NovelToon NovelToon
Bos Muda

Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Si Mujur
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Humble

Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hama

Pff…

Bryan dan Harris hampir saja gagal menahan tawa mereka begitu melihat raut wajah Hawk saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bella.

“Nona Saphira, aku..”

Hawk mencoba menjelaskan, namun kata-kata yang ingin di ucapkan, langsung menguap begitu saja saat Bella kembali bicara.

“Tuan Houston, aku tidak mengenal dirimu atau ayahmu. Terlepas mereka temanmu atau bukan. Tapi kau menganggu pekerjaanku.” Ucap Bella tegas.

Bella bisa bersikap lebih dari ini. Bagaimanapun, dia banyak mengenal orang-orang hebat di kota Dreams. Tentu saja dia tahu siapa Thomas Houston ayah Hawk, pemuda yang mengaku bernama Hawak ini.

Akan tetapi, karena dia tahu siapa Thomas, justru membuatnya berani mengatakan hal seperti itu. Menurut Bella, pemuda yang menggenakan hoddie yang diantarkan olehnya itu, memiliki kartu yang bisa memastikan dia dana keluarganya, memiliki level yang lebih jauh di atas level keluarga Houston.

Baginya seorang Houston yang ada di depannya ini hanyal karakter kecil uang sedang naik daun, dan sebentar lagi akan redup dengan sendirinya.

Wanita itu siap untuk berhadapan dengan Thomas Houston, tapi tidak untuk keluarga pemuda yang lebih memilih menyembunyikan jatidirinya daripada memamerkannya pada banyak orang.

Bagi Bella, pemuda seperti Arsa sangat langka dan pasti berbahaya. Membelanya tanpa harus mengungkapkan identitasnya, adalah cara Bella membuktikan sikap profesional yang dia miliki.

“Tuan-tuan silahkan.”

Arsa langsung mengangguk saat bella melihatnya. Kemudian dia kembali mengikuti langkah wanita itu, memasuki ballroom hotel, tempat dimana pesta ulang tahun itu diadakan.

“Hei Hawk, sebaiknya kamu menghubungi ayahmu. Mungkin saja keluargamu tidak sehebat apa yang kamu pikirkan selama ini.” Ucap Bryan setengah berbisik ketika dia dan Harris berjalan mengikuti Arsa dan Bella.

Hawk benar-benar dibuat terpukul oleh kejadian tidak terduga ini. Berpikir bahwa dia bisa memperlakukan Arsa dan kedua temannya, namun pada akhirnya dia mendapatkan pukulan telak.

Bahkan saat itu terjadi, dia melihat Arsa tidak berkata satu patah katapun, bahkan melihat padanya saka tidak.

“Sial..!” Umpat Hawk kesal, lalu berbalik dan menatap punggung ketiganya yang sudah terlebih dahulu masuk kesana.

Saat ini, meski tidak terlihat begitu peduli, namun Hawk tau semua orang yang ada di sana melihay kejadian itu dan sedang menertawakan dirinya.

“Sayang, ada apa?” Tanya Gina yang baru saja tiba di tempat itu.

Mendengar suara Gina yang tadi pergi untuk menemui Irish saat ini sudah berada di belakangnya, Hawk tidak langsung menjawab, membuat Gina menjadi penasaran. Apalagi saat itu dia mendapati semua orang sedang menatap pada pacaran itu.

“Gina, seseorang harus hancur malam ini.” Geram Hawk, begitu gadis itu sudah berdiri di sebelahnya.

“Apa yang terjadi?” Tanya Gina heran.

Hawk menarik napas panjang, sebelum akhirnya melepaskan dengan kasar. Dia menggelengkan kepalanya, sebelum akhirnya berkata.

“Ayo masuk! Aku akan menunjukkan padamu, apa yang salah pada acara ini.” Ajak Hawk pada Gina.

Saat tanganya ditarik Hawk, Gina hanya bisa pasrah mengikuti langkah pemuda itu. Namun, di saat bersamaan dia pun mengedarkan pandangannya dan yakin bahwa semua orang sedang memperhatikan.

**

Dalam Ballroom

“Tuan-tuan, aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini. Silahkan nikmati pestanya, dan jika memerlukan sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku.” Ucap Bella dengan sopan.

“Terimakasih Nona Saphira. Sepertinya kamu memang seorang profesional.” Balas Arsa, sedikit menundukkan kepalanya.

Melihat itu, Bella tersenyum. “Tidak perlu sungkan Tuan Muda Pratama, ini sudah tugasku… baiklah aku permisi dulu.” Ucap Bella menanggapi.

Setelah kepergian bella dengan sikap hormat, banyak orang yang berada di ballroom pun bertanya-tanya, mereka berbisik satu sama lain.

“Hei, siapa ketiga orang itu? Kenapa nona Saphira sendiri tang harus mengantar mereka bertiga sampai ke tempat ini?”

“Aku tidak tahu. Tapi bukankah ini sedikit aneh? Maksudku, coba lihat apa yang mereka kenakan!”

Beberapa kerumunan tamu yang hadir mulai memperhatikan dan membicarakan mereka bertiga, yang menurut mereka sangat tidak lazim.

Tidak biasanya, meski ini adalah pesta ulang tahun putri pemilik hotel ini, tidak banyak tamu yang diperlakukan seperti ketiganya.

“Yah, jika mengesampingkan Nona Saphira, mereka seperti orang tersesat karena entah bagaimana bisa berada di tempat ini. Oh lihat anak muda itu. Bahkan dia tidak tahu harus menggunakan pakaian seperti apa.”

