. Aku tidak akan lagi bergantung pada orang lain, aku akan menjadi orang yang sukses dan mandiri.
Aku mulai melakukan riset tentang jenis usaha yang ingin aku jalankan. Aku ingin membuktikan pada semua orang, termasuk Kevin, bahwa aku bisa menjadi seseorang yang sukses meskipun dari awal aku sudah diberi label sebagai pria miskin dan menyedihkan.
Dengan uang sebanyak ini, aku yakin bahwa aku bisa membangun bisnis yang besar dan sukses. Aku akan bekerja keras untuk mencapai impianku dan membuktikan bahwa aku bisa menjadi seseorang yang berharga.
Namun, sistem ini menuntut aku untuk menjalankan sebuah misi agar membalas orang-orang yang sombong dan suka meremehkan orang lain dengan menggunakan uang tersebut.
Nantinya, 1 juta uang saldo sistem yang dihabiskan dalam misi akan dikonversi menjadi uang 10 ribu dan masuk ke saldo pribadi milikku. Dengan kata lain, uang saldo pribadi itulah yang benar-benar menjadi milikku dan aku bebas menggunakannya.
Pada misi pertama, sistem langsung memberiku misi untuk membalas Kevin dan Putri. Sistem memberitahu di mana lokasi mereka dan aku harus segera mengikuti ke sana.
"Apa aku harus benar-benar masuk ke toko pakaian ini?" ucapku ragu.
Di dalam, Kevin pasti sedang ingin membelikan pakaian mahal untuk Putri.
"Hey gelandangan, kau tidak boleh masuk!" ucap penjaga toko langsung mencoba mengusirku.
"Seperti inikah pelayananmu pada pembeli yang datang untuk berbelanja? Aku ke sini untuk membeli beberapa pakaian baru dari tokomu," jawabku dengan tegas.
Namun, penjaga tersebut tampak meragukanku saat melihat penampilanku yang lusuh. Untungnya, aku dibantu oleh teman satu kampusku, Laura, yang kebetulan berada di tempat ini.
"Lelaki ini adalah temanku dari kampus. Tolong biarkan dia masuk," ucap Laura sambil mencoba menarik tanganku masuk ke dalam toko.
"Nona, apa kau bisa menjaminnya bahwa orang ini tidak akan mencuri?" tanya penjaga toko masih menatapku sinis.
"Ya," jawab Laura dengan tegas.
Setelah berhasil masuk, aku berjalan dengan mantap menuju ke bagian toko tempat di mana Kevin dan Putri berada. Mereka terlihat tengah asyik memilih-milih pakaian. Aku mendekati mereka dengan hati yang penuh dendam dan tekad untuk membalas semua perlakuan buruk yang pernah mereka berikan padaku.
"Apa yang kau lakukan di sini, Rian? Apakah kau masih belum menyerah untuk mengejar Putri?" tanya Kevin dengan nada mengejek.
"Siapa yang ingin mengejar wanita murahan itu? Aku ke sini bersama Laura untuk belanja pakaian baru," jawabku dengan tegas.
Aku pun langsung bergerak, mengambil beberapa pakaian dengan harga yang sangat mahal dan berniat membayarnya dengan uang yang diberikan oleh sistem.
"Apa yang kau lakukan, Rian? Apa kau pikir dirimu sanggup membayar semua ini?" tanya Putri dengan tatapan meremehkan.
"Apa kau ingin mempermalukan dirimu hanya demi menarik perhatian Putri?" ujar Kevin dengan nada mencemooh Rian.
Aku tidak peduli dengan pendapat mereka berdua dan segera mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam yang diberikan oleh sistem. Kevin tampak terkejut melihatnya, tapi ia menuduh bahwa kartu kredit tersebut adalah palsu.
"Mana mungkin orang miskin sepertimu memiliki kartu eksklusif yang hanya dimiliki oleh orang-orang dari kalangan kelas atas," ujarnya dengan sangat yakin.
"Kau benar, Sayang," kata Putri yang tampak percaya pada ucapan Kevin dan tidak sabar ingin melihat aku dipermalukan.
"Kalian berdua sangat bodoh!" kata Laura yang akhirnya angkat suara. "Aku sangat yakin bahwa kartu hitam milik Rian adalah benar-benar asli."
Putri langsung membalas ucapan Laura dengan kesal, "Kau itu tidak tahu bahwa Rian adalah seorang anak adopsi di keluarga Pratama!"
"Meskipun keluarga Pratama adalah keluarga yang cukup berada, tapi Rian sudah diusir dan ia tidak memiliki apapun sekarang!" tambahnya.
"Mungkin Laura berpikir bahwa Rian berasal dari keluarga berada," jawab Kevin dengan nada sinis.
Melihat mereka menggertak Laura, darahku mulai naik dan akhirnya memutuskan untuk membeli seluruh barang yang ada di toko ini.
"Nona, tolong hitung berapa total biaya semua barang yang dijual di toko ini," ucapku pada penjaga kasir. "Saya akan memborong semuanya."
"Sampai kapan kau akan bersandiwara?" tanya Kevin masih berpikir kartu kredit milikku itu palsu.
"Abaikan saja mereka dan cepat gesekkan kartunya," ujarku pada penjaga kasir.
"Kamu yakin ingin membeli semuanya?" tanya Laura tampak khawatir.
"Ya," jawabku. "Aku akan memberikan semua barang yang aku beli dari toko ini untukmu."
Ketika penjaga toko tersebut memindai kartu kreditku dan melihat jumlah saldo yang sangat besar, ia pun meminta maaf dan memperlakukan aku dengan sopan.
"Sekarang bagaimana, Sayang? Apa kau masih ingin mempermalukan Rian?" tanya Laura pada Putri dengan tajam.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ling Indra
semangat
2024-03-21
1
Edi Sudrajat
kalau bisa kata kata yang berakhirnya "ku" kurangi
2024-03-10
0
🏘⃝Aⁿᵘ≛🦆͜͡ᶍᷢɪⷪḛⷱᴙⷶḁᷞ𝐧ᷤ࿈°👻ᴸᴷ
persaingn materi🤔
2024-02-28
1