Proposal Cinta Sang Ceo

Deg,,Jeni merasakan sesak di dadanya,melihat adegan yang terjadi di depan matanya. dia tak mengira jika rasa itu sesakit ini,apakah kini dirinya mulai mencintai Nathan,pria yang selama ini menjadi suaminya. apakah pria itu mencintainya,perlakuan selena tak membuatnya risih,bahkan Nathan terlihat menikmatinya.saat mengangkat kepala dari bahu Nathan, tanpa sengaja Selena melihat keberadaan Jeni, tentu hal itu dimanfaatkan oleh Selena.

“Nathan hari ini aku sangat bahagia,aku teringat akan masa lalu dimana kau sering menemaniku untuk membeli gaun,kau selalu meluangkan waktumu untukku,seperti hari ini. aku sangat bahagia terimakasih!"

Ucap Selena lembut, dan dengan penuh keberanian selena mencium bibir Nathan.dia tak memperdulikan keadaan sekitar, yang dia tau dirinya harus membuat hubungan Nathan dan Jeni hancur. Elios hanya menundukkan kepala, melihat adegan dewasa didepan matanya.

wanita sialan berani sekali dia mencium Tuan Muda.maki Elios dalam hati.

sementara Jeni, dia membalikkan tubuhnya agar tak melihat adegan romantis dihadapannya itu,tanpa Jeni sadari air matanya telah tumpah.sakit, itulah yang dia rasakan kali ini,benar yang vano katakan,mereka masih saling mencintai.

Jeni meninggalkan butik, dengan linangan air mata di pipinya,rasa sesak di dada membuatnya tak bisa menahan tangisannya. vano yang sejak tadi mencari keberadaannya,melihat Jeni berlari keluar. vano mengejar Jeni,namun terlambat dia sudah menaiki Taxi.

"Hah,,ada apa lagi dengannya,apakah sesuatu terjadi”,,ucap vano pelan,dan dia kembali masuk kedalam butik.

Sementara di ruangan VIP,selena menatap Nathan yang diam tak bergeming.

Lihatlah dia, bahkan ciumanku tak bisa ditolaknya,kau masih mencintaiku Nathan, aku bisa melihat itu.

Selena meyakinkan dirinya,Nathan melirik Selena yang tersenyum puas.

“Apa kau sudah puas, ini yang terakhir kalinya kau berbuat semau mu Selena, karena kedepannya tidak akan ada lagi. jangan pernah menyentuhkan tanganmu ketubuh ku, karena tubuh ini milik istriku!"

Ucapan Nathan penuh penekanan,sementara selena menegakkan tubuhnya,dan menatap Nathan.

”Apakah kau tidak bisa melihat cintaku, yang masih sama besarnya seperti dulu,lihat aku Nathan”,,ucap selena pelan

"Aku sudah menikah”,,ucap Nathan tak acuh,selena tertawa mendengar ucapan Nathan.

“Apakah istrimu mencintaimu, dan kau mencintainya,jujurlah pada dirimu sendiri tidak ada cinta dalam pernikahan kalia.dan apakah kau yakin istrimu itu setia padamu,dia tidak mencintaimu Nathan,dia mencintai orang lain!”

Ucapan selena membuat Nathan mengepalkan tangannya,Selena bangun dan dia mengambil ponselnya. selena memberikannya pada Nathan,perasaan Elios mendadak tidak enak, sebab insting Elios selalu tepat jika menyangkut Tuan dan Nona Mudanya.

“Dengar dan lihatlah baik-baik,apa yang dilakukan istrimu dibelakang mu”,,Nathan menerima handphone selena,dia melihat banyak foto antara istrinya dan vano serta sebuah rekaman suara, yang sudah di edit sedemikian rupa oleh Selena.

Nathan mendengarkan semua percakapan antara Jeni dan sang pria,rahang Nathan mengeras,dia mengepalkan tangannya, kemudian melempar Handphone milik selena hingga hancur berkeping-keping.selena tak menyangka dengan reaksi yang diberikan Nathan,dia mengira bahwa Nathan hanya akan memaki,namun semuanya diluar prediksi.emosi Nathan muncul, dia langsung meninggalkan selena,yang masih duduk terpaku ditempatnya.

“Tuan Muda,jangan mudah percaya pada apa yang Nona selena perlihatkan,alangkah baiknya jika kita mencari kebenarannya dulu”,,ucap Elios yang memberi pengertian,namun tatapan membunuh Nathan membuatnya diam.

