NovelToon NovelToon
(Bukan) Perjaka Tua

(Bukan) Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengganti
Popularitas:787.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Niat hati menikah di umur 22 tahun tapi sampai umur 30 tahun dia belum menikah? Reka Sanjaya seorang CEO tampan yang sukses memimpin Sanjaya Group, dia gagal menikah karena calon istrinya meninggal dalam sebuah kecelakaan hingga membuatnya trauma menjalani sebuah hubungan sampai dia berumur 30 tahun.
Tak sengaja dia bertemu dengan Nayla, cleaning service baru di perusahaannya. Nayla sangat mirip dengan calon istri Reka yang telah tiada. Hal itu membuat Reka menganggap Nayla adalah Azkia hingga dia menawarkan sebuah bisnis pernikahan, yang disetujui oleh Nayla karena Nayla sedang membutuhkan uang.
Apakah keduanya bisa saling jatuh cinta? Bagaimana jika penghalang perasaan itu justru seseorang yang telah tiada?
Baca yuk!! Jangan lupa jadikan favorit.

Sequel dari Godaan Sang Mantan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anggap Aku Suami Kamu

Reka menyuruh anak buahnya untuk mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Dia duduk di jok belakang di samping Nayla.

"Sini aku lihat kaki kamu." Reka meraih kaki Nayla lalu melepas sepatunya. "Astaga, sampai kayak gini." Dia semakin geram saat melihat pergelangan kaki Nayla yang memar membiru. Kemudian dia lipat celana Nayla ke atas sampai lututnya.

"Sakit." Nayla meringis kesakitan saat lipatan celana itu melewati lututnya. Untungnya saja celana Nayla sedikit longgar.

"Sepertinya lutut kamu sedikit geser. Gak bisa kamu gerakkan sama sekali?" tanya Reka memastikan.

Nayla menggelengkan kepalanya. "Sakit banget."

Reka menghela napas panjang sambil memangku kaki Nayla agar tetap lurus. "Kalau kamu mau tuntut mereka aku akan urus, biar mereka gak semena-mena kayak gini."

Nayla justru mengalihkan pandangannya dan menatap jalanan siang itu. Beberapa bulir air mata kini menetes melewati pipinya. Dari dulu dia memang sudah sering di bully hanya karena dia berasal dari keluarga tidak mampu. Dia sudah berusaha membela dirinya sendiri tapi selalu kalah dengan mereka.

Reka merasa kasihan dengan Nayla. Dia usap punggung Nayla agar sedikit tenang. "Jangan sedih. Kamu gak sendiri. Kamu masih punya aku."

Nayla menggelengkan kepalanya. "Mereka benar, aku gak pantas sama Pak Reka. Mungkin setelah Pak Reka bosan, Pak Reka pasti juga akan memutuskan kontrak ini."

Reka tak bicara lagi, dia hanya menatap Nayla yang masih saja menangis.

Beberapa saat kemudian, mobil Reka berhenti di depan rumah sakit. Reka turun dan menggendong Nayla menuju IGD.

Dokter segera memeriksa keadaan Nayla.

"Bisa digerakkan?" Dokter itu menggerakkan kaki Nayla secara perlahan.

Nayla menggigit bibir bawahnya karena lututnya terasa sangat sakit. Dia pegang erat tangan Reka selama Dokter melakukan pemeriksaan.

"Sendi lututnya sedikit bergeser. Tidak perlu tindakan operasi karena tidak terlalu parah. Saya pasang knee brace, agar sendinya bisa kembali ke posisi semula. Selama satu minggu tidak boleh digerakkan sama sekali ya."

Setelah Dokter selesai memasang knee brace, Nayla berangsur melepas tangan Reka. Tapi dia kini berpikir, bagaimana dia beraktifitas jika dia tidak boleh menggerakkan kakinya sama sekali.

"Apa perlu rawat inap?" tanya Reka.

"Tidak perlu. Saya akan resepkan obat pereda nyeri dan penurun demam jika nanti tiba-tiba demam." kata Dokter itu kemudian dia keluar dari IGD.

