Sequel The Mantans dan Merried by Order
Valleta Atria Praja anak pertama pasangan Vita dan Mamat berusia dua puluh lima tahun, cantik, pintar dan juga mapan. Diusianya yang sekarang Letta dituntut oleh mommynya untuk segera menikah karena sang mommy yang sudah berusia senja itu takut tak bisa menyaksikan dirinya menikah, apalagi dia sudah dilangkahi oleh adik lelaki satu-satunya yang sudah duluan menikah. Disaat kondisi seperti ini sayangnya Letta baru putus cinta dengan sang pacar karena sang pacar minder dengan status sosialnya. Disaat dia sedang frustasi karena ditinggal oleh pacar dan dituntut menikah itu, justru ia dipertemukan dengan Devano anak Gelsey dan Satria, cowok yang berusia jauh lebih muda darinya, mereka di tangkap basah saat tengah malam Letta berduaan dengan Devano di rumah cowok karena baju Letta yang basah kuyup karena hujan yang tiba-tiba mengguyur deras di daerah itu. Dan mereka akhirnya dipaksa menikah oleh warga disana.
Ikuti IG ku 16_rens
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
Motor Devano menepi di depan tenda penjual sate.
"Turun mbak."
Letta menegang, seumur-umur dia tak pernah naik motor, bukannya Letta sombong ya, tapi sejak kecil memang dia dan Vetsa dilarang naik motor.
Meski pada akhirnya Vetsa nekat meminta untuk dibelikan motor, Letta tetap tak suka naik motor, karena Vetsa mengendarai motornya ugal-ugalan persis Devano begini.
"Kenapa?" tanya Devano ketika tak merasakan gerakan Letta.
"Nggak pernah makan di tempat ini?" tanyanya lagi.
"Lo bikin gue jantungan Dev!" Letta turun dari boncengan tak lupa ia menabok punggung lebar sang suami karena mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
"Makanya pegangan kalo bonceng itu." Devano tertawa lepas melihat wajah Letta yang pias memucat.
Masih dengan bibir manyun, Letta memasuki tenda itu dan duduk di barisan belakang.
"Pak sate ayamnya dua ya," kata Devano di depan mang sate langganan.
"Oke mas, mbak nya pake lontong satu juga?" tanya mang sate sambil menyiapkan pesanan Devano.
"Pake in aja ntar kalo nggak habis biar aku habisin."
"Tumben boncengin cewek mas, pacar?" tanya mang sate yang sudah jadi langganan Devano sejak dulu, di samping satenya enak tidak pelit daging dan bumbu, mama Gelsey saja sampai ketagihan.
"Bini pak," jawab Devano sambil ngeloyor pergi.
Mang sate melongo mendengar jawaban Devano, sejauh mengenal cowok ganteng itu, tidak pernah ia melihat Devano mengajak perempuan makan di warungnya.
"Kenapa manyun aja sih? Nggak suka makan di tempat kayak gini?" tanya Devano sambil mengulum senyum geli melihat Letta cemberut.
"Aku kesel kamu boncengin kayak tadi!" ketus Letta sambil melengos.
Devano gemes, bener-bener gemes, Letta itu dewasa umurnya, jaraknya pun tujuh tahun lebih tua dari Devano, tapi entah kenapa kalau sedang merajuk ngegemesin nya lebih dari bocah lima tahun.
Devano mencondongkan badannya lalu mengecup pipi kiri Letta yang ada di depannya, lagi melengos ke kanan jadi pipi kirinya melambai minta di kecup oleh Devano.
"Devano!" Letta panik, pasalnya beberapa pengunjung melihat adegan tadi dan melengos dengan wajah memerah antara baper atau mungkin jengah dengan kelakuan mereka.
"Makanya jangan manyun aja sayang." goda Devano.
Tak lama mamang sate datang membawa pesanan mereka."Pantes nggak pernah pacaran, bininya cakep gini," puji mang sate meletakkan dua piring sate di hadapan mereka.
"Lo kok ngaku kalo gue bini lo?" tanya Letta sambil menatap sepiring sate di depannya tanpa minat, bukan karena sok, tidak bisa makan makanan pinggir jalan, hanya saja hari telah terlalu malam, apa kabar dengan kalori yang menumpuk dari sate dan lontong itu.
"Emang bini kan? Masak bilang selingkuhan," ucap Devano santai sambil menarik daging ayam dari tusuknya.
"Lo nggak makan? Nggak doyan?" tanya Devano melirik Letta yang belum juga memakan makanannya.
"Ini berapa kalori yang masuk Dev? Malem-malem lo suruh makan segini banyaknya," gerutu Letta akhirnya mengambil satu tusuk sate dan mulai memakannya.
"Badan tipis kayak triplek gitu masih takut makan, gendutin dikit, biar berisi kan tambah seksi." Ucapan santai Devano itu terdengar oleh pengunjung yang kebanyakan Ibu-ibu itu mengulum senyum.
Letta tak menyahut, dalam hati memaki suami berondongnya itu, namanya bocah kan jadi kalau bicara tak perlu mikir panjang dulu, asal nyablak saja.