"Batalkan acara ku malam ini,dan putuskan hubunganku dengan Butik sialan itu”,,ucap Nathan meninggalkan Butik,dan kembali ke rumah dengan perasaan kesal,dan amarah yang memuncak.

" Aku tak akan pernah menceraikan mu Jeni, apapun yang terjadi,menangis darahpun kau dihadapan ku,aku tak akan melepaskan mu.dan pria sialan itu awas kau, aku akan membuat perhitungan denganmu”,,ucap Nathan geram.

Pukul lima sore Nathan sudah kembali ke rumah, dia membatalkan semua agendanya malam ini,setelah pulang dari Butik dia masih menyempatkan diri kembali kekantor dan menyelesaikan beberapa hal.

Elios yang menjadi kaki tangannya,kewalahan dengan sikap sang Tuan Muda,hal sepele dia jadikan masalah luar biasa baginya,sampai Elios lupa mengaktifkan Handphonenya.

“Kemana perginya Nona Muda mu Elios,bukankah ini sudah waktunya dia kembali ke rumah”,,Elios menundukkan kepalanya.

"Mungkin jalanan sedang macet Tuan,sehingga Nona Muda terlambat”,,ucap Elios memberi alasan.

“Cihh kau kira aku percaya dengan ucapan mu”,,Nathan mengusap wajahnya,entah kenapa dia merasakan keraguan dihatinya.

“Elios! "

“Iya Tuan Muda! "

“Bagaimana jika percakapan itu benar adanya,bagaimana jika Jeni masih mencintai pria itu,apa yang harus aku lakukan!"

Elios diam, dia tak bisa memberikan jawaban yang akan membuat Tuan Mudanya puas,pertanyaan yang menyangkut hati dan perasaan,bagaimana Elios bisa menjawabnya.

“Cihh kaupun tak tau apa yang harus dilakukan bukan,jangan melepaskannya dan pertahankan dia jika kau mencintainya,itu jawabannya bodoh”,,ucap Nathan kesal.

"Maafkan saya Tuan Muda”,,ucap Elios.

Tak berselang lama jeni kembali dengan penampilan yang menyedihkan,pipi sedikit bengkak dan lebam.mata yang sedikit bengkak karena menangis,Pak Mul yang melihat kedatangan Nona Muda dalam keadaan menyedihkan tentu saja kebingungan,bahkan saat dia menyapa, sang Nona hanya berlalu tanpa menyapanya seperti biasanya.karena merasa ada sesuatu yang salah, Pak Mul kemudian menemui sang Tuan Muda di ruang kerja.

“Tok tok”Pak Mul membuka pintu setelah dipersilahkan masuk,pak Mul menunduk.

”Tuan Muda,Nona Muda sudah kembali tapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya”,,mendengar ucapan Pak Mul, Nathan menegakkan tubuhnya pikirannya, sudah berkelana dengan berbagai foto dan rekaman percakapan Jeni.apakah Jeni frustasi karena tak bisa menyampaikan permintaan cerainya,tangan Nathan mengepal,emosi menguasai dirinya ia bangun dan meninggalkan Pak Mul dan Elios.sedangkan Elios hanya menghela nafasnya sambil menatap Pak Mul.

"Saya melihat pipi Nona Muda sedikit bengkak, dan lebam sekertaris Elios”,,ucap Pak Mul yang membuat Elios terkejut,sejenak kemudian dia mengingat Handphonenya yang belum dia aktifkan. dia teringat akan perintah, dan pengawal yang bersama Jeni. dia ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi,setelah Handphone aktif, Elios mengerutkan dahi melihat puluhan panggilan, dan pesan dari sang pengawal.

Elios menghubungi bawahannya,dan meminta laporan kegiatan, dan semua yang dilakukan Nona Mudanya.sambil menunggu Elios meminta air dingin kepada Pak Mul,untuk menenangkan sedikit pikirannya. tak lama setelah itu, Handphonenya berdering,menandakan pesan masuk,ada beberapa File yang dia terima.

Rahang Elios mengeras melihat kejadian yang menimpa Nona Mudanya hari ini,serta percakapan antara sang Nona dan seorang pria, dan yang lebih parah lagi ternyata sang Nona mengunjungi Butik yang sama dengan Tuannya hari ini.

”sial apakah Nona melihat hal yang tak seharusnya dia lihat,tidak tuan Muda aku mohon jangan terbawa emosi dan marah kepada Nona”,,ucap Elios pelan,dia berlari menaiki tangga menuju kamar sang Tuan,namun dia ragu mengetuk pintu kamar itu,akhirnya yang bisa dia lakukan adalah menunggu lagi didepan kamar sang Tuan muda.

