Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Di pagi hari, Zeera terbangun dari tidurnya dalam keadaan di balut selimut, ia melihat ke sekeliling kamar yang ternyata itu bukan kamarnya. Ia meraba tubuhnya dan melihat ke bawah selimut yang ternyata memang sudah polos tanpa sehelai benangpun pun.
Mata nya membelalak dengan mulut yang sedikit menganga. Mengingat kejadian semalam sepertinya memang sudah terjadi sesuatu diantara dirinya dengan Devan. Zeera hanya bisa menghela pasrah, namun ia masih bingung harus mengeluarkan ekspresi seperti apa disaat bertemu dengan Devan nanti.
"Astaga Zeera, bisa-bisanya kamu mabuk semalam. Pasti sangat memalukan." Rengek nya menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
Tidak lama, Zeera kembali menurunkan selimutnya dan memakai kembali baju nya, bersamaan dengan itu Devan masuk ke kamar membawa obat anti pengar.
"Ku kira masih belum bangun." Ucap Devan menghampiri istrinya.
Zeera langsung membelalakkan matanya kaget mendengar suara Devan, ia bahkan langsung terduduk dan menunduk karena malu atas kejadian semalam.
Devan duduk di samping Zeera dengan tangan nya yang mengangkat dagu istrinya, "kenapa, hm?"
"I-itu ... kenapa aku bisa tidur disini?" Tanya Zeera seolah-olah lupa dengan kejadian semalam.
"Kau yakin tidak ingat apapun?"
Zeera menggelengkan kepalanya pelan.
Devan tersenyum melihat wajah imut istrinya itu, "suara mu bahkan terdengar begitu seksi sayang." bisik Devan membuat Zeera mematung.
Tamat sudah riwayat nya kali ini. Jika bisa, Zeera tidak ingin bertemu dengan suaminya dalam waktu yang cukup lama sampai ia benar-benar lupa dengan kejadian malam tadi.
"Bukannya kau sempat menikah dan hampir memiliki anak? Tapi kenapa rasanya kau seperti masih perawan?" Lagi-lagi Devan dengan sengaja membahas itu.
"Bisakah kau berhenti mengatakan hal itu? Dasar mesum!" Ucap Zeera yang sudah benar-benar malu.
Devan terkekeh melihat raut wajah istrinya yang sedang malu-malu seperti itu. Di matanya tidak ada gadis lain yang lebih cantik dan imut selain Nazeera. Apa lagi dengan raut wajah yang seperti itu membuatnya gemas sendiri.
Flash back . . .
Selesai dengan dinner nya, Zeera duduk di halaman belakang rumah di temani oleh minuman nya. Bukan karena ada masalah yang sedang di pikirkannya, justru ia merasa bersyukur karena sudah di pertemukan kembali dengan Devan, anak laki-laki dimasa kecilnya.
Raut wajahnya terlihat sumringah karena telah benar-benar menemukan sosok pria yang menghargai dan menerima apa adanya. Sampai tanpa terasa, Zeera sudah menghabiskan banyak alkohol yang membuatnya mabuk.
"Aku kira kamu sudah tidur, ternyata malah disini. Kenapa gak ngajak aku, hm?" Ucap Devan duduk di depan Zeera.
Wanita itu tersenyum dengan kepala yang sudah terasa berat, bahkan ia tanpa segan menghampiri Devan dan duduk di pangkuannya. Tidak hanya itu, Zeera memainkan jari lentiknya di dada bidang Devan sambil ngelantur kesana kemari yang tentunya terus memuji suaminya itu hingga membuat Devan senyum-senyum sendiri.
"Tidak kuat minum, kenapa harus minum begitu banyak, hm?" Ucap Devan menggendong Zeera.
Sengaja Devan membawa Zeera masuk kedalam kamarnya dan merebahkan nya disana. Namun, siapa sangka, Zeera akan menarik kerah baju Devan hingga membuat pria itu terjatuh dan mengungkung nya. Zeera kembali menarik baju Devan dan memberinya kecupan di bibir suaminya.
Dengan nakalnya, ia membalikkan tubuh suaminya hingga dirinya yang berada di atas. Seolah memberikan lampu hijau, Zeera terus menggoda Devan sampai terjadi sesuatu yang diluar kendali nya.
