Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
"Fara, lebih baik sekarang aku antar kamu pulang. Ayah kamu barusan telepon ke sekolah." kata Aslan. Dia menarik tas Fara agar menjauh dari Arsyad.
Fara menatap Aslan sesaat lalu dia beralih menatap Arsyad. Haruskah dia pulang dengan Aslan dan meninggalkan Arsyad?
"Saya mau pulang sama Arsyad." Fara masih kekeh mau pulang bersama Arsyad. Dia jelas akan menolak ajakan Aslan.
"Ayah kamu titip pesan sama saya, kamu harus pulang sama saya! Ini sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai guru yang diberi amanah oleh orang tua." Akhirnya Aslan menarik tangan Fara dan memaksanya untuk mengikutinya.
Mau tidak mau, Fara masuk ke dalam mobil Aslan dan beberapa saat kemudian mobil Aslan segera melaju.
Aslan sudah tidak peduli lagi dengan Arsyad yang kini menatapnya dengan tatapan curiga. Bahkan Arsyad juga mengikuti mobil Aslan dengan motornya.
Aslan beberapa kali menatap Arsyad dari rear spion. Bocah itu tidak akan membiarkan Aslan membawa pergi Fara begitu saja.
"Kamu sudah ngapain barusan di dalam bangunan itu?" tanya Aslan pada Fara.
Fara masih saja membuang pandangannya. "Bukan urusan Bapak." jawab Fara.
"Katanya masih mau kuliah, masa depan masih panjang tapi gaya pacaran udah kayak gini. Mau jadi apa kamu?"
Fara berdengus kesal. Bahkan Aslan lebih cerewet daripada Ayahnya. "Sekali lagi saya tekankan, ini bukan urusan Bapak."
"Ck, serba salah jadi aku. Aku disuruh Ayah kamu buat jagain kamu tapi kamu sendiri mau dirusak oleh cowok gitu aja. Jadi perempuan itu yang punya harga diri jangan mau disentuh oleh lelaki, meskipun dia pacar kamu sekalipun. No *** before merried."
Seketika Fara menatap tajam Aslan. Andai saja dia bukan sosok guru di sekolahnya pasti dia sudah menampar bibirnya yang bicara seenaknya itu. Walau mungkin perkataan Aslan memang tak sepenuhnya salah.
"Tahu apa Bapak soal saya?"
Aslan melirik Fara sesaat sambil tersenyum miring. "Terus kenapa kancing kemeja kamu terbuka?"
Seketika Fara menunduk dan menutup kembali satu kancing di bawah kancing krah kemejanya yang terbuka itu. Dia teringat saat ciuman Arsyad semakin ke bawah dan...
Fara menggelengkan kepalanya, kenapa dia sampai tidak terasa kalau Arsyad telah membuka kancing itu.
Kemudian Fara kembali membuang pandangannya dari Aslan.
"Seharusnya kamu bisa jaga kehormatan kamu untuk suami kamu kelak." kata Aslan lagi.
"Lagian siapa yang mau menikah sama Pak Aslan?! Saya tidak mau." kata Fara. Dia jelas menolak keras perjodohan itu dan sudah berulang kali dia katakan pada Aslan.
"Memang kamu yakin berjodoh dengan Arsyad?" Aslan justru membalik kalimat Fara.
Fara menghela napas panjang. Masa bodoh dengan Aslan, justru dia senang Aslan tahu keburukannya agar Aslan semakin menolak perjodohan itu dan merasa illfeel dengannya.
Beberapa saat kemudian, Aslan menghentikan mobilnya di depan rumah Fara. Mereka berdua turun dari mobil.
Fara sempat melihat motor Arsyad yang mengikuti mobil Aslan. Arsyad hanya melambaikan tangannya pada Fara sambil melewati mobil Aslan setelah memastikan Fara sampai di rumah.
"Pacar kamu posesif banget, mungkin dikira aku mau culik kamu. Padahal aku gak minat sama bocah SMA." kata Aslan sambil mengikuti Fara masuk ke dalam rumah.
"Kalau gak minat, Bapak tolak perjodohan ini dengan tegas! Jangan cuma iya-iya aja."
