Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Clara
Bagas yang baru melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah,langsung mendapat tatapan tajam dari Clara istrinya.
"Darimana saja kamu Mas!Ibumu kan sudah meninggal,lalu apa yang membuat kamu lama disana,apa kamu bertemu mantan istrimu!",tanya Clara dengan menyilangkan tangannya didada..
Bagas yang lelah justru mengabaikan pertanyaan istrinya,Ia juga melemparkan koper dan tas kecilnya begitu saja tanpa peduli dengan Clara yang terus bertanya dengan nada suara yang tinggi.
Clara mengambil Koper dan tas kecil milik Bagas,namun saat membawa tas kecilnya,Clara menemukan sebuah kertas kecil keluar dari tas milik suaminya.
Clara membuka dan membacanya,betapa terkejutnya dia saat membaca bahwa itu kwitansi hotel tempat suaminya menginap,Clara yang penasaran terus membuka tas kecil itu dan menemukan nota belanja berupa tas dan pakaian perempuan.
Clara mengeluarkan semuanya isi dalam tas kecil itu dan menemukan sobekan tiket pesawat milik suaminya, dan Clara tercengang saat tau nama orang yang tertera ditiket tersebut selain suaminya.
"Laura"
"Apa mungkin mereka selingkuh dibelakangku selama ini?tapi kan Laura nggak mungkin seliar itu diluar sana karena Ibu menjaganya dengan sangat baik,tapi ini Laura mana jika itu bukan adikku",gumam Clara didalam hatinya.
Clara yang terus penasaran ingin mencari tau kebenarannya,ingin membuka koper milik suaminya,namun sialnya kopernya dikunci menggunakan sandi.
Clara menyimpan bukti-bukti itu kedalam lemarinya,Ia harus membuktikan sendiri siapa Laura yang bersama suaminya,karena Ia masih sulit mempercayai jika benar-benar adiknya yang menjadi selingkuhan suaminya.
Clara memilih bersiap untuk berangkat keRumah Sakit untuk melihat perkembangan Ayahnya,karena jika terus membaik,Ayahnya akan bisa pulang keesokan harinya.
Clara telah menitipkan anaknya dipanti asuhan tapi dengan biaya kehidupan yang Ia kirimkan,Ia hanya tak bisa meminta tetangga yang terus-terusan untuk mengasuh anaknya,karena tetangganya mulai kewalahan dalam mengurus anaknya sendiri dan anak milik Clara.
Clara menggunakan mobil suaminya untuk kerumah sakit,selama diperjalanan,Clara memikirkan keputusan terburuk jika adiknya benar menjadi selingkuhan suaminya.
"Aku akan cerai jika itu terjadi,lebih baik aku bebas diluaran sana daripada harus melihat adikku menjadi maduku",gumam Clara didalam hatinya.
Clara terus melajukan mobilnya sampai akhirnya Ia tiba diRumah Sakit,saat Clara akan masuk,Laura ternyata akan pulang dengan Ibunya yang sudah siap dengan taxi online yang telah menunggu.
Namun karena rasa penasaran yang sudah tak bisa terbendung,membuat Clara meminta adiknya untuk menepi diujung lorong Rumah Sakit.
"Laura!jelaskan sama aku sekarang juga!apa beberapa hari ini kamu ikut Mas Bagas ke Ibukota?kenapa tiket pesawat yang ada didalam tas Mas Bagas itu nama kamu,sejak kapan kalian dekat?atau aku yang sebenarnya bodoh kalau ternyata kalian telah selingkuh selama ini".
Laura pura-pura tidak tau,Ia tidak ingin Ibunya tau bahwa selama ini Ia telah bergaul dengan bebas diluaran sana.
"Apaan sih Kak!Aku nggak kemana-mana,orang aku menginap dirumah temenku kok,aku bahkan nggak tau kalau Mas Bagas pergi ke Ibukota",jawab Laura dengan wajah sok polosnya.
Clara yang geram menanyakan sekali lagi dengan suara yang lebih keras,namun bukan jawaban yang Clara dapatkan melainkan tamparan dari orang yang Ia panggil Ibu.
"Kamu apakan anak saya Hah!!Anak saya nggak mungkin pergi dengan suamimu,anak saya terhormat nggak seperti itu kamu yang anak hasil merebut suami orang,bahkan kamu sudah mengikuti jejak Ibumu sendiri,lebih baik kamu masuk sana,jagain Ayahmu karena kita mau tidur nyenyak dirumah".
Clara memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari orang yang pernah Ia panggil Ibu.Ia menatap tajam keduanya dengan wajah penuh amarah.
"Kita liat ya Laura!Jika benar kamu selingkuhan Mas Bagas,aku akan senang hati memberikannya kepadamu,karena Bagas bukan hanya doyan selingkuh,tapi dia telah jatuh miskin saat ini,karena Uang yang dia peroleh selama ini hanya untuk memenuhi gaya hidupnya sediri".
Laura dan Ibunya mengabaikannya dan berjalan begitu saja meninggalkan Clara sendirian.
Selepas kepergian Laura dan Ibunya,air mata menetes secara perlahan pada wajah Clara,Ia tak menyangka bahwa orang yang Ia anggap Ibunya tega mengatakan hal yang menyakiti hatinya,walaupun dalam kenyatannya benar,tapi Clara masih tak menyangka bahwa Ia adalah anak dari hubungan terlarang.
Sedangkan Laura dan Ibunya yang sedang dalam perjalanan pulang,Laura yang penasaran karena ucapan tiba-tiba Ibunya yang mengatakan bahwa Clara adalah hasil hubungan gelap Ayahnya,terus meminta Ibunya untuk menceritakan yang sebenarnya.
"Iya Laura,Clara bukan anak Ibu,anak Ibu cuma kamu,tapi Ayah kalian sama,Ayah kamu dulu selingkuh dengan Ibunya Clara saat Ibu belum bisa memberinya keturunan,karena Ibunya Clara meninggal saat melahirkan,mau nggak mau Clara Ibu yang mengurusnya,karena jika Ibu nggak mau,Ayah akan menceraikan Ibu,yang mana pada saat itu Ibu sedang hamil kamu sayang...".
Laura tentu saja terkejut,tapi Ia senang karena Clara hanyalah anak haram Ayahnya,Ia akan menggunakan senjata itu untuk Bagas meninggalkan Clara.
Clara masih terus menangis saat melihat Ayahnya yang tertidur,Ia terbesit rasa bersalah karena Ia telah menjadi anak yang hidup dengan bebas,apalagi semenjak Ayahnya sakit,Clara semakin gencar menjajakan dirinya demi memdapatkan uang untuk biaya Rumah Sakit Ayahnya.
Saat Clara berusaha mengusap air matanya,Ayahnya terbangun dan menatap Clara dengan rasa bersalah.
Dengan nada suara yang terbata-bata,Ayahnya meminta maaf dengan tulus.
"Clara....,Maafkan Ayah yang selama ini memilih diam,Ayah hanya nggak mau kamu semakin tersakiti ketika Ayah membelamu,tetaplah hidup dengan baik bersama suamimu,karena Ayah tak lagi bisa menjadi pelindungmu".
Clara memeluk Ayahnya dengan erat."Clara sudah maafin Ayah,tapi Clara minta maaf karena belum bisa menjadi anak kebanggaan Ayah,Ayah cepet sembuh dan sehat terus,biar Clara yang nantinya akan membahagiakan Ayah".
Akhirnya mereka tertidur dengan tangan saling menggenggam,Clara seakan lupa bahwa kehidupan rumah tangganya sedang dalam masalah besar.