NovelToon NovelToon
Sang Penakluk Bos Brengsek

Sang Penakluk Bos Brengsek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:502.5k
Nilai: 5
Nama Author: lintang berseri

Bagaimana jadinya seorang pria tangguh penakluk wanita diabaikan oleh seorang gadis cleaning service yang jago bikin kopi?

Rainer Nalendra putra adalah CEO tampan yang banyak digilai para wanita, Taka ada yang bisa menolak pesonanya, hingga ia bertemu seorang gadis manis yang polos dan ceria yang berprofesi sebagai seorang celaning service di kantornya yaitu Anna Azalea Rumi.

Diawali dengan insiden yang membuat Anna tak menyadari betapa ia memiliki CEO sempurna tanpa celah, malah menyebabkan Anna merasa ilfeel dibuatnya.

Dan Rainer tak terima dengan Ketidak pekaan Anna terhadap pesonanya, Anna tak menampakkan binar ketertarikan Padanya

"Bagaimana mungkin gadis biasa seperti dia tak tertarik sama sekali padaku, apa dia buta? lihat saja nanti, kau tak akan bisa berpaling dariku Anna"

Bagaimanakah perjuangan seorang Rainer menaklukan hati Anna sang gadis yang tak peka dengan pesonanya


Kawal terus perjalanan cinta berliku mereka ya...

Jangan lupa tinggalin jejak, bantu like, komen dan masukin ke favorit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang berseri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin

Pernyataan pak Damar membuat Anna benar benar tak habis pikir, mana ada cleaning service menemani atasannya makan malam, apa pak Damar tak punya teman untuk menemaninya makan malam, pertanyaannya terus berseliweran di benak Anna.

"An, kok malah bengong sih? ngga mau dikerjain ini tugas terakhir dari aku, udah capek-capek lho aku masaknya, masa ngga mau dicicip, ini tugas kamu nyicipin masakan aku enak apa engga," ucap Damar ambigu sambil sedikit tersenyum.

"Ah iya pa, maaf," ucap Anna tak enak hati.

Benar benar bosnya sangat berbahaya, sikapnya benar-benar mengandung arti ganda, tak bisa ditebak mana yang benar mana yang salah, yang bisa Anna lakukan adalah tetap berusaha membuat dirinya sadar, harus sadar siapa dia.

"Sadar An, jangan pernah baper, laki laki terlalu baik seperti ini perlu dicurigai," ucap Anna dalam hati, berusaha membuat dirinya sadar.

Damar mengulum senyumnya kembali, hari ini benar benar tak rugi dia menunggu Anna, dia benar benar menikmati kebersamaanya dengan Anna.

"Makasih ya udah bantu aku hari ini, makasih juga tiap hari kamu udah bikinin kopi buat aku.. aku benar benar suka sama kopi buatan kamu An, dan semoga kamu suka ya sama masakan aku," ucap Damar begitu tulus.

"Tuh kan An, pak Damar cuman suka sama kopi buatan kamu An, jadi jangan Baper," dalam hati terus saja Anna mengatakan dia jangan Baper, Anna benar benar takut terbawa suasana dengan pria baik didepannya ini.

"Iya pa, sama sama, itu kan sudah tugas saya, jadi saya kira bapa tidak perlu berterimakasih, saya dibayar oleh perusahaan memang tugasnya melayani karyawan sana kan," ucap Anna sambil mengembangkan senyumnya.

"Iya saya faham, tapi tetap saya merasa perlu berterima kasih An, ya sudah kalo gitu makan dulu pasti kamu laper kan, tadi kan kita cuman makan batagor aja depan kantor," ucapnya panjang lebar.

"Iya pa, saya coba ya," lanjut Anna.

Anna mulai mengambil garpu yang disediakan oleh Damar dan mulai memutar spageti itu dengan garpunya dan memasukkannya ke dalam mulut, saat spageti itu menyentuh lidahnya, rasa krimi dari saus carbonara terasa memanjakan lidah Anna, sangat lezat, dan spagetinya pun terasa sangat pas kematangannya, tidak terlalu matang ataupun terlalu keras benar benar enak.

