NovelToon NovelToon
Membalas Pengkhianatan Suamiku

Membalas Pengkhianatan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Chicklit
Popularitas:636.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: violla

Setelah menyandang gelar sebagai seorang istri. Rima memutuskan berhenti berkarir agar bisa fokus mengurus suami dan anaknya. Dengan sepenuh hati Rima menyayangi mertua seperti menyayangi ibu kandungnya sendiri. Namun, bukannya kasih sayang dan kebahagiaan yang Rima dapatkan tetapi pengkhianatan dari kedua orang tersebut.

Dengan perasaan hancur, Rima berusaha bangkit dan membalas pengkhianatan suaminya. Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan diri lebih baik dari para pengkhianat. Hingga perlahan Rima bangkit dari keterpurukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Malam

Keramahan yang tadi ditunjukkan Citra sudah terkikis dari wajahnya. Tatapan matanya menajam melihatku. Aura tidak suka mendengar perkataanku bisa aku rasakan dari mimik wajahnya.

"Semua orang punya pendapat atas apa yang perlu dinilai dan dikomentari. Kita tidak bisa memaksa orang untuk sependapat dengan kita. Kalau Mbak Rima mengukur harga diri wanita lain seperti itu, maka tidak salah tapi bukan berarti aku setuju. Menurutku, apapun alasannya cinta tidak pernah salah. Dan setiap orang berhak bahagia dengan memiliki cintanya, meskipun itu harus merebut milik wanita atau pria lain," ujar Citra penuh percaya diri.

Aku tersenyum simpul mendengarnya. Aku semakin bisa melihat wanita seperti apa yang aku hadapi saat ini.

"Kamu seorang wanita, mengapa bisa berfikir seolah-olah kamu tidak masalah bila ada wanita lain merebut milikmu? Cinta dan kebahagiaan yang didapat dari merampas milik wanita lain hanya akan bersifat sementara. Aku harap kamu tidak tergolong sebagai wanita perebut lakik orang karena aku khawatir kamu tidak kuat menerima karmanya nanti. Karena suatu saat nanti kita akan memanen apa yang kita tanam."

Citra menghela nafas sejenak, wajahnya mulai memerah. Mungkin, ucapanku sudah menyinggung perasaannya.

"Aku ... cuma mau hidup dengan laki-laki yang aku cintai. Aku yakin hubungan yang kami jalin bukan karena nafsu, tapi benar-benar ada cinta di dalamnya." Citra tidak mau kalah, ia seolah-olah membenarkan tindakan merebut suami orang.

Ingin rasanya aku membongkar dugaan perselingkuhan antara dirinya dan suamiku. Meneriaki wanita ini sebagai pelakor di depan umum. Namun, aku harus menahan diri hingga waktunya tiba.

"Ini kenapa jadi bahas pelakor?" tanta Wita yang sedari tadi diam mendengar obrolanku dengan Citra. "Btw ... lo nggak ada niat untuk merebut suaminya Rima 'kan?"

"Aku?" Citra tertawa dan menunjuk dirinya sendiri. "Apa aku bisa menolak kalau suaminya Mbak Rima yang mendekatiku? Tapi, aku yakin itu nggak akan terjadi kalau Mbak Rima mampu menjaga suaminya. Aku benar 'kan Mbak?"

Aku mengepalkan tangan di bawah meja. Berusaha menahan diri untuk tidak merobek mulutnya itu.

"Mau dijaga seperti apapun, laki-laki yang tidak setia itu ibarat sampah, sampah memang lebih pantas ada di tempat sampah. Tempat sampah itu sendiri ibarat seorang wanita yang bersedia menampungnya!"

Citra langsung beranjak setelah aku bicara. Namun, aku tidak terpengaruh sedikitpun. Pandanganku tetap lurus tanpa menghiraukan dirinya.

"Aku rasa kita harus menyudahi percakapan ini karena aku harus bersiap untuk menghadiri undangan makan malam dari mertua dan suami mbak Rima. Aku tidak enak menolak undangan itu karena ibu mas Rama sendiri yang menghubungiku. Jadi, aku harap mbak Rima nggak salah paham dan bisa menyambut kedatanganku dengan tulus nanti. Sampai ketemu lagi ya, Mbak," ucap Citra lalu berlalu sebelum aku bicara.

Kepalan tanganku menghantam meja bersamaan dengan nafas yang tadi sesak di dada. Apa yang dia bilang tadi?

"Undangan makan malam dari suami dan ibu mertuamu?" Wita bertanya seraya menggelengkan kepala. "Kok bisa? Ini konspirasi yang paling berbahaya. Apa mereka nggak minta pendapatmu?"

"Ya, seperti itulah mereka. Selama ini aku tidak pernah terbuka masalah rumah tanggaku dengan orang lain. Tapi, kali ini aku nggak tahan lagi," ucapku lirih.

"Aky bisa kamu percaya, Rim. Jangan sungkan berkeluh kesah sama aku."

Tanpa pikir dua kali aku menunjukkan beberapa foto Citra dan bang Rama saat mereka keluar dari hotel.

"Gila! Kenapa kamu bisa tenang menghadapi pelakor itu? Harusnya kita kasih pelajaran sama dia!" Wita tampak sangat emosi melihatnya.

"Tunggulah, aku harus bersiap untuk itu. Malam ini aku punya kejutan untuk mereka."

Wita menuangkan kekesalannya juga mengutuk Citra. Sementara aku tidak sabar menunggu nanti malam.

***

Pukul 15. 00 wib menjadi batas akhir aku kerja. Bosku Dimas memang sangat pengertian. Dia sengaja mengijinkan aku pulang lebih awal agar aku punya waktu bersama anak dan keluargaku.