Awalnya mereka mengabaikan apapun anggapan semua orang. Namun, menjadi pusat perhatian ternyata tidak menyenangkan yang mereka pikirkan.

Setelah beberapa lama disana, wajah Bryan dan Harris sudah terlihat tidak nyaman. Keduanya mengedarkan pandangannya, karena semakin banyak yang memperhatikan mereka saat ini.

“Arsa, aku rasa ini sudah sedikit berlebihan.” Bisik Bryan, yang kini duduk disebelahnya.

Di meja itu. Hanya ada lima kursi saja. Dan meja yang mereka duduki terasa sedikit lebih di depan dari kebanyakan meja yang lainnya.

“Kenapa kamu berpikir seperti itu?” Tanya Arsa heran, karena sejak tadi dia sibuk dengan ponsel yang adadi tangannya.

“Arsa, sepertinya Nona Bella sedikit membuat kesalahan. Lihat meja ini. Ini seperti tempat yang hanya di isi oleh tamu-tamu khusus saja.” Balas Harris, memiringkan tubuhnya mendekat, agar suaranya tidak di dengar oleh orang lain.

Bryan juga merasakan hal yang sama. Saat ini mereka duduk di meja yang terasa sangat berbenda. Meski tidak berada paking depan, karena saat dia melihat, bahwa walikota Dreams duduk diantara lima meja yang ada disana.

Namun, dia merasa mereka lebih cocok duduk dibarisan belakang sana, setidaknya di meja yang memiliki lebih banyak kursi.

“Oh, sukurlah ada yang menyadari hal itu. Aku pikir kalian bertiga sama gilanya.”

Dan tentu saja, semakin seseorang menginginkan agar sesuatu tidak terjadi, maka kemungkinan hal itu terjadi semakin besar.

Sekarang seseorang telah berdiri tepat di belakang Harris, Dan apapun yang di katakannya jelas karena dia mendengar apa yang baru saja dikatakan pemuda itu pada Arsa.

Arsa sendiri saat mendegar suara itu langsung memejamkan matanya, karena dia sudah hafal dengan suara itu.

Arsa langsung menoleh dan melihat pada gadis yang sudah sejak tadi menatapnya itu.

“Gina, apalagi sekarang? Apa mau masih ingin mengatakan bahwa aku mengikutimu? Aku bahkan tidak tahu kamu juga akan ada di tempat ini.” Ucap Arsa sedikit geram.

“Aku? Tidak disini?” Gina menunjuk hidungnya lalu memutar bola matanya, seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Arsa padanya.

Setelah itu, dia tersenyum semakin meremehkan. “Irish Carlton adalah sahabatku. Coba kamu pikir, bukankah seharusnya kamulah yang tidak ada disini?” Balas Gina sedikit meninggikan suaranya.

“Ya, aku juga ingin mengatakan itu pada Nona Saphira saat di depan tadi. Tapi sepertinya mereka telah melakukan sesuatu, untuk mengelabui manager hotel ini.” Sambut Hawk, yang berdiri di belakang Gina.

Ketiganya langsung berdiri, karena saat Hawk mengatakan itu, pemuda itu datang dengan beberapa orang bersama mereka.

“Hawk, kau lihat sendiri yang mengantar kami kesini, dan mengelabui apa? Apa maksudmu?” Balas Bryan tak terima.

Hawk hampir terdiam, karena apa yang dikatakan Bryan memang benar. Namun, dia yakin ada yang salah dengan kekadian di depan tadi.

Dia cukup mengenal ketiganya. Hawk yakin ketiganya tidak mungkin di undang ke acara ini.

“Kamu juga Hawk? Huh, sebelumnya aku pikir tidak ada yang menyadari hal ini. Tapi, sukurlah kalian ada, dan ini akan menjadi lebih mudah.” Ucap seorang wanita tiba-tiba.

Ketiganya benar-benar sulit mempercayai ini. Seperti hama yang begitu sulit untuk di singkirkan. Saat ini, Fitri yang sudah beberapa waktu yang lalu sudah di bawa oleh petuga keamanan hotel ini, entah bagaimana bisa juga berada di sana.

“Fitri, aku tidak menyangka kamu ada disini. Kebetulan sekali.” Ucap Hawk, begitu menyadari siapa yang baru saja datang dan membantunya.

Arsa akhirnya berdiri, dan menatap ketiga orang itu. Dari wajahnya jelas menunjukkan rasa tidak suka. Arsa benar-benar sudah muak dengan orang-orang ini. Saat ini dia berpikir harus menyelesaikan ini semua, dan menyingkirkan ketiganya dalam waktu bersamaan.

“Kalian sepertinya tidak mengerti jika untuk sebagaian orang, sesuatu itu ada batasannya. Terutama, orang-orang seperti kalian.” Kata Arsa yang membuat ketiganya langsung terdiam.

1
Humble
Oke
Edy Putra
lanjut thorr
echa purin
/Good//Good/
Edy Putra
lanjut thorr
Ahmad
terima kasih kak.dan tetap semangat (👍👍
Humble
Oke santai
Ahmad
lanjutin dong kak, setidaknya buat gw baca.....plis......🙏🙏
Ahmad
semangat kak author, meskipun sepi
Humble
Hahah gapapa mungkin belum aja
Ahmad
sepi ya kak author?
Humble
Makasih, semoga betah
Viva/Vivian
Membuat saya ketagihan
Humble
Terima kasih kak
danisya inlvr
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!