Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

 setelah kejadian itu, nenek tau re menjadi sering melamun. Dia tak menyangka, hubungan anak dan ibu. akan benar benar berakhir besok. Anak yang di rawat dengan penuh kasih sayang, mencampakkan nya tanpa tau bagaimana sakit nya seorang ibu, saat memperjuangkan kelahiran nya.

 Fili tau, nenek tua re begitu terpukul, dengan kejadian ini. Tapi dia merasa lega karena dengan pemutusan hubungan ini, maka paman ketiga song ga akan berani macam macam kepada mereka lagi.

1000 tael perak yang akan diberikan untuk paman ketiga, membuat Fili berdecak kesal memikirkan nya. Uang bukan lah permasalahan nya, tapi dia harus memikirkan cara agar paman ketiga benar benar lepas dari keluarga coksu. biarkan mereka menerima uang itu, dengan hati yang bergembira, tapi kalau nanti ada kesulitan di masa yang mendatang, Fili akan bersikap lebih kejam dari apa yang dia rancang dengan sangat matang.

Sedangkan di rumah keluarga song, bibi dan paman song merasa bergembira. karena besok adalah hari dimana dia akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Pemutusan hubungan ini, membuat nya menjadi sedikit berfikir jernih. Setelah ini, mereka tak akan terlibat dari keluarga coksu lagi.

"Suamiku, apakah kau sudah yakin dengan pemutusan hubungan ini?" tanya bibi song di sela sela sibuk nya menyiapkan makanan di malam hari.

"Tentu saja, kau begitu bodoh bertanya seperti itu, dari dulu aku membenci ibu ku sendiri, gara gara dia mengangkat anak seperti David, dia pilih kasih terhadap ku dan kepada kakak kakak ku. Setelah ini, aku juga akan mengirim surat kepada Mereka tentang berita besar ini, dan kalau mereka juga ingin mengambil keuntungan dari pemutusan hubungan ini, bukan kah keluarga coksu akan mengeluarkan lebih banyak uang?" ucap nya dengan tersenyum smirk.

"Wah, aku tak menyangka, pemikiran mu sangat luar biasa suamiku. kenapa aku tak memikirkan nya, dengan begini, adik ipar mu akan menjadi semakin miskin!" kekeh nya sambil tertawa puas melihat penderitaan keluarga coksu.

Bagi song, setelah pembagian warisan ayahnya, dia sudah menganggap ibu nya juga tiada. Entah dendam apa yang dia lakukan sampai tega memperlakukan ibu nya seperti ini.

"Bawakan arak untuk ku, aku ingin meminum nya dengan tak sabar menunggu hari esok!" ucap paman song dengan nada yang bergembira.

 Arak adalah minuman anggur yang sudah di fermentasi. Dan sering sekali di minum oleh warga desa Hawai kalau sedang menyambut sebuah perayaan besar.

"Tentu saja, aku juga akan ikut minum arak hari ini." ucap bibi song yang ikut bahagia dengan rencana sang suami

 Sebenarnya nenek tua re tak bener bener pilih kasih, dia menyayangi semua anak anak nya. Dia juga tak pernah menganggap David sebagai anak angkat, dia sudah menganggap nya anak kandung sendiri. Tapi memang sifat paman ketiga terlalu serakah,sehingga dia berfikir bahwa nenek tua re terlalu pilih kasih. Dia dan kakak kakak nya merasa david tak pantas menjadi keluarga coksu. Sampai suatu hari, david yang lulus ujian kemiliteran di akademi terbaik, membuat paman ketiga dan juga kakak kakak nya merasa cemburu. Sebab nenek tua re dan juga suaminya memberikan banyak uang untuk anak angkat itu.

hingga tibalah saatnya, suami nya meninggal karena sakit, paman ketiga, dan kakak kakak nya langsung meminta warisan keluarga besar coksu. nenek tua re yang masih begitu sedih dengan kepergian suaminya, tak terlalu menanggapi hal warisan terlebih dahulu.

 paman kedua yang lebih memiliki hati yang tak terlalu serakah, kini hanya bisa diam. Dia juga sempat kecewa dengan ibu nya itu. dengan hasutan kakak dan adik nya, membuat nya berfikir bahwa ibu nya bener bener pilih kasih. itulah mengapa mereka jarang sekali mengunjungi ibu nya. Sebab jarak antara desa Hawai dengan desa yang mereka tempati cukup jauh, menghabiskan waktu seharian.