"Mmm, ini enak banget pa, bapa suka masak ya," komentar Anna terhadap masakan Damar sambil terus memutar spageti dengan garpu dan memasukannya ke dalam mulutnya.

"Benarkah, aku senang kalo kamu suka, habisin makan kamu An," ucap Damar.

Setelah komentar Anna, tak ada suara percakapan lagi, mereka fokus dengan piringnya masing masing, menghabiskan makanannya sesuap demi sesuap dan meminum jus jeruk yang telah dibuat oleh Damar.

"Alhamdulillah, makasih ya pa udah dimasakin saya, benar benar enak," ucap Anna memuji dengan jujur.

Seketika senyum Damar terbit dari wajah tampannya, senyum yang sering kali membuat para karyawan PT Nalendra konstruksi mendadak ingin dijadiin pacar.

"Syukur deh An kalo kamu suka, aku takut kalo masakan aku ngga sesuai dengan lidah kamu," ucap Damar terang terangan.

"An, boleh ngga aku minta satu permintaan," ucap Damar sambil menangkupkan garpunya yang telah selesai ia pakai.

"Permintaan apa pa?," tanya Anna penasaran.

"Mulai sekarang, kamu jangan anggap aku cuman sebagai atasan ya, kita bisa jadi teman, bahkan teman akrab, saat bekerja boleh kamu panggil aku bapa, di luar jangan panggil bapa, panggil apa saja kecuali bapa, kamu faham An?," ucapnya memancing reaksi Anna.

Anna begitu kaget dengan penuturan Damar,

"Saya ngga berani pa, takut didengar orang lain nanti kita dikira ada apa apa," acapnya menolak secara halus.

"Kita memang ada apa apa Anna, mulai sekarang kita jadi teman, kamu boleh cerita apapun sama aku, jangan ada batasan lagi diantara kita, maksudnya seperti batasan antara atasan dan bawahan, kita sekarang teman," ungkapnya dengan tegas.

"Lalu saya harus panggil apa?," tanya Anna merasa bingung.

"Panggil mas aja," pungkas Damar.

Pada awalnya Damar ingin mengungkapkan perasaannya pada Anna dan menjadikannya sebagai kekasihnya, tapi saat melihat Anna yang terlihat malu malu dan terkesan terus menghindari kontak dengannya meskipun Damar berhasil melakukannya dengan siasat, nyatanya reaksi yang Anna berikan bukannya senang, tapi malah gugup dan ketakutan.

Pada akhirnya Damar membuat keputusan akan mendekati Anna perlahan saja, membuat dia nyaman lebih dulu, dan percaya padanya, dan saat dia sudah percaya dan yakin dengan Damar, baru Damar akan mengungkapkan perasaanya, mungkin saja akan langsung mempersunting Anna sebagai istrinya mungkin saja jodoh bukankah tak ada yang tahu.

"Baik kalo begitu, saya panggil pak Damar mas aja ya jika diluar kantor," pungkas Anna memutuskan.

"Bagus, makasih ya," ucap Damar.

Anna hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya saja tanda mengiyakan apa yang dikatakan oleh Damar.

"Satu lagi An, bisakah kamu berhati hati pada Rainer?," pinta Damar tidak terduga

"Rainer? maksudnya pak CEO," tanya Anna kebingungan.

"Kenapa," lanjut Anna.

"Ya hati hati saja, Pokoknya kalo dia minta yang aneh aneh jangan diturutin aja," ucap Damar semakin membuat Anna bingung.

Saking bingungnya Anna hanya mengiyakan saja permintaan damar, memangnya apa yang akan dilakukan seorang CEO pada bawahan seperti dia, benar benar tidak mungkin bukan.

Setelah percakapan yang cukup panjang itu, kemudian Damar hendak mengantarkan Anna pulang ke kosannya.

"Anna pulangnya sendiri aja mas, ngga enak nanti mas Damar bolak balik kan jadinya," ucap Anna menahan Damar untuk mengantarnya.

