"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Penyerangan Part 2
Deg
semua orang langsung terhenti tak kala melihat akan jika para orang-orang itu tengah
menyandra seseorang.
orang yang mereka sandra adalah bukan orang biasa melainkan seorang Putra Mahkota dari Kekaisaran Hang yang dimana
kekuasaannya sama dengan Kekaisaran Zhu baik itu dari segi ekonomi, segi kekuatan, segi lahan dan sebagainya.
sudah bertahun-tahun Kekaisaran Hang dan Kekaisaran Zhu bersahabat dan tidak saling
menyerang.
" A-Ayahanda to-tolong," Putra Mahkota itu langsung saja menatap ke arah orang tuanya
dengan tatapan memelas.
" Mundur Kalian Semua! Jika Tidak Maka Anak Ini Benar-benar Akan Mati Di Mata Pedangku," gertak orang itu yang menempelkan pedangnya ke arah leher sang Putra Mahkota.
sontak saja hal itu membuat semua orang langsung kaget bukan main, mereka tak
menyangka jika memang saat ini seorang Putra Mahkota telah di tahan oleh sekelompok orang itu.
" Apa Yang Kau Inginkan? Lepaskan Putraku!" bentak Kaisar Hang yang benar-benar murka melihat akan putranya yang di sandra oleh orang orang itu.
" Bisa Saja Aku Melepaskannya Tapi Dengan Syarat Bawa Kepala Salah Satu Dari Mereka!" orang itu menunjuk ke arah Putra Mahkota Gu Lian dan Pangeran Kedua Jun Hui.
"KAU... " Kaisar Zhu menatap tajam ke arah orang yang sedang menyandra akan Putra Mahkota dari Kekaisaran Hang.
Kaisar Zhu tak menyangka jika orang itu akan melakukan hal itu di tambah Kaisar Hang
terlihat bimbang tapi ia tak bisa kehilangan Putranya begitu saja apalagi ini adalah Putra
Mahkota.
ia memang masih memiliki putra lain darii
selirnya tapi tetap saja Putra Mahkota adalah anak kesayangannya.
" Serang Dia Dan Bawa Kepalanya Di Hadapanku Sebagai Tebusan Akan Nyawa Putra Kecil Mu Ini," ucap lantang pria itu.
Kaisar Hang menatap ke arah Kaisar Zhu yang hanya menatapnya dengan tatapan
dingin dan datar.
" Aku Mengerti Akan Posisimu Jika Memang Kamu Ingin Menyelamatkan Putramu, Akan Tetapi, Seperti Yang Kau Lakukan, Aku Juga Akan Melakukan Hal Yang Sama, Aku Akan Melindungi Kedua Putraku Sampai Titik Darah
Penghabisan," tekan Kaisar Zhu yang membuat semua orang tertegun begitu juga Kaisar Hang.
Kaisar Hang menatap Kaisar Zhu yang kini sudah berada di depan Putra Mahkota membuat Kaisar Hang tak punya pilihan lain selain menyerang karena ia tak akan membiarkan orang lain menyakiti putranya.
" Maafkan Saya Kaisar Zhu," ucap Kaisar Hang yang mencabut pedangnya hingga ia mendekati Pangeran Kedua.
jika memang targetnya adalah Putra Mahkota tapi di halangi oleh Kaisar Zhu maka dia akan
berpaling kepada Pangeran kedua yang jarak keduanya lumayan jauh.
" Tunggu!" pria itu langsung menghentikan langkah Kaisar Hang yang membuat orang
kembali terdiam dengan ketakutan yang semakin menjadi-jadi.
" Aku Dengar Di Istana Ini Ada Putri Terbuang. Dimana Dia?" tanya pria yang menyandra Putra Mahkota dari kekaisaran Hang.
" CARI ANAK ITU LALU BAWA DIA DALAM KEADAAN HIDUP-HIDUP, LUMAYAN UNTUK DI JADIKAN WANITA PENGHIBUR NANTI," ucap pria itu yang langsung tertawa terbahak-bahak.
Pangeran Kedua dan orang-orang yang menjadi anak buah An Yue langsung mengepalkan tangannya dengan kuat.
tatapan mereka bahkan menajam seperti sebuah mata pedang yang bisa mencincang habis tubuh lawannya.
