Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 12
"Cie yang dua hari bakal tunangan" ucap Hana yang tiba-tiba ada di belakang Sheva
"Ihh apaan sih ngagetin aja"
"Kemarin papi kamu telfon papa aku loh Va" ucap Rania
"Haa,ngomongin apa?"
"Papi kamu tanya apa akhir-akhir ini aku juga sama sibuknya sama seperti kamu"
"Terus papa kamu jawab apa?"
"Papa cuma jawab kalau kita memang lagi banyak tugas"
"Hah syukurlah"
"Tapi kan kita gak ada tugas apa-apa Ran,kita tinggal nunggu sidang loh" ucap Hana
"Iya aku tahu,kayaknya ada yang aneh deh sama kamu Va" ucap Rania
"Aneh gimana?"
"Kata papi kamu akhir-akhir ini kamu sering menghabiskan waktu di rumahku. Padahal kan kamu terakhir ke rumahku saat ngadu kalau kamu mau di jodohkan"
"Iya ya,dan itu sudah satu mingguan lebih loh"jawab Hana
"Kamu nggak lagi bohong kan Va?" selidik Rania
"Embb sorry banget ya Ran,sejak perjodohan itu gue jadi susah banget buat keluar. Ya terkadang gue kan juga butuh waktu sendiri dan bokap gak ngizinin kalau nggak sama Morgan,jadi aku alasan aja mau ke rumah kamu"
"Tapi loe kemana sebenarnya?"
"Gue ke club"
"Hah,sejak kapan loe kenal tempat kek gitu?" ucap Hana kaget
"Sejak gue frustasi karena di jodohkan sama Morgan"
"Kok loe gak ngajak-ngajak sih" tutur Hana
"Hannn,apaan sih temen terjerumus bukannya bantuin buat keluar malah mau ikutan"
"Iya maaf,habisnya gue sedikit gak percaya aja kalau Sheva ke tempat begitu sendirian"
"Gak sendirian kok,kadang gue sama temen kak Geby"
"Oh gitu,lain kali jangan jadikan aku alasan lah. Gimana kalau papi kamu tanya lagi waktu papa aku di rumah,kamu juga gak ngasih kode apapun ke aku"
"Iya iya maaf,gak akan terulang lagi"
"Ya udah masuk kelas yuk" ajak Hana
Jam istirahat pun tiba,ponsel Sheva berbunyi dan itu telfon dari maminya
"Iya Mi...."
"Kamu jangan lupa ke rumah om William"
"Iya,ini mau kesana"
"Ya sudah hati-hati"
"Iya"
Sheva segera pergi ke parkiran,Rania dan Hana yang melihat itu merasa curiga karena tidak biasanya Sheva begitu menyembunyikan masalah seperti ini kepada kedua temannya itu.
"Eh itu bukannya mobil Mr.Marcell?" tanya Hana
"Iya,kenapa?"
"Lah kok Sheva juga pergi sih?"
"Jangan-jangan?" ucap Rania
"Jangan-jangan apa Ran?"
"Mereka ketemuan"
"Apaan sih Ran,mana mungkin lagian sebelumnya loe pernah lihat Sheva akrab sama Mr.Marcell"
"kita ikutin aja yuk,siapa tahu kecurigaan aku selama ini benar"
"Ya udah deh terserah kamu"
Hana dan Rania mengikuti mobil Sheva dan Mr.Marcell yang berada di depan meraka
"Tuh kan Han,mereka ke arah yang sama" ucap Rania
"Iya ya,tapi masak Sheva ada apa-apa sih sama Mr.Marcell"
Sheva menyadari bahwa kedua temannya itu mengikuti mereka,hal itu membuatnya khawatir bahwa Hana dan Rania sudah mulai curiga kepadanya. Tak pikir lama Sheva berbelok ke arah lain menuju rumah Morgan,Marcell yang berada di depannya tidak begitu memperhatikan Sheva.
"Loh kok mereka beda arah Han?"
"Apa aku bilang,mana mungkin Sheva ada apa-apa sama Mr.Marcell"
"Terus ini gimana?"
"Nanggung,kita ikutin saja sekalian"
"Ya udah"
Akhirnya Hana dan Rania mengikuti Sheva sampai rumah Morgan,mereka sangat terkejut karena tiba-tiba Sheva mendadak berhenti dan mengejutkan mereka. Sheva turun dari mobilnya dan menghampiri kedua sahabatnya itu
"Rania,Hana buka..." teriak Sheva
"Hay Va hehe" ucap Hana dengan wajah komuknya
"Kalian berdua kenapa ngikutin gue?"