Sementara didalam kamar Jeni tak menyapa Nathan,dia benar-benar mengacuhkan Nathan. sehingga Nathan tersulut emosi.

”Katakan kau dari mana”,,Jeni hanya diam tak menjawab,dia hanya duduk di ranjang sambil menatap keluar jendela.Nathan tak terima diacuhkan,dia menghampiri Jeni,menarik tangannya hingga berdiri sejajar dengannya.

“kau punya telinga bukan,aku bertanya padamu kemana saja kau hari ini”,,ucap Nathan yang sudah mulai marah.

"Aku hanya ditoko”,,ucap jeni pelan,Nathan tak menyadari ada hal yang aneh pada tubuh Jeni, dia terlalu Fokus pada kemarahannya.

“Di toko atau berkencan dengan kekasih gelap mu,bukankah hari ini kalian bertemu.kau merencanakan perpisahan denganku,agar kau bisa bersama pria sialan itu hah jawab aku Jeni”,,ucap Nathan yang sudah tersulut emosi,dia mencengkram kuat dagu Jeni,meski merasakan sakit ,Jeni sama sekali tak menyuarakan rasa sakitnya.

“jangan coba-coba bermain api denganku Jeni, atau aku akan menghancurkan mu dan ayahmu saat itu juga,bukankah sudah aku katakan aku tak menerima penghianatan!”

Air mata Jeni tumpah,bukan hanya sang ayah tapi sang suami juga menuduhnya berselingkuh,bahkan mereka tak menanyakan kebenarannya terlebih dahulu.Nathan menatap mata indah,yang kini telah tergenang dengan air mata itu,sakit itulah yang dia rasakan ketika melihat mata yang penuh dengan luka dan kekecewaan itu,namun ego menguasainya.

Jeni menghempas tangan Nathan dari dagunya,dia memberanikan diri menatap mata suaminya,yang terlihat terkejut dengan tindakannya. Jeni ingin pergi meninggalkan kamar itu,dia lelah dan tak ingin mengatakan apapun, namun Nathan tak menerima hal itu.Nathan menarik tangannya,Jeni menoleh dan melihat tangannya dicekal, bukannya melepaskan Jeni, Nathan justru menyudutkannya di tembok.

“kau ingin pergi menemui pria mu,dan memintanya menolong mu keluar dari sini. jangan harap Jeni, aku tak akan membiarkan itu terjadi,jadi apa benar kau berselingkuh hah!,,dengan sekuat tenaga, Jeni mendorong tubuh Nathan hingga, Nathan mundur beberapa langkah.

“Aku tidak pernah berselingkuh seperti yang kau tuduhkan,pernahkah kau melihatku dengan mata kepalamu melakukan perbuatan yang bisa dikategorikan dalam perselingkuhan. bahkan sebelum menikah kau mengetahui semua tentangku, dan aku yakin selama ini kau juga tau apa yang aku lakukan,katakan dimana letak kesalahanku!"

“Kau dengan berani bertemu pria sialan itu, di belakangku Jeni!"

“Aku tidak pernah membuat janji bertemu dengannya,dia yang datang mecari ku, dan ya aku bertemu dengannya hari ini dan bahkan bicara dengannya. apa hanya dengan bertemu dan bicara, sudah bisa dikatakan berselingkuh!"

"Lalu bagaimana denganmu?kau bahkan menemani seorang wanita,yang bukan istrimu disebuah butik.bahkan kau membiarkan wanita itu bermanja,bahkan mencium mu.jadi katakan padaku siapa yang berselingkuh disini?"

Deg Nathan terkejut mendengar ucapan Jeni.

“kau masih mencintainya bukan, jika iya untuk apa kau marah padaku jika aku bertemu pria lain diluar sana.bukankah itu bagus untuk kalian,kalian bisa bersatu kembali,dan aku sangat lelah menjalani pernikahan ini,aku lelah mencintaimu yang tak pernah melihatku!"

Jeni berteriak dengan sekuat tenaga,dia terisak,dia membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhi Nathan yang diam terpaku. saat tangannya sudah memegang Heandle pintu, suara Nathan yang menggelegar menahannya.

“Jika kau berani meninggalkan kamar ini,aku pastikan kehancuran keluargamu!”

Nathan mencoba mengancam,bukannya takut, Jeni malah tertawa membuat Nathan mengerutkan dahi bingung. biasanya jeni akan segera patuh ,jika menyangkut keluarganya.