Syyuuttt...
Sreetttt..
Bruukkkk...
sosok wanita muda tanpa ragu melesat ke arah pria itu dengan melemparkan belati di
pinggangnya hingga pria itu mundur dan dia memiliki kesempatan untuk menarik Putra Mahkota itu dari pria itu.
wanita itu bahkan tak peduli langsung melempar asal Putra Mahkota itu.
" BRENGSEK APA YANG..."
" KAU YANG BRENGSEK SIALAN! BERANI KAU MEMILIKI PIKIRAN KOTOR ITU PADA NONA KU? AKU INGIN LIHAT SIAPA YANG
BERANI MENYENTUH NONAKU MAKA AKAN AKU CINCANG TUBUHNYA SAMPAI HABIS," ucap wanita muda itu yang tak lain adalah Jingmi.
Jingmi yang sejak awal mengawasi sekitar, mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu
membuat darahnya mendidih.
ia bersama lainnya berusaha keras memuliakan dan memberikan banyak kasih
sayang pada An Yue tapi di depannya itu dengan seenak jidatnya untuk menjadikannya
wanita yang hina membuat amarah Jingmi tak lagi bisa di bendung.
" WANITA SIALAN, APA YANG KAU LAKUKAN PADA ANAK BUAHKU!" bentak seorang pria yang langsung menyerang Jingmi dari arah
samping.
Tak
Hap
Jingmi dengan tenang memutar tubuhnya ke atas lalu menjadikan bahu pria itu sebagai tumpuan agar ia bersalto dan melompat di dekat An Yue yang masih berdiri dengan pedang merah di depannya.
" Persetan Dengan Identitasku, Aku Harus Membunuh Mereka Semua," batin An Yue yang merasakan gejolak lain dari tubuhnya yang sepertinya berusaha untuk
mengendalikannya untuk menyerang mereka dengan brutal.
" Jingmi, Pria Mana Yang Melukai Gege Hui?" tanya An Yue dengan suara dingin tapi karena suasana dalam aula itu sepi membuat mereka bisa mendengar jelas apa yang
dikatakan oleh An Yue.
" Itu...Pria Yang Saya Serang Tadi Adalah Orang Yang Melukai Pangeran Kedua Beberapa Hari Lalu Saat Ia Sedang Menuju
Istana," terang Jingmi yang menunjuk akan pria yang menyandra Putra Mahkota
Kekaisaran Hang sebagai orang yang melukai Pangeran Kedua.
An Yue yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh Jingmi menyeringai dingin
hingga berjalan ke arah pria itu.
" Rupanya Kau...Kebetulan Karena Aku Baru Saja Mengasah Belatiku Ini Bagaimana Jika Aku Menjadikan Mu Sebagai Percobaan Pertama," kata An Yue dengan senyum miring
sebelum melesat menyerang orang itu dengan ganas.
" HAHAHA KALIAN AKAN MENERIMA AKIBATNYA KARENA SUDAH BERANI
MENGUSIK KAMI, SEBENTAR LAGI ISTANA
INI AKAN HANCUR," ucap pria dengan topeng bajak lautnya.
sebenarnya bukan topeng bajak laut juga hanya saja modelnya sama, pria itu menutup satu matanya dengan kain hitam seperti yang ada di gambar gambaran bajak laut.
" Paman, Aku Ingin Bilang Jika Sebenarnya Yang Hancur Itu Bukan Istana Tapi Markas
Paman, Soalnya Semua Bahan Mesiu Yang Paman Beli Buat Menghancurkan Istana Ini Telah Aku Kembalikan Di Markas Paman Dan Aku Meletakannya Di Beberapa Ruangan Seperti Gudang Penyimpanan, Dapur Dan Bangunan Lainnya Hehe." An Yue dengan santainya membeberkan apa yang sudah dia perbuat pada markas kelompok tengkorak hitam.
" APA?" terlihat jika orang yang memimpin akan penyerangan itu kaget dengan apa yang dia dengar.
namun, apa yang dikatakan oleh An Yue justru di anggap angin lalu dan mereka semua justru tertawa terbahak--bahak karena menganggap apa yang dikatakan oleh An Yue hanya semata ancaman biasa yang dilakukan oleh anak kecil.
tanpa mereka sadari jika apa yang dikatakan oleh An Yue adalah kebenarannya yang
memang dia lakukan pada markas mereka.