"Emb enggak kok,enggak kan ya Ran"
"Iya Va kita nggak ngikutin kamu kok"
"Terus ini apa?"
"Kita cuma penasaran aja kamu mau kemana kok tadi buru-buru gitu?"
"Ya ampun,gue lupa ngasih tahu kalian kalau siang ini gue di suruh ke rumah Morgan buat milih cincin pertunangan"
"Oh gitu ya Va,kalau gitu masuk aja kita juga mau cabut kok. Iya kan Ran?" jawab Hana gugup
"Iya kok,sorry ya Va kalau kita sudah curiga yang enggak-enggak sama kamu"
"Iya aku juga yang salah kok gak cerita hal ini ke kalian,atau kalian mau masuk juga?"
"Enggak gak usah,kita ada revisi"
"Oh ya udah,semangat ya buat kalian"
"Bye Va"
"Bye"
Sheva menghela nafas setelah melihat kedua temannya itu pergi,ia sekarang harus lebih berhati-hati saat akan bertemu dengan Marcell.
Sheva masuk ke dalam rumah Morgan yang megah itu,kedatangannya di sambut dengan baik oleh nyonya William.
"Sheva,sudah datang"
"Iya tante"
"Mrs.White perkenalkan ini calon menantu saya"
"Halo Mrs.Sheva nice to meet you"
"Nice to meet you to"
"Kita duduk yuk"
Tak berselang lama Morgan keluar dari lift rumahnya dan menghampiri mama dan Sheva yang sudah berada di ruang tamu
"Morgan,Sheva kalian pilih saja cincin yang akan kalian gunakan untuk pertunangan nanti. Mama mau ke kamar dulu"
"Iya ma"
Hampir tiga puluh menit Morgan dan Sheva melihat-lihat semua model yang ada,
"Kamu suka yang mana?" tanya Morgan
"Emb terserah kamu aja deh"
"Nggak gitu dong Va,ini kan pernikahan kita berdua jadi gak bisa terserah aku atau terserah kamu"
Tiba-tiba ponsel Sheva berdering dan itu dari Marcell,Sheva mendadak gugup karena Morgan sempat melihat nama Marcell di layar ponselnya.
"Ada telfon tu,di angkat dulu"
"Emb gak usah,gak penting kok. Jadi menurut kamu bagus yang mana?"
"Kalau aku sih suka yang simpel ya,kamu gimana?"
"Aku juga"
"Ya sudah kamu mau yang model mana?"
"Emb ini gimana? lebih simpel dan modelnya tidak terlalu mencolok"
"Kalau aku suka yang ini sih,simpel dan elegan banget"
Ponsel Sheva kembali berbunyi
"Di angkat dulu Va"
"Gak usah,ya sudah kita pakai pilihan kamu saja"
"Loh kok gitu?"
"Katamu lebih bagus?"
"Aku cuma bilang kalau lebih simpel elegan bukan lebih bagus"
"Oh ya udah itu saja"
"Kamu yakin?"
"Iya"
"Ya sudah kita pilih ini kan"
"Iya,udah selesai kan? kalau begitu aku pulang ya"
"Kenapa buru-buru sih Va? kita bisa makan siang bareng dulu kan"
"Emb gak usah Gan,aku ada tugas"
"Kamu yakin?"
"Iya"
"Ya sudah aku antar kamu ke depan ya"
"Iya"
Morgan mengantarkan Sheva ke depan namun saat Sheva akan melangkah masuk ke dalam mobil tiba-tiba Morgan memanggilnya.
"Sheva tunggu..."
"Ada apa?"
Morgan hanya diam namun melingkarkan sebuah kalung di leher Sheva dengan liontin huruf "M"
"ini apa?"
"Aku mau kasih hadiah sesekali,tapi kamu keberatan kalau liontin nya inisial nama aku?"
"Em eh enggak kok,bagus"
"Syukurlah kalau kamu suka"
"Aku pergi dulu ya"
"Iya Va,hati-hati"
Sheva segera melajukan mobilnya ke resto tempat ia sudah berjanji untuk bertemu dengan Marcell,sesampai di sana terlihat Marcell masih menunggu dengan minuman yang sudah habis setengah gelas.
...FERLY ANUMERTA SANJAYA...