Namanya juga perempuan, mana mau dia menghabiskan sepuluh tusuk sate dengan satu buah lontong untuk menu makan malamnya yang sudah sangat ketelatan.
Akhirnya Devano jua yang menghabiskan sisa sate Letta sampai tandas.
Dengan perut yang terasa hampir meledak karena kekenyangan, Devano menyandarkan badan di kepala ranjang.
Letta masih berada di dalam kamar mandi, sudah setengah jam lebih dan Letta belum juga selesai, padahal tak ada penghangat air disana, apa tidak kedinginan mandi lama-lama dengan air dingin.
Baru mau diketuk, tuh istri sudah nongol duluan, memakai piyama celana pendek.
Devano menggerutu dalam hati, di matanya Letta begitu seksi dan menawan, baru beberapa hari mengenal Devano langsung saja jatuh cinta, apalagi si wanita suka tanpa sadar memakai baju rumahan yang membuatnya semakin menawan.
Letta mencari sesuatu di dalam tasnya, tak lama kemudian dia menyerahkan kembali kartu debit berwarna hitam itu kepada Devano.
Devano mengeryit."Kenapa dipulangin?"
"Lo aja yang pegang, gue merasa tak ada hak menerima ini." Letta tetap menyodorkan kartu itu kepada Devano, bayangan Devano bergandengan tangan dengan perempuan lain kembali melintas di otak Letta.
"Itu kan nafkah mbak, kok lo pulangin ke gue?" tanya Devano dengan alis menaut.
"Gue punya gaji Devano, lo simpen aja, takutnya lo perlu." Letta tetap bersikeras mengangsurkan kartu itu ke suaminya.
Cemburu? Letta bukannya cemburu, Letta hanya merasa tak dihargai, terikat dalam pernikahan tapi masih jalan sama cewek lain itu menjatuhkan harga diri pasangannya.
Mungkin saja Letta yang merebut disini, karena dia masuk dalam kehidupan Devano juga karena dipaksa dan Letta tak ingin menyalahkan Devano atau cewek tadi.
Devano mendengus kesal, rasa kantuk yang tadi datang tiba-tiba pergi entah kemana, dia melirik kartu yang masih disodorkan Letta itu, ada rasa kesal karena Letta menolak nafkah darinya.
Devano bangkit, memakai celana panjang dan mengambil jaket lalu bersiap pergi, Devano tersinggung.
"Taruh aja di atas nakas, gue pergi dulu." Tanpa menunggu jawaban Letta, Devano pergi dengan memacu kendaraannya menuju markas.
Letta termangu melihat Devano pergi meninggalkan dirinya.
'Kan harusnya seneng, gue nggak otak-atik duitnya, kok malah dia marah sih? Dasar abege labil! ' Batin Letta dalam hati.
Devano masuk ke rumah Monty, sudah ada Ali dan Jason disana.
"Hei Dev, ngapain lo kemari?" tanya Ali mem-pause game nya.
"Kirain lagi ke*on ama bini lo!" ledek Jason.
"Bacot padaan!" sembur Devano kesal.
"Monty mana?" tanya Devano.
"Lagi di atas ama ceweknya," jawab Jason santai.
"Kena penyakit baru tahu rasa!" ucap Devano dengan nada dingin.
"Lo udah unboxing bini lo Dev?" tanya Ali sambil menaik-turunkan alisnya.
"Belumlah, baru juga kenal."
"Jelek apa cakep?"
"Cakeplah, kalo nggak cakep ogah gue suruh ngawi***!"
"Anjirrr!!!!"
"Siapa sih? Kenalin dong." Jason penasaran.
"Suaranya sih merdu tapi terdengar tegas, nggak menye-menye, pas sih kalo jadi pendampingnya Devano, daripada si Freya mending ini." Tebak Ali tepat sasaran.
"Terus ngapain lo kemari, bukannya nemenin bini?" tanya Jason kepo.
"Kesel gue, masak gue kasih nafkah dipulangin, bilangnya punya gaji sendiri," jawab Devano ketus.
"Emang bini lo kerja?" Jason semakin penasaran.
"Direktur keuangan di PT Aurora Indah Persada," jawab Devano santai.
"What!!" teriak keduanya bersamaan.
"Bangs** becandanya kelewatan!" maki Jason emosi,
"Terserah lo pada mau percaya atau nggak, kenyataannya memang kayak gitu kok!" sahut Devano lalu mulai memejamkan mata.
kn udh tau ukurannya beliin softex juga mau,,,bojo yg pergi bini nitip gak papa kali
eh karena waktu hamil di bungsu GK makan nasi eh anak ku juga GK mau makan nasi sampe skrg ...kalo di kasih nasi jejeritan...ampun dah ..
suami bilang biar lah itung" itu hadiah Krn dia pernah jadi orang kepercayaan Aa'..salah benar GK bakal ketuker ...kita cuma bisa pasrah ..kalo masih rezeki ntar jg di ganti sama Allah. ...seikhlas itu suami ku ...mewek aku denger nya ....love you my husband 🥰