" BUNUH MEREKA SEMUA!" teriak Kaisar Zu yang sudah sangat muak pada orang yang menghancurkan pesta yang dia buat.
dengan wajah datar dan aura penuh penekanan Kaisar Zhu mencabut pedangnya lalu melesat menyerang kelompok itu di ikuti oleh pasukan lainnya begitu juga dengan Putra Mahkota dan Pangeran Kedua yang ikut turun tangan langsung.
para tamu langsung di lindungi oleh pengawal dan penjaga lainnya di dalam
ruangan itu lalu di arahkan untuk ke kediaman yang telah di siapkan hingga kini yang berada
di dalam ruangan aula itu hanya tersisa mereka yang memang bertarung salah satunya adalah An Yue bersama anak buahnya.
Trang
Trang
Jleb
Pangeran Kedua membulatkan mata saat melihat ke arah Putra Mahkota yang terkena akan tusukan anak panah di lengan kirinya.
melihat akan hal itu Pangeran Kedua mempercepat akan serangannya hingga sampai di dekat Putra Mahkota.
" Kau Tidak Apa-apa?" tanya Pangeran Kedua yang membantu Putra Mahkota bangun.
" Aku Tidak Apa-apa," jawab Putra Mahkota yang menajamkan matanya menatap dingin pada orang-orang yang ada di depannya itu.
" Gege," Pangeran Kedua yang sedang membantu Putra Mahkota langsung saja menoleh ke arah asal suara.
" Yue'er?" Pangeran Kedua benar-benar tak menyangka jika memang benar anak kecil itu
adalah benar-benar An Yue adik kecilnya itu.
" Apa Yang Kau Lakukan Di Tempat Ini Yue'er? Bagaimana Jika Kamu..."
" Gege Harusnya Sadar Jika Saat Ini Gege Juga Terluka," potong An Yue dengan datar.
Pangeran Kedua yang mendengar akan hal itu
langsung mengerutkan dahinya dengan melihat ke arah tubuhnya memastikan jika dia
tak terluka.
sayangnya Pangeran Kedua melihat akan sebuah luka menganga di dadanya membuat
ia mengernyitkan alis, yah,, dia terbiasa dengan rasa sakit hingga luka sekecil itu tidak
akan membuatnya sampai merasakan sakit.
" Aku Tak Apa, Ini Hanya Luka Kecil Saja." kata Pangeran Kedua yang membuat An Yue berdecak kesal.
" Yah Itu Hanya Luka Kecil Namun Kata Siapa Tidak Bisa Membunuhmu Gege?" sinis An
Yue yang membuat Pangeran Kedua langsung terdiam begitu juga dengan Putra Mahkota.
" Apa Maksudmu Yue'er?" tanya Pangeran Kedua dengan lembut.
" Senjata Yang Mereka Gunakan Beracun," ucap An Yue singkat padat, dan jelas.
" A-apa?" terlihat Pangeran Kedua dan Putra Mahkota tidak percaya dengan itu tapi An Yue
hanya tersenyum sinis.
" Lihat Saja Darah Kalian, Bukannya Merah Justru Hitam." kata An Yue yang membuat
kedua orang itu dengan serentak melihat ke arah luka mereka masing-masing.
benar saja, luka mereka mengeluarkan darah
yang kehitaman pertanda jika mereka keracunan.
" Gege Diam Saja Disini, Aku Akan Menyelesaikan Mereka." kata An Yue dengan dingin memutar pedang merah di tangannya.
" Jingmi!" panggil An Yue hingga seorang wanita muda langsung berlutut satu kaki pada An Yue.
" Saya Nona," jawab Jingmi tegas.
" Jaga Gegeku, Ingat Prioritas Utamamu Adalah Gegeku Bukan Orang Lain Dengan Sejenisnya." tekan An Yue yang langsung di
balas anggukan kepala oleh Jingmi.
Jingmi itu perempuan yah guys bukan laki-laki, kemarin sepertinya ada yang ngira
Jingmi itu laki-laki makanya aku jelaskan. Oke lanjut.
