Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit
Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.
Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar
Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Ke Kota
Dengan gontai Sania masuk kedalam kamarnya, saat itu telah lewat jam tujuh malam. Semua penghuni Mess sudah ada semua
"Woy, tumben telat pulang?"
Sania hanya tersenyum pada Dhea yang sedang tengkurap di atas ranjang
"Wait a moment, right?"
Aku melongok kearah ponselnya
"Oh, lagi video call ya?"
Dhea nyengir, lalu duduk
"Wait a moment darling..."
Aku memonyongkan bibirku mendengar ucapannya
"Bule mana tu?" tanyaku sambil meletakkan tas dan duduk di atas ranjang ku
"Bule yang tadi pakai gue"
"Pakai?"
"Woy, lu pasti negative thinking kan?"
Aku terkekeh
"Kemana aja lu jam segini baru balik?"
"Wisatawan yang aku pandu kan di homestay, jauh dari sini" Sania memberi alasan
Dhea menganggukkan kepalanya lalu kembali tengkurap berbicara dengan bule gebetan barunya
Aku segera melepas cardigan yang kupakai hingga menyisakan baju kaus pendek ketat saja
Tanpa kusadari aku mengelus perutku
"Ya Tuhan, disini ada calon anakku?"
Aku tersenyum tapi cuma sebentar setelahnya aku langsung kembali panik.
Saat panik, kembali rasanya perutku mual. Aku menggigit bibirku menahan rasa mual jangan sampai muntah, tapi sepertinya tak bisa
Dengan cepat Sania turun dan masuk kedalam kamar mandi. Sania menghidupkan kran agar suara muntahnya tak didengar oleh teman-temannya
Dhea yang terus ngobrol dengan bule hanya menoleh sesaat ketika Sania berlari
Mata Sania telah berair setelah dia selesai muntah
"Jangan nakal nak, mama nggak bisa kalau muntah terus" lirihnya sambil kembali mengelus perutnya yang masih rata
"Mama?" spontan dia langsung membekap mulutku, dan langsung berurai air mata
"Aku harus bagaimana?, perutku kian lama kian membesar, tak mungkin aku bisa selamanya menyembunyikan kehamilanku ini" ratapnya
Lalu Sania memukul-mukul perutnya sambil terisak
"Kenapa?, kenapa kamu harus hadir dalam perutku?, aku belum siap..."
Kembali perutnya seperti di oyak-oyak, mual kembali menyerangnya
Isi perut Sania keluar semua
"Oke, kamu jangan nakal ya, oke.. oke, kita damai" ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya layaknya seperti orang menyerah
Ajaib, perutnya langsung tenang. Kembali air mata Sania mengalir.
"Beri tahu aku, apa yang harus aku lakukan?" ucapnya sambil terduduk di lantai yang basah
"Aku masih terlalu muda untuk menjadi single parents, cita-citaku masih terlalu banyak yang belum diwujudkan, aku masih belum membahagiakan mamaku"
"Mama...?, Ya Tuhan, bagaimana reaksi mama jika tahu aku hamil?"
Tangis Sania makin menjadi. Dhea yang masih mengobrol dengan bule gebetannya tampak celingukan karena sejak tadi Sania belum juga naik
"Sania kemana sih, kok nggak naik-naik" gumamnya
"You said what?"
Dhea tergagap lalu menoleh kembali ke layar ponselnya
"Oh, nothing. I am waiting my friend. I think she go to toilet"
Tampak bule itu mengangguk-anggukkan kepalanya
...****************...
Hari ini kembali Sania berniat hendak menghadap Pak Doni, pikirannya sudah bulat, dia harus menemui Alexander ke ibu kota.
Alexander harus tahu dan harus bertanggung jawab. Karena dialah dia sekarang hamil
Sampai di kantor, Sania segera menuju lokernya dan meletakkan tas andalannya.
Dengan langkah pasti dia berjalan keruangan pak Doni.
Saat dia akan mengetuk pintu dilihatnya jika di dalam pak Doni sedang ada tamu.
Karena itulah dia mengurungkan niatnya lalu duduk di kursi panjang yang tersedia di sudut lorong
Sambil menunggu, iseng dia googling bagaimana caranya merawat janin agar sehat. Mulutnya tersenyum saat dia melihat gambar bayi mungil
"Kamu jangan menampakkan diri nak ya, jangan bikin perut mama mual, mama lagi kerja. Mama janji jika kamu nggak nakal mama akan belikan kamu susu" batinnya
Karena salah satu isi artikel yang dibacanya, ibu hamil harus dicukupi gizinya dengan meminum susu khusus ibu hamil
Kepalanya langsung terangkat ketika mendengar langkah sepatu dari arah berlawanan dengannya, dilihatnya jika tamu pak Doni telah keluar.
Karena pintu kembali tertutup, dengan mantap Sania berdiri berjalan menuju ruangan pak Doni
Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan jawaban, Sania masuk.
Pak Doni langsung menatap kearahnya
"Bagaimana, mau cuti?"
Sania tersenyum kaku sambil mengangguk
"Boleh, saya kasih kamu cuti dua hari, jadi besok kamu berangkat keibu kota, cari Alexander sampai ketemu, besoknya kamu balik lagi kesini, lusa kerja"
Sania terdiam. Dua hari?, apa bisa dalam satu hari aku ketemu dengan Alexander?
"Heh, malah bengong"
Sania tergagap
"Itupun kalau kamu mau, kalau tidak terserah. Kamu nggak boleh cuti"
"Iya ya pak mau, mau"
Pak Doni tersenyum. Sania membalasnya dengan senyuman kecut
"Sekarang kamu silahkan kerja, bapak nggak ingin pelancong yang memakai jasa kamu protes karena kamu terlambat menemui mereka"
"Baik pak, terima kasih sebelumnya atas cuti yang bapak berikan. Saya pamit kerja lagi"
Pak Doni menganggukkan kepalanya sambil terus menatap punggung Sania yang terus berjalan menjauh
...****************...