"Aku punya misi sendiri." kata Aslan. Karena dia memang sudah merasa bosan menjadi guru SMA. Darah tingginya bisa kambuh jika setiap hari harus dihadapkan dengan murid-murid bandel seperti Fara dan teman-temannya.
Seketika Fara menghentikan langkahnya. "Jadi Pak Aslan cuma mau memanfaatkan saya!"
"Nggak! Aku cuma berpura-pura aja terima perjodohan ini. Selanjutnya ya lihat saja nanti." kata Aslan.
Fara menuding Aslan di depan wajahnya. "Awas aja kalau Pak Aslan cuma ingin memanfaatkan saya!"
Mereka saling bertatap tajam. Aslan meraih telunjuk Fara lalu menggenggamnya.
Aslan akan berkata lagi tapi urung karena Pak Ridwan keluar dan menyambut mereka. "Kalian berdua kenapa ngobrol diluar, di dalam saja. Ayo masuk."
Fara ingin menarik tangannya tapi Aslan dengan keras menahannya. Bahkan kini Aslan berjalan masuk ke dalam rumah dengan satu tangan yang masih menggenggam tangan Fara. "Maaf Om, agak terlambat. Tadi kita jalan-jalan dulu di taman." katanya sangat manis.
"Iya, tidak apa-apa. Justru saya senang kalian bisa semakin dekat. Mulai besok kalau nak Aslan tidak ada acara, tolong Fara diantar ke rumah ya." pinta Pak Ridwan.
"Iya Om. Pasti." kata Aslan sambil menatap Fara.
Fara hanya mendumel dalam hatinya. Dia menarik kasar tangannya agar terlepas dari genggaman Aslan. Enak aja pegang-pegang! Drama king banget!
"Fara sini dulu sebentar, Ayah mau bicara."
Fara yang akan melangkahkan kakinya menuju tangga seketika berhenti. Dia duduk di samping Ayahnya yang berseberangan dengan Aslan.
"Ayah, dan orang tua Aslan sudah memutuskan untuk mempercepat tunangan kalian."
Seketika Fara membulatkan matanya mendengar perkataan Ayahnya. "Ayah, Fara gak mau! Pokoknya Fara gak mau dijodohkan dengan Pak Aslan."
"Fara, Ayah hanya ingin yang terbaik buat kamu. Kalau kamu bersatu dengan Aslan, Ayah akan tenang, tidak memikirkan pergaulan kamu lagi."
Fara berdengus kesal, dia berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Setelah menaiki anak tangga, Fara masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
"Nak Aslan, maafkan Fara yang kurang sopan terhadap kamu." kata Pak Ridwan.
"Iya Om, saya mengerti. Fara masih terlalu muda untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Masih butuh banyak waktu untuk meyakinkan Fara."
Pak Ridwan menghela napas panjang. "Saya sebenarnya sangat khawatir dengan pergaulan Fara. Saya hanya ingin dia mendapatkan lelaki yang tepat karena saya tidak mungkin menjaga Fara selamanya, meskipun Fara mempunyai dua kakak laki-laki tapi tetap saja, seorang kakak tidak bisa menjaga sepenuhnya seperti seorang suami."
"Tapi, kenapa Om yakin dengan saya? Saya baru mengenal Om dan Fara."
Pak Ridwan tersenyum. "Hanya dari cara kamu berbicara dan gestur tubuh kamu sangat terlihat kalau kamu orang baik dan pasti bisa membimbing Fara menjadi lebih baik."
Aslan hanya terdiam. Dia sebenarnya tidak keberatan dengan keinginan Pak Ridwan tapi Fara begitu sulit dia ajak bicara baik-baik, bahkan untuk sekedar mendekatinya.
"Umur seseorang tidak ada yang tahu, jadi saya ingin segera menikahkan Fara."
Aslan menatap serius Pak Ridwan. "Kenapa Om bilang seperti itu?"
Pak Ridwan menatap nanar Aslan sambil menceritakan keadaan dirinya.
Aslan beberapa kali menghela napas panjang. Dia semakin tidak bisa menolak perjodohan itu. Sepertinya dia harus bisa menjinakkan Fara meski itu artinya dia harus merebutnya dari Arsyad.
💞💞💞
.
Like dan komen ya...
.
sayang ama papa aslan