Malam yang sunyi menjadi saksi bisu kegiatan panas Devan dan Zeera malam itu. Hanya terdengar lenguhan dari keduanya yang saling bersahutan untuk menyalurkan kenikmatannya satu sama lain.
Flash back off
Kebetulan hari ini adalah hari libur, dengan terpaksa Zeera harus bertemu Devan selama 24 jam. Karena pria itu tidak mengizinkan Zeera bekerja di hari libur. Segala urusan toko nya ia serahkan pada Aldi.
"Oh, bukannya malam ini kau ada reuni?" Tanya Devan.
Zeera mengangguk, "aku akan pergi sore nanti, kau tidak keberatan?" Sahut Zeera.
"Pergilah, aku akan selalu mendukung apa yang kamu lakukan."
"Benarkah? kau tidak akan cemburu? disana nanti akan ada Ragil dan juga Riko."
"Kalau begitu, aku akan ikut dengan mu." Sahut Devan dengan santai.
Zeera langsung menoleh ke arah suaminya dengan mata yang melebar.
"Gak bisa!"
"Kenapa? Gak bebas untuk mendekati mereka?" Tanya Devan sengaja menggoda Zeera.
"Devan!" Panggil Zeera dengan suara manja nya.
Pria itu tertawa kecil, ia merangkul Zeera dan menyandarkan pada bahunya, di sertai dengan belaian lembut di pucuk kepalanya membuat Zeera semakin nyaman di samping nya.
"Aku hanya akan mengantarmu."
Zeera mengangguk seraya tersenyum.
Bersamaan dengan itu, bel rumah berbunyi yang tidak lama terdengar suara langkah kaki seseorang yang masuk kedalam. mendengar itu, Devan segera beranjak dari duduknya dan melihat ke depan siapa yang sudah bertamu ke rumah nya.
"Celine!" Panggil Devan.
Gadis itu tersenyum, ia melihat sekeliling rumah Devan yang memang sangat luas itu.
"Untuk apa kau datang kesini?"
"Tidak bolehkah aku menemui calon suami ku?" Shaut Celine dengan tidak malu nya.
"Calon suami? Tch, siapa yang akan menikah dengan gadis seperti mu?"
"Tentu saja kamu, selama orangtua kamu menginginkan aku menjadi menantunya, tidak akan ada yang bisa mengubah itu."
"Teruslah bermimpi, karena sampai kapanpun aku gak akan pernah menikahi wanita seperti mu! Dan perlu kau ingat, aku sudah memiliki istri, jadi jangan harap kau akan mendapatkan apa yang kamu mau!" Tegas Devan.
"Jika benar kau sudah menikah, lalu dimana istri mu? Atau kau hanya menipu orangtua mu demi mengindari perjodohan mereka?"
"Dimana istri ku berada, sama sekali bukan urusan mu! Sekarang pergi dari rumah ku!" Usir Devan menunjuk ke arah pintu.
"Baiklah, kali ini aku akan pergi, dan aku pastikan kau akan menjadi milikku Devanka." Ucap Celine tersenyum licik.
Gadis itu melangkah gontai menuju pintu utama dan meninggalkan kediaman Devan. Zeera yang mendengar semua ucapan mereka segera menghampiri Devan dengan raut wajah yang berubah dari semula.
"Jangan dengarkan ucapannya, sampai kapan pun aku gak akan pernah ninggalin kamu. sekalipun orangtua ku menentang aku pastikan aku akan tetap disamping kamu." Ucap dengan menatap Zeera yang kemudian memeluknya.
"Kau yakin dengan ucapan mu itu?"
Devan mengangguk, "sangat yakin. Dari dulu sampai saat ini dan kedepannya cuma kamu yang aku mau, sekalipun aku harus memilih, aku akan tetap memilih kamu."
Zeera melepaskan pelukannya, ia menatap pria di depannya itu dengan tatapan yang penuh haru. Rasanya ia benar-benar sedang diperjuangkan oleh seorang pria yang begitu mencintainya.
"Makasih, aku mencintaimu... Devanka."
Devan tersenyum dan mengangguk, ia kembali memeluk istrinya dengan begitu erat.
***
TBC. . .