" TANG SAN MAJU!" teriak An Yue memberikan perintah.
mendengar akan perintah dari sang Nona dengan secepat angin Tang San bersama lainnyan menyerang para kelompok tengkorak hitam itu.
Trang
Trang
melihat akan sileut seorang anak kecil melesat dengan cepat menyerang kelompok
pembunuh bayaran membuat mereka semua kaget sekaligus kagum dengan gerakan cepat
gadis itu.
Jleebb..
Crasssh
tanpa ragu An Yue menusuk dan juga memenggal kepala lawannya hingga darah itu
mengenai wajahnya, untungnya ia menggunakan cadar hitam hingga tak kentara sekali.
walau begitu jika mereka meliatnya dari jarak dekat mereka akan tahu bahwa cadar itu telah basah dengan darah musuh.
" Ssshhh, Sial Jiwa Iblisku Benar-benar Di Uji Dengan Aroma Darah Ini, Ingin Sekali Aku Minum Darah Mereka," kata An Yue dalam hati.
bahkan Kaisar Zhu bersama pasukan lainnya dan juga beberapa orang yang memang
bertarung sampai mundur tak kala melihat bagaimana beberapa orang pasukan hitam
itu melesat dan menyerang dengan membabi buta.
lebih gilanya lagi adalah mereka semua sangat hebat dalam menyerang jarak dekat, sekali serang saja akan membuat lawan mereka langsung tumbang begitu saja hingga
pertarungan terus berlanjut.
" HAHAHAHA" An Yue tertawa terbahak-bahak di tengah-tengah aula itu dengan suara yang melengking membuat mereka semua bergidik
ngeri.
" INI SANGAT MENYENANGKAN. AKU SUKA
DARAH HIHHI DARAH. AKU MAU DARAH!"
Tang San dan Jingmi yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue langsung
membulatkan mata terutama Jingmi.
" Celaka, Nona Lepas Kendali" Gumam Jingmi yang langsung melesat ke arah An Yue
meninggalkan Pangeran Kedua dan Putra Mahkota.
" Nona Tahan Emosi Anda Jangan Sampai Anda Lepas Kendali Disini," bisik Jingmi yang sudah berada di dekat An Yue.
" Jingmi Hihi Ini Sangat Menyenangkan," An Yue berbalik hingga berhadapan langsung dengan Jingmi yang memang berada di belakangnya.
Deg.
Jingmi membulatkan matanya saat melihat akan mata sang Nona yang sudah mulai
memerah membuatnya semakin kalut saja.
" Nona Tenanglah, Jangan Sampai Semua Orang Tahu Bagaimana Anda Sebenarnya, Anda Tidak Ingin Membuat Pusat Perhatian Orang Berpaling Padamu Bukan?" bisik Jingmi dengan hati-hati melindungi An Yue dari serangan musuh.
" Tenang Saja Aku Tahu Apa Yang Akan Aku Lakukan, Jingmi." kata An Yue yang langsung
melesatkan sebuah serangan lagi yang dimana seseorang ingin menyerang Pangeran Kedua dari belakang.
Claaassshhh
Dugh..
sebuah kepala menggelinjang di lantai dengan pedang An Yue yang mengalir darah segar.
sontak saja pergerakan cepat dan akurat dari An Yu membuat semua orang kaget dengan apa yang dilakukan oleh anak sekecil itu.
" MUNDUR...!" teriak pemimpin kelompok
penyerangan itu yang memerintahkan anak buahnya yang tersisa untuk mundur.
mendengar akan hal itu para anggota tengkorak hitam langsung saja berlari pergi dengan membawa teman mereka yang masih bisa di selamatkan dan meninggalkan teman mereka yang terluka parah.
" Nona," Tang San bersama anggota An Yue lainnya menatap An Yue dengan tatapan penuh akan kekaguman dan juga kehormatan.
" Kejar! Pastikan Mereka Mati Di Tangan Kalian, Kembali Dengan Nyawa Masih Berada Di Badan Kalian," ucap An Yue dengan tegas.
" Laksanakan Nona!!" Tang San memimpin anggota lainnya mengejar akan pasukan itu di
ikuti oleh pasukan Kaisar Zhu.