"Aris, kamu urus administrasi dan ambil resep obatnya nanti sekalian kamu tebus." suruh Reka pada anak buahnya.

"Baik Pak."

Reka kini duduk di dekat Nayla yang sedari tadi menundukkan pandangannya.

"Pak, pulangkan aku pada Ibu. Biar aku dirawat Ibu saja." Dengan berat hati Nayla memutuskan hal itu.

"Nggak! Kamu tetap di rumah. Aku yang berkewajiban merawat kamu. Ini semua terjadi karena aku."

"Tapi..."

"Kalau kamu gak mau aku rawat, ada Bunda, ada pembantu juga di rumah. Jangan merepotkan Ibu kamu ya."

Nayla akhirnya mengangguk pelan.

...***...

"Reka, Nayla kenapa?" tanya Luna saat melihat Reka menggendong Nayla masuk ke dalam rumah.

"Habis jatuh di kantor. Kena dislokasi lutut ringan. Jadi gak boleh gerak selama satu minggu." kata Reka sambil berjalan menuju kamarnya.

"Gimana bisa jatuh?" Luna ikut masuk ke dalam kamar untuk memastikan keadaan menantunya itu. "Kakinya sakit sekali?"

Nayla menganggukkan kepalanya.

"Ini baju kamu basah semua. Reka cepat basuh pakai air hangat terus ganti pakaian hangat biar gak masuk angin." suruh Luna.

Reka dan Nayla saling tatap. Nayla tak bisa membayangkan jika sekujur tubuhnya harus dibasuh oleh Reka.

"Bunda saja ya yang bantu basuh Nayla Soalnya aku..."

"Reka." Luna memotong kalimat Reka. "Jadi suami itu juga harus merawat saat istri sakit."

Reka menggaruk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal. Bukannya dia tidak mau membasuh seluruh tubuh Nayla, justru dia sangat mau sekali tapi masalahnya Nayla pasti menolaknya.

"Ya sudah, Bunda tinggal dulu." Luna keluar dari kamar Reka.

Reka dan Nayla saling tatap beberapa saat. Mereka sama-sama tak bersuara sampai satu menit.

"Bantu aku ke kamar mandi saja." kata Nayla pada akhirnya.

Reka menggendong Nayla lalu membawanya ke kamar mandi dan mendudukkannya di atas kloset yang tertutup. Dia ambil kursi untuk menopang kaki Nayla agar tidak bergerak.

"Aku ambilkan baju dulu."

Nayla menghela napas panjang saat Reka keluar dari kamar mandi.

"Ini gimana caranya lepas celana, gimana caranya mandi. Semuanya gak bisa." Lagi, Nayla menangis di kamar mandi. Tapi tangisan kali ini seperti tangisan anak kecil yang tergugu.

"Hei, kenapa?" Reka kembali masuk ke dalam kamar mandi dengan pakaian Nayla yang ada di tangannya dari dalam sampai luar pakaian.

Nayla menghapus air matanya. "Aku gak bisa ngapa-ngapain. Aku mau pulang ke ibu saja."

Reka kini berjongkok di hadapan Nayla. Dia singkirkan rambut yang berantakan menutupi wajahnya. "Kalau kamu pulang, nanti ibu kamu jadi khawatir sama kamu. Untuk kali ini, anggap aku ini adalah suami kamu beneran, bukan hanya di atas kertas. Aku janji, aku hanya membantu dan merawat kamu, aku gak akan melakukan lebih dari itu."

Memikirkan itu semua kepala Nayla menjadi pusing. Haruskah dia relakan tubuhnya dilihat oleh Reka meskipun halal untuk dilihat tapi rasanya dia masih belum rela.

Reka meletakkan baju ganti Nayla. Setelah itu dia mengambil handuk kecil yang telah dibasahi air hangat. Dia seka wajah Nayla yang sudah terasa lengket bercampur air mata dan keringat.

Kemudian tangan Reka beralih membuka kancing kemeja Nayla. Sedikit bergetar dengan jantung yang berdetak kencang.