"Gak apa apa Anna, ini udah kewajiban mas, karena kamu yang ajak kan mas," seketika panggilan mereka pun berubah dari saya anda, aku kamu, sekarang mas dan Anna.

"Ya sudah terserah Mas Damar aja, maaf ngerepotin ya mas," ucap Anna yang dipanggil oleh Damar.

Saat ini perasan Anna berbeda, ia malah menganggap Damar seperti kakaknya bukan temannya atau orang yang disukainya, padahal Damar berharap perasannya nanti bisa berubah menjadi perasaan yang lebih dari sekedar teman.

Saat mereka sampai di lobi, tiba tiba mereka bertemu dengan orang yang baru saja dibicarakan, yah ternyata Rainer pun tinggal disini, Di apartemen ini di gedung yang sama di lantai yang sama dengan Damar.

Saat mereka berpapasan, Damar langsung menyapa Rainer.

"Hai bro, baru pulang?," sapa Damar dengan ramah pada Rainer sambil menampakkan senyumnya.

"Sudah malam bro, tentu saja sudah waktunya pulang," ucap Rainer sangat terasa didalamnya ada unsur sindiran.

"Ok, sampai jumpa, dan selamat istirahat," ucap Damar menimpali.

Saat berpandangan dengan Rainer, Anna langsung tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya tanda kesopanan.

"Malam pak Rainer," ucap Anna sambil tersenyum

Rainer tak menjawab sapaan dari Anna, dia hanya memandang mata Anna dengan tajam tak ada senyuman di wajahnya, lalu ia melewati Anna tanpa menoleh padanya lagi.

Tatapan Rainer benar benar membuat Anna tercekat, merasa ngeri dan menakutkan, tubuh Anna seperti panas dingin melihat tatapan Rainer itu dia seperti sangat membenci Anna, dalam hati Anna benar benar tak mengerti dan bertanya.

"Kenapa dia seperti membenciku, ada apa ini?"

Happy reading 😊😊

1
Diny Julianti (Dy)
masa ana ngga dksh makan😁
emak diwi
jalan jodoh auothor Memeng keren,pantes aja si ana smpe pingsan 🥰🥰
Asyatun 1
keren banget thoor
M Nick Maoruoyi Dikarga
Lumayan
M Nick Maoruoyi Dikarga
Kecewa
Zaichik Rania
gadis dekil 🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣
Sumayah Nur Hasanah
aku malah jadi ikut nyanyi thor😂😂😂
Kam Satun
Luar biasa
Kardi Kardi
rrrrrrrrrrrrr
Kardi Kardi: alhamdulillahhh buka juga, di kira sudah tutuppp/Proud/
total 1 replies
Kardi Kardi
aminnnnnn
Kardi Kardi
sama-sama senang. lalalaaaaa
Kardi Kardi
hahahaaaa. batman questionsss
Kardi Kardi
yeyyyy. have a nice dayyyyy
Titin Nur
semangat🙏🙏🙏😍😍😍
Kardi Kardi
sing sabarrrrr. sing sabarrrr misterrrrr
Kardi Kardi: yupppp. ngisink sabarrr
total 1 replies
Kardi Kardi
shalatlah suamikuuuu
Kardi Kardi: allahu akbarrr
total 1 replies
Kardi Kardi
hehehee. di ajarin tidak benar seperti apa yaaa. ouch mungkin bermain kotor karena tidak pakai sabun. heheheee
Kardi Kardi: sabun. sabun. sabunnn. licinnnn
total 1 replies
Kardi Kardi
cemon new weddinggggg
Kardi Kardi: wake upppppp
total 1 replies
Kardi Kardi
bikin yang beginiannn. heheeeeee
lintang berseri: 🤣🤣🤣 jiah
Kardi Kardi: ouch blood moon. blood moonnnn. auochhh
total 2 replies
Kardi Kardi
wow wow yeachhhh. ayo mang darman belah DUYENNNNN
Kardi Kardi: auch. ohhhhhhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!