Tuan Dave Anderson dalam usianya yang terbilang muda, dirinya sudah mempunyai segalanya. Pemimpin Intel Group itu memiliki karier yang sangat sukses, harta berlimpah, dan otak yang cerdas. Tapi semua yang di milikinya itu percuma, karena di dalam hidup Dave tidak akan pernah ada kata hubungan cinta.
Jingga gadis yatim piatu yang sangat berani, masuk kedalam kehidupan Dave Anderson. Akankah sosok Jingga bisa membuat seseorang Dave Anderson mau menjalani sebuah hubungan?
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Mansion Anderson.
Jingga yang sudah pulang lebih dulu ke mansion milik tuan Dave. Di perintahkan oleh Jo, untuk menunggu tuannya di ruang keluarga. "Kenapa pekerjaan ku hanya menunggunya? Di kantor tuan Dave, aku menunggu di atas sofa tanpa mengerjakan apa pun. Lalu di dalam mansion, aku harus menunggu Tuan Dave di ruang keluarga." Gerutu Jingga, menghela napasnya dengan berat.Tanpa terasa waktu terus berlalu, dan entah sejak kapan Jingga mulai tertidur di atas sofa. Melupakan tugasnya yang harus menunggu kedatangan tuan Dave.
Sementara Dave yang baru pulang dari kantornya, berjalan masuk kedalam mansionnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat Jingga yang tertidur di atas sofa. Keningnya berkerut saat melihat pemandangan yang tidak pernah dilihat olehnya. Ada seorang wanita tertidur diruang keluarga miliknya.
"Kenapa dia tidur di sini?" tanya Dave dengan suara datarnya.
"Maaf tuan, bukanya anda yang memerintahkan nona Jingga untuk menunggu di ruang keluarga?" Pak Tri balik bertanya dengan wajah yang bingung.
Dave terdiam sesat, lalu menghela napasnya. Dave lupa jika tadi memerintahkan Jo, untuk menyuruh Jingga menunggu dirinya di ruang tengah. Awalnya Dave memang ingin pulang lebih cepat, untuk bertanya soalnya Mike pada Jingga. Namun saat ia akan pulang, tiba-tiba ada masalah kantor yang sangat penting yang harus diselesaikannya hari itu juga.
Dengan perlahan Dave berjalan kearah Jingga, lalu mengangkat tubuh wanita itu dengan hati-hati. Dave tidak ingin Jingga sampai terbangun dari tidurnya.
Pak Tri yang melihat tuan Dave menggendong Nona Jingga, dengan cekatan berjalan lebih dulu kearah kamar nona Jingga, untuk membuka pintu kamarnya.
Dave berjalan masuk kedalam kamar tersebut, lalu menaruh Jingga dengan perlahan di atas tempat tidur. Setelah diletakkan di atas tempat tidur, Jingga terlihat melenguh dengan merentangkan kedua tangannya lalu tertidur kembali dengan nyenyak.
"Kenapa aku selalu ingin di dekatmu? Dan kenapa aku sangat ingin memilikimu?" gumam Dave dalam hati. Tangannya mengusap pipi mulus Jingga yang terlihat chubby dan menggemaskan.
Pak Tri yang sedari tadi melihat apa yang dilakukan oleh tuan mudanya, terhadap Nona Jingga. Mulai merasa sangat yakin jika tuan Dave mempunyai perasaan lebih pada Nona Jingga. "Mudah-mudahan Nona Jingga bisa menghilangkan rasa trauma di dalam tuan Dave." Gumam Pak Tri dalam hati, dengan sebuah senyuman tulus. Pak Tri tahu betul kalau tuan Dave, selama ini sangat kesepian sejak kematian kedua orangtuanya dan sejak putus dari wanita yang sangat dicintainya.
...🍀🍀🍀...
Intel Group.
"Tuan, kenapa aku hanya duduk diam seperti ini?" tanya Jingga dengan wajah yang kesal, karena lagi-lagi ia harus duduk diam di atas sofa di ruang kerja tuan Dave.
"Kau ingat dengan tugasmu?" tanya Dave, dengan menghela napasnya. Karena ini sudah ketiga kalinya Jingga protes kepadanya. Hingga membuat kepalanya serasa ingin pecah.
"Aku harus menuruti semua yang di perintahkan oleh Tuan Dave." Cicit Jingga.
"Kalau kau sudah tahu, kenapa kau masih protes?" Dave berkata dengan suara datar, namun dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.
"Aku .. " Jingga terdiam, lalu menundukkan kepalanya dengan wajah yang bersedih. Namun wajah sedih itu hanya sesaat, saat dirinya mempunyai sebuah ide. "Tuan boleh aku ..."
"Tidak boleh .. !" Jawab Dave, dengan cepat memotong pembicaraan Jingga.
"Ish, kenapa kau bilang tidak boleh? Padahal aku belum mengatakan apa pun padamu!" Jingga mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung.
"Aku tahu pasti yang ada di kepalamu itu! Kau ingin meminta ijin keliling di perusahaanku seperti kemarin!" Dave menatap tajam pada Jingga yang terlihat terkejut.
"Eh buset, kenapa dia bisa tahu apa yang ada di dalam pikiranku?" gumam Jingga dalam hati, sambil menelan salivanya dengan susah. "Tuan Dave itu benar-benar orang yang sangat aneh, sudah galak, suka memerintah orang dengan seenaknya, gay pula, dan sekarang dia itu seperti seorang cenayang." Jingga bergidik ngeri sendiri, ia mulai merasa takut berada di samping tuan Dave.
Mendengar tidak ada bantahan lagi dari bibir Jingga, membuat Dave tersenyum penuh kemenangan. Sebenarnya Dave tidak ingin membawa Jingga kembali ke kantornya, karena ia tidak mau kejadian Jingga bersama Mike terulang dengan pria lain. Namun niat itu diurungkannya, karena ia pun merasa tidak ingin jauh dari Jingga. Itu sebabnya Dave tetap mengajak Jingga kekantornya, namun mengurungnya di dalam ruangannya.