Nayla hanya memejamkan matanya. Saat merasakan tangan Reka mulai menyentuhnya.

Bagian atas Nayla sudah terekspos. Dengan sekuat tenaga Reka menahan hasratnya yang kian membuncah. Dia seka perlahan kulit putih yang sangat mulus itu. Setelah selesai, dia bantu Nayla memakai baju dalam lalu daster pendek yang memang sengaja Reka ambil untuk memepermudah memakainya.

Kini tugas yang terberat bagi Reka. Bagian atas tubuh Nayla saja sudah membuatnya panas dingin tak karuan apalagi yang bawah. Tapi dia harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya karena sepertinya Nayla sudah mulai menggigil kedinginan.

Dia lepas celana Nayla secara perlahan hingga melewati kaki yang sakit itu. Begitu juga dengan celana segitiga yang menutup bagian tubuh Nayla yang sebenarnya sangat ingin Reka rasakan. Lalu menyekanya dengan hati-hati dan perlahan sampai kaki. Setelah itu, dia memasang pakaian dalam Nayla yang baru.

"Aku mau pipis. Pak Reka hadap sana." kata Nayla.

Reka berdiri lalu mengangkat tubuh Nayla untuk membuka kloset. Kemudian dia kembali mendudukan Nayla dan berbalik badan. Dia hela napas panjang untuk melepaskan semua hasrat yang memenuhi otaknya.

"Udah."

Setelah selesai, Reka mengangkat tubuh Nayla keluar dari kamar mandi dan dia baringkan di atas ranjang. Dia tutupi kaki Nayla dengan selimut agar tidak kedinginan.

"Aku ambilkan makan dulu terus kamu minum obat." Reka melangkah keluar dari kamar.

Nayla hanya menatap punggung Reka yang telah menghilang di ambang pintu.

"Andai Pak Reka benar-benar menganggap aku Nayla, bukan Azkia..."

💞💞💞

.

Komentarnya mana nih.. 😭

1
Saur Marsaulina Pane
semangat
Ririn Nursisminingsih
hareudang2 akhirnya belah dureennn🤣🤣
Ririn Nursisminingsih
kok lancang sekali nova yas...
Heryta Herman
semua orang punya masa lalu,biarlah itu menjadi pembelajaran ke dpnnya...
Heryta Herman
hihihi..papanya dika ambil kesempatan dlm kesempitan nih..ASI untuk dika di ambil papanya
Khanza Safira
🤣🤣🤣🤣
Khanza Safira
seru banget ih.. bner Nay kita terlalu banyak nonton film 🤣 untung banget yah orang tua si perjaka tua baik baik
Khanza Safira
Alah ntar juga bucin 🤣, btw gas aja Nay, mayan sama sama singel Kok 🤣🤣
Khanza Safira
Yey suka suka /Shy/
Heryta Herman
perjuangan seorang ibu itu tdk mudah,tlng pahamilah hai para suami...
Heryta Herman
hanya krna iri hati dan dgn alasan iseng,nova sdh membahayakan 2 nyawa...perbuatan nya tdk patut di kasihani...
Heryta Herman
Alhamdulillah Nayla sdh slmt melahirkan baby ganteng...slmt berbahagia Reka&Nayla
Heryta Herman
hahaha...itu pasti ibu nya dito si istri pejabat yg sombong...
Elizabeth Zulfa
akhirnya jdi juga tuh dedek utun.. 😊😊
Heryta Herman
semangat thor...
tdkkomen bukan berarti tdk baca ceritamu...
don't be sad...
ceritamu bagus.. lanjut
Heryta Herman
maklum lah nay..perjaka tua hampir karatan,dpt yg nikmat trus nagih.../Chuckle/
Heryta Herman
kado spesial untuk reka...MP yg tertunda../Chuckle//Chuckle/
Heryta Herman
uuuh...manisnyaaa...
Heryta Herman
malah bagus ga ada konflik thor...
aku suka cerita nya...
lanjut thor
Heryta Herman
klo sdh cinta ma nayla bilang aja boss....
keburu di tikung nti...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!