Paman song sangat licik dan sangat kejam, dia memikirkan cara agar ibu nya lebih menderita setelah ini. hati nya sudah bener bener sudah sangat hitam. dia juga menulis surat agar kakak nya juga meminta keuntungan dengan nenek tua re, kalau ingin memutuskan hubungan keluarga. sangat licik dan sangat cerdik. kalau kakak pertama nya, mungkin akan mengambil keuntungan juga, tapi kalau kakak kedua nya, dia sedikit ragu. sebab. laki laki itu, dulunya begitu menyayangi ibu Mereka. Tapi tak masalah, karena setelah ini, dia juga tak perlu memikirkan ibu tua yang sudah rentan itu.

Paman kedua memang tak seburuk kakak dan adiknya, tapi kalau istrinya jangan di tanya, sebab jabatan kepala desa yang di sandang oleh Guin coksu, adalah pemberian dari orang tua istrinya. Istrinya lah yang mengatur keuangan di keluarga, sifat nya yang sombong, membuat nya merasa terbang di atas awan. Dia jugalah yang tak ingin ibu mertua nya tinggal di rumah ini, sebab merasa sangat merepotkan. Hatinya sangat licik dari penampilan nya yang terlihat lebih polos itu.

 Di rumah keluarga coksu, makan malam sangat tenang, dan sangat nyaman. Disertai senyuman tulus Fili, melihat nenek tua re yang tersenyum tipis dengan tingkah kedua cucu nya itu. mereka sangat baik dan sangat menyayangi nya. kalau suaminya masih hidup, mungkin suaminya tak akan memberikan warisan itu, kepada anak anak durhaka itu. sekarang hati nya menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Perasaan yang dulu nya penuh kekhawatiran tentang anak anak nya, sekarang lebih sedikit acuh. Besok adalah hari dimana dia akan melepaskan hubungan untuk anak ketiga.

 "Nenek, makan lah daging bakpau isi daging ini, ibu membeli nya tadi di kota. rasanya sangat enak." ucap sander yang meletakan bakpao isi di dalam piring nenek tua.

"Cucu nenek sangat baik, terima kasih ya. Nenek sangat menyayangi kalian."

"Kami juga menyayangi nenek, jangan menangis lagi. nenek adalah nenek terbaik bagi kami."

"Benar, nenek sangat baik, Sachi juga sangat menyayangi nenek!"

Setelah selesai makan malam, kedua anak nya tertidur, dengan perut yang kenyang. biasanya mereka tertidur dalam keadaan lapar. Sekarang ibu tirinya begitu baik, dan mereka berdua menyayangi ibu nya itu.

Setelah menidurkan kedua anaknya, Fili berjalan menuju ke arah dapur, dan terlihat nenek tua re yang sedang melamun duduk di tumpukan jerami.

"Ibu, kenapa belum tidur, apakah ibu tak enak badan?" tanya nya dengan khawatir.

Mata nenek tau re berkaca kaca, melihat menantu nya itu. Dia merasa bersalah telah merepotkan menantu bungsu nya selama ini.

"Fili, ibu tak memiliki uang, bagaimana kita memberikan nya kepada paman mu itu." ucap nya dengan tatapan sendu.

Saat menyebutkan angka yang besar, nenek tua re begitu kaget. Dia tak memiliki uang sebanyak itu, bagaimana bisa, anak ketiga begitu kejam dengan nya.

Fili berjalan mendekati ibu mertuanya itu, dengan tersenyum tulus menenangkan.

"Ibu, jangan khawatir soal uang. Aku mendapatkan uang yang besar tadi, 1000 tael perak sama sekali tak berharga bagiku. Ibu, kau sudah aku anggap seperti ibu kandung ku sendiri, keluarga ku telah menjual ku kepada keluarga coksu ini. Aku tak memiliki apapun selain kau dan anak anak. Jadi jangan berkecil hati, memikirkan uang yang akan ku keluarkan besok. Ibu jangan khawatir, karena bagiku, ibu adalah ibu terbaik untuk ku, dan untuk anak anak ku." ucap nya memeluk Sambil Meneteskan air mata nya.

Nenek tua re sudah tak tahan untuk tak menangis, bahkan pelukan hangat dari menantu nya itu, membuat nya merasa tenang. Dia tak menyangka, keempat menantu nya saat ini, hanya Fili yang bersedia merangkul nya saat di masa kesulitan. Hatinya bergetar penuh kesedihan di ruangan kecil yang membuat tangisan nya menyayat hati, dilingkupi dengan suara jangkrik dan beberapa hewan seperti kodok yang menjadi saksi haru mereka berdua.