" Kau Tak Pergi?" An Yue melirik ke arah Jingmi yang tak bergerak di tempatnya.
" Tidak! Saya Akan Berada Di Sisi Anda." ucap Jingmi dengan tegas.
Kaisar Zhu yang melihat akan kekacauan itu langsung saja memerintahkan pengawalnya untuk membawa mereka yang terluka dan juga para tamu yang tersisa untuk meninggalkan aula.
kini di dalam aula hanya tersisa beberapa orang saja termaksud dengan An Yue dan Kaisar Zhu beserta lainnya.
" Yue'er," Pangeran Kedua berjalan mendekati An Yue dengan sisa tenaganya menggendong gadis kecil itu lalu membuka cadarnya.
" Apa Yang Kau Lakukan Hem? Kau Mengotori Tangan Dan Wajah Cantikmu," ucap Pangeran Kedua yang mengambil sapu tangannya lalu
membersihkan wajah cantik dan mungil An Yue.
" Jingmi Selalu Mengatakan Jika Kita Ingin Melindungi Orang Yang Kita Sayang Kita
Harus Kuat, Tak Apa Menjadi Monster Asalkan Orang Yang Kita Sayang Tetap Aman Itu Lebih Baik," kata An Yue dengan senyum polos.
Uhhukkk ... Uhhukkk...
Jingmi yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh sang Nona kecil langsung terbatuk-batuk.
sejak kapan dia mengatakan hal seperti itu di depan Nonanya itu, walau itu memang dia tanamkan di dalam dirinya dan ia bersedia menjadi monster karen melindungi An Yue bukan berarti Nonanya itu harus melakukan hal yang sama.
sedangkan Pangeran Kedua yang mendengar akan apa yang keluar dari mulut An Yue
langsung menatap tajam ke arah Jingmi.
" Pelayanan Ini..Virus Apa Yang Dia Tularkan Pada Meimei Kecilku Hingga Menjadi Seperti Ini?" batin Pangeran Kedua yang mendadak kesal dengan pelayan pribadi dari sang adik itu yang ternyata mengajarkan hal seperti itu pada adik kecilnya.
padahal tanpa Pangeran Kedua sadari sang biang masalah adalah anak kecil yang berada di gendongannya itu.
" Gege Minum Ini," An Yue memberikan satu pil di tangan Pangeran Kedua untuk dia
masukan ke dalam mulutnya.
tentu saja Pangeran Kedua langsung memasukannya membuat Kaisar Zhu langsung berteriak marah.
" PANGERAN KEDUA APA YANG KAU LAKUKAN?" bentak Kaisar Zhu yang membuat An Yue terlonjak kaget.
" Yang Mulia Turunkan Nada Bicara Anda!" ucap Pangeran Kedua yang menatap tajam dan datar ke arah Kaisar Zhu.
ia tak peduli pria di depannya ini adalah Kaisar atau ayahnya sendiri namun, gara-gara bentakannya membuat adik kecilnya sampai kaget.
" Kau...Apa Kau Lupa Dia Adalah Pembunuh Ibumu Dan Kau Dengan Mudahnya Memakan Apa Yang Dia Berikan Padamu? Bagaimana Kalau Kau Mati," teriak Kaisar Zhu walau
tidak sekeras tadi.
" Yang mulia, Apa Pemikiran Anda Sedangkal Itu? Bagaimana Bisa Makhluk Yang Bahkan Tak Bisa Mengangkat Kepalanya Sendiri Kau Katakan Membunuh Ibu Yang Melahirkannya?
Lagipula Untuk Apa Anda Selalu Mengaitkan Kematian Ibunda Dengan Meimeiku, Bukannya Anda Tidak Mencintai Ibunda
Permaisuri?" sarkasme Pangeran Kedua.
" Kau..."
" Tua Bangka, Jika Disini Ada Yang Mau Mati Itu Bukan Gege Hui Tapi Dia.. Dia Yang Akan Mati Karena Panah Yang Mengenainya Itu Beracun," kata An Yue dengan santai menunjuk Putra Mahkota yang berdiri dengan wajah pucat pasinya.
" A-Apa?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...