"Kalau kau mau menjadi laki-laki sukses, jangan pernah hadirkan wanita dalam hidup mu!!! Karena wanita hanya akan membuat hidup mu hancur!!!"
Itulah kata-kata yang terngiang-ngiang dalam otak Dave Winstone. Satu nasehat yang selalu Ayahnya katakan jika Dave ingin menjadi orang sukses.
Dave pun mengikuti saran sang Ayah, di usianya yang menginjak 35 tahun, tak pernah sekalipun Dave menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, sampai-sampai banyak yang mengatakan kalau Dave adalah seorang penyuka sesama jenis.
Meski begitu, dia berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengusaha muda yang sukses.
Hingga suatu hari dokter salah memberikan hasil diagnosa penyakit, Dave dinyatakan mengidap penyakit kanker otak stadium tiga.
Dave yang bingung akan memberikan semua hartanya kepada siapa, akhirnya memutuskan untuk mengontrak seorang wanita untuk melahirkan keturunannya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mari kita ikuti cerita Pernikahan Kontrak CEO Arogan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
🍁 Happy Reading 🍁
"Dengan ini."
Mata Dhea pun langsung membulat sempurna melihat gambar yang ada di layar ponsel Dave.
Karena saat ini Dave menunjukkan foto anak kembar laki-laki.
"Bagaimana? Bisa?" Tanya Dave.
"Bagaimana mungkin Tuan, saya tidak punya gen kembar. Kecuali kalau keluarga Tuan memiliki gen kembar." Jawab Dhea.
"Jaman sekarang dengan semakin canggihnya tekhnologi dan tingginya ilmu pengetahuan, semua yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, termasuk membuat anak kembar, meskipun kita tidak memiliki gen kembar." Balas Dave.
"Iya sih." Lirih Dhea.
"Tapi sudah lah, nanti aku pikirkan lagi. Aku juga tidak serius ingin memiliki anak kembar dengan mu." Kata Dave lagi.
"Cih!! Harusnya yang berpikir itu aku!! Kan rahim ku yang di pakai untuk memproduksi anak mu!!" Gerutu Dhea dalam hati.
🍁🍁🍁
Winstone Hotel.
Kini Dave dan Dhea sudah berada di ruang kerja Dave di Winstone Hotel.
Sekarang mereka sedang menunggu Alfred yang sedang membuat surat kontrak pernikahan Dave dan Dhea.
Mata Dhea berkeliling melihat ruang kerja Dave yang interiornya dominan dengan warna abu-abu.
"Tuan, apa Anda penyuka warna abu-abu?" Tanya Dhea pada Dave yang sedang sibuk menulis. Entah apa yang sedang Dave tulis karena terlihat sangat serius sekali.
"Hemh.." balas Dave tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-nya.
"Apa Anda tahu arti warna abu-abu dalam psikologi?" Tanya Dhea.
"Tidak tahu dan tidak mau tahu!" Jawab Dave.
"Warna abu-abu dalam psikologi menggambarkan kepribadian seseorang yang serius, mandiri, bertanggung jawab, tapi di balik itu semua dia menyembunyikan rasa tidak percaya diri, tidak atraktif dan depresi yang sedang dia sembunyikan." Ucap Dhea.
Mendengar kata-kata Dhea, Dave mengeraskan rahangnya, ia merasa apa yang di katakan Dhea seratus persen benar. Karena dibalik sikap arogan dan otoriternya, Dave menyembunyikan rasa tidak percaya diri dan depresi-nya.
Ia merasa tidak percaya diri karena saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Dave sering mendapat ejekan dari teman-temannya karena tidak memiliki Ibu dan itu karena itu Dave kecil menjadi mempunya luka batin yang dia bawa sampai besar.
Namun karena didikan Ayah-nya yang keras serta racun-racun untuk menjadi orang sukses yang Ayah-nya sebarkan dalam otak Dave, membuat Dave menjadi tidak bisa meluapkan perasaannya, dia sudah terlatih menjadi laki-laki tegar.
"Sok tahu kamu!!" Balas Dave kesal. Kesal karena sisi lemah-nya bisa terbaca Dhea.
"Bukan sok tahu Tuan, tapi ini ilmu yang saya dapat." Jawab Dhea.
"Memangnya sewaktu kuliah kamu mengambil jurusan apa?" Tanya Dave.
"Desain interior. Sebagai orang yang mendesain ruangan, kami juga mempelajari arti warna-warna untuk membangun energi positif dari warna-warna yang akan kami kombinasikan dalam proyek kami. Misalnya, ada seorang yang susah tidur, dengan warna-warna interior yang tepat, akan membuat si pemilik kamar jadi lebih mudah tidur karena energi yang di hasilkan warna-warna itu." Jawab Dhea.
"Cih!!" Decih Dave dengan raut wajah mengejek.
"Ya sudah kalau tidak percaya." Balas Dhea yang tak suka melihat ekspresi wajah Dave.
Dhea pun memilih untuk tidak melanjutkan perdebatannya dengan Dave dan kembali melihat-lihat desain interior ruang kerja Dave.
Sedangkan Dave kembali meneruskan menulis.
Tok... Tok... Tok...
Tak lama pintu ruang kerja Dave terketuk.
"Masuk." Jawab Dave.
Ceklek. Pintu itu pun terbuka.
Alfred pun masuk ke ruang kerja Dave dengan dua lembar surat kontrak di tangannya.
Begitu Alfred masuk barulah Dave mengalihkan pandangannya ke arah Alfred.
"Apa sudah selesai?" Tanya Dave.
"Sudah Tuan, ini." Jawab Dave.
"Letakkan di meja itu." Perintah Dave sambil menunjuk meja tamu.
Dave pun berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan menuju sofa.
"Ini. Menu makanan ku dan gadis ini. Berikan ini pada Paman Felix. Katakan pada Paman Felix kalau seminggu lagi Paman Felix harus menyiapkan menu-menu itu." Ucap Dave seraya memberikan selembar kertas yang berisi menu makanannya dengan Dhea.
Ternyata sejak tadi Dave sedang mengatur menu makanan program kehamilan yang di anjurkan dokter Wilma untuk mendapatkan anak laki-laki.
Setelah memberikan selembar kertas itu, barulah Dave duduk.
"Ini surat kontrak pernikahan kita. Bacalah dulu." Ucap Dave seraya menyodorkan selembar kontrak pernikahan ke hadapan Dhea.
Setelah itu barulah dirinya mengambil selembar kontrak pernikahan untuk dirinya dan membaca-nya. Siapa tahu saja isi di dalam kontrak itu tidak sesuai dengan apa yang Dave inginkan.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
can't hardly stop... U guys so lovely