"Beneran kamu cuti?"
Sania menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Dhea
"Lah kenapa?"
"Ada urusan"
"Urusan apa?"
"Kepo"
"Yeee... bukan kepo, aku tuh nanya karena aku peduli sama kamu"
Sania terkekeh kearah Dhea yang cemberut menatapnya
"Ada urusan penting, tapi aku nggak bisa cerita sekarang sama kamu, nanti aku bakal cerita semua deh sama kamu"
Dhea masih menatap Sania dengan wajah penasaran
"Lama?"
"Nggak, wong cuma dikasih dua hari sama pak Doni, lusa aku tuh sudah disini lagi"
Dhea langsung cekikikan
"Kirain cutinya lama, ehhh taunya cuma dua hari" lanjutnya sambil kembali tertawa
"Lah kamu nggak packing?"
"Lah buat apa?" wong cuma dua hari doang, bawa dua baju juga cukup"
Dhea menganggukkan kepalanya. Lalu Sania mengeluarkan susu dari dalam tasnya yang tadi dia beli di apotek. Susu tersebut telah dimasukkannya kedalam toples kedap udara
"Apaan tuh?"
Sania menoleh kembali kearah Dhea yang di belakanginya
"Susu"
"Tumben lu minum susu. Susu apaan sih?" tanya Dhea sambil menarik toples dan membukanya
Jantung Sania langsung berdetak kencang
Dhea mencium baunya dan mencomot sedikit dengan ujung jarinya
"Susu apaan sih?, kaya anak-anak aja lu minum susu bubuk"
Sania menarik nafas lega mendengar ucapan Dhea. Itu artinya sahabatnya itu tidak mengetahui jika itu susu khusus ibu hamil
"Susu penambah berat badan, kan badan aku kurus nih, kurang ideal"
Dhea terkekeh
"Bener tuh, lu itu udah kaya papan sekeping, angin kencang dikit aja bisa melayang tu badan"
Sania ikut tertawa, setidaknya dia lega karena Dhea sama sekali tidak curiga
...****************...
Di ibu kota
Alexander yang sibuk bekerja sampai tak menyadari jika Sandra sekretaris seksinya itu sudah masuk ke ruangannya
Alexander tersadar ketika sebuah tangan menyelusup dari belakang melewati ketiaknya.
Alexander memejamkan matanya menikmati sentuhan dari jari lentik Sandra. Secepat kilat diputarnya kursi kerjanya lalu ditariknya tubuh ramping Sandra hingga terduduk di pangkuannya
Dengan rakus Alexander melahap bibir seksi Sandra yang berwarna peach.
Sandra pun memberikan balasan ganas, jadilah untuk sekian menit ruangan itu penuh dengan decapan lidah dan bibir mereka
Alexander kian menggila ketika dirasakannya ada yang memanas di dalam tubuhnya.
Sambil menekan sebuah remote control agar pintu terkunci otomatis, Alexander segera mengangkat tubuh Sandra agar berdiri, tapi bibir mereka masih menyatu
Alexander kian menekan kepala Sandra dan membawanya berjalan kearah sofa
Barulah di sofa pagutan mereka terlepas. Sandra dengan lihai kembali melancarkan aksinya hingga membuat Alexander makin kalap tak karuan
Hingga akhirnya Alexander berhasil melahap rakus boba coklat krim milik Sandra yang pembungkusnya telah dia tanggalkan tadi
Hingga akhirnya permainan panas terjadi di ruangan kerja ini. Berkali-kali Sandra mengerang dan Alexander semakin menggebu-gebu ketika Sandra mengejang
Sementara di bandara, Sania yang baru turun dari bandara tampak celingukan mencari taksi. Untunglah tak lama ada sebuah taksi yang mendekatinya
"Bawa saya ke alamat ini" ucap Sania pada supir yang membaca sekilas kertas yang diberikannya lalu dengan segera supir tersebut melajukan mobil
Jalanan ibu kota yang padat membuat taksi yang membawa Sania ikut terjebak macet pula. Sania berkali-kali menoleh ke kiri dan ke kanan berharap bahwa taksi yang membawanya bisa dengan cepat membawanya pada Alexander
Barulah dua jam berikutnya taksi yang membawanya berhenti di sebuah gedung pencakar langit.
Sania membaca tulisan besar di gedung tersebut yang bertuliskan GEO Group.
Dengan pelan Sania berjalan masuk, tapi langkahnya langsung dihentikan seorang security.
"Anda ada perlu apa kemari?"
Sania lalu menjelaskan jika dia datang dari jauh dan ingin bertemu dengan Alexander
Dengan tatapan curiga security tersebut memintanya menunggu di pos keamanan.
Sania menurut, dengan pelan dia mengikuti langkah security tersebut lalu duduk di kursi plastik yang diberikan security. Sementara security tersebut masuk kedalam kantor
Saat bersamaan, sebuah mobil mewah warna maroon masuk, dan keluarlah seorang gadis cantik dari dalamnya. Pakaiannya sangat seksi dengan heels yang tinggi. Memakai kaca mata hitam dengan bingkai warna merah keunguan, dan sebuah tas jinjing branded.
Sania melongokkan wajahnya kearah kantor ketika didengarnya gadis itu berteriak sambil merentangkan tangannya
Seketika mata Sania menjadi panas, ternyata yang diteriakkan Sayang oleh wanita cantik itu adalah Alexander yang langsung memeluk dan mencium kening gadis tersebut
semoga ajah happy ending