Huh, keluarga yang mana? Hanya Susan yang menjadi tempat tujuanku kini.

"Bu, kita mau ke mana?" tanya Susan saat motor yang aku bawa berbelok ke arah lain.

"Kita mau ke Mall. Kayaknya udah lama kita nggak beli baju."

"Beneran, Bu?"

"Iya, nanti Susan boleh beli apa aja yang Susan suka."

Susan tertawa riang. Hari ini aku akan menggunakan sedikit uang tabungan untuk membahagiakan anakku itu. Juga aku akan beri reward untuk diriku sendiri. Reward yang bisa mengejutkan orang-orang itu nanti.

.

.

.

.

.

Kami kembali ke rumah setelah puas menghabiskan waktu di Mall. Bermain dengan Susan mampu mengurangi pikiran suntuk ini. Kuparkirkan motor di halaman rumah seperti biasa.

"Istri macam apa ini baru pulang saat matahari udah mulai terbenam." Ibu menyambutku di ambang pintu. "Malam ini Citra mau makan malam di sini. Jadi, kamu juga harus siap-siap menyambutnya."

"Kayak dia tamu agung aja harus disambut," jawaku kesal.

"Ya udah, kamu di kamar aja kalau nggak mau nurut! Ibu udah masakin enak buat Citra. Rama juga udah beli buah-buahan banyak. Kamu nggak ngeluarin duit aja udah syukur. Malah keberatan begitu."

"Nenek kenapa marah terus?" Susan menggenggam tanganku erat. Dia ketakutan melihat neneknya marah-marah.

"Nggak, kok. Nenek bicaranya memang seperti ini. Yaudah, aku bawa Susan ke kamar dulu, Bu," pamitku.

***

Sudah hampir jam 7 malam, tapi bang Rama belum pulang juga. Ponselnya pun tidak aktif. Sementara makanan lezat sudah tersaji di atas meja.

"Apa bang Rama pulang dengan Citra? Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Mengingat, mereka memang pasangan selingkuh."

Aku kesal sendiri mengingat ucapan Citra siang tadi. Perempuan itu pasti punya 1001 cara untuk merayu suamiku.

"Makan malam? Seperti apa malam yang kalian tunggu ini."

Malam ini aku tidak mau terlihat menyedihkan di hadapan para pengkhianat. Sengaja kupoles wajahku dengan make up, lipstik warna merah kesukaan bang Ram sudah menempel di bibirku. Gaun malam warna hitam tanpa lengan dan menjuntai hingga mata kaki sudah membalut tubuhku.

Suara mesin mobil yang baru berhenti di halaman rumah membuat aku segera menyingkap tirai jendela. Benar saja, mobil bang Rama dan Citra datang di waktu bersamaan. Ternyata mereka masih punya pikiran untuk tidak berada di dalam satu mobil yang sama.

"Aku siap menyambut kedatangan suami dan selingkuhannya itu."

Perlahan, kuayun daun pintu kamar dengan yakin. Samar-samar aku mendengar suara ibu menyambut Citra. Dan sepertinya ini waktu yang tepat aku menyambutnya juga.

Ketukan kakiku menyita perhatian mereka. Bahkan, bang Rama hampir tidak berkedip melihatku. Suami yang tidak menghargai aku bahkan tega mengundang wanita lain ke rumah ini tanpa izin dariku sebagai istri sahnya juga memperhatikan penampilanku. Q

Tenang... ini masih permulaan. Aku akan membalas pengkhianatanmu, suamiku. Tunggulah sampai aku melemparkan foto-foto perselingkuhan kalian malam ini.

1
Karmila Pasinringi Mila
jangan mau balik lagi , tukang selingkuh ibux jg nyebelin
mommy Rini
gantung akhirnya thor
Haryani Yuliwulansih
Rima ambil aja di google foto, biar hpnya hilang atau dihapus msh ada disana
Haryani Yuliwulansih
typo
Haryani Yuliwulansih
wiii kena banget
Haryani Yuliwulansih
Ceritanya bagus, ga bertele² suka sama wanita² kuat yg rendah hati
Haryani Yuliwulansih
mbl mewah, ada asuransinya
Haryani Yuliwulansih
kok aku ikut emosi ya
Riska Desi
semangat rima
Riska Desi
pengenx tu pelakor di jambak rambut,gemes q
Riska Desi
suka gemes klo baca trus ada mertua kayak gini.makin penasaran nih...
👏vanzhoel🖤²²¹º
biar tau rasa mak lo tuh.. punya mantu modelan c handbody lotion.. yang cuma bisa awet sesaat doank ga bisa sampe sepanjang masa😏
👏vanzhoel🖤²²¹º
Rama, otw menggembel aja masih sok coba ancam2 Rima.. ga liat apa backingan Rima itu siapa🤭🤣🤣🤣
👏vanzhoel🖤²²¹º
helleehh ga mau pisah, tapi kau udah celap celup ke gelas teh lain😏
👏vanzhoel🖤²²¹º
balas dendam tahap pertama, sukseesss😏
👏vanzhoel🖤²²¹º
aq pendukung mu Rimaaa😍😍
👏vanzhoel🖤²²¹º
bukan tampol itu valakor nya.. huuuhhh gumuushh aq😤😤😤
👏vanzhoel🖤²²¹º
uppz sorry thor, baru komen.. terlalu terlena aq sama jalan cerita nya.. bikin gregetan pengen nampol c Rama 🤭
Oc Imoet
👍👍
Shinta Dewiana
yaa...kenapa enggak nikah sama dimas siiihhhh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!