JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Villa
"Bukankah jelas aku menerimamu kemarin bahkan kita sudah menandatangani surat perjanjian? Kenapa malah berbasa-basi lagi? Kak Re membuang waktuku saja. Aku harus mengerjakan pekerjaannku yang belum selesai," ucap Sena sambil masuk ke kamar.
Di dalam kamar villa, Sena mengeluarkan tas punggungnya dan mengambil laptopnya. Dia melanjutkan pekerjaan memasukan data yang tadi belum selesai. Regan hanya menatap sedih dari balkon sambil menggenggam kalung hadiah untuk Sena bahkan makan malam mereka pun belum selesai. Regan tak mau menyerah, dia mendekati Sena dan mencoba untuk membantunya.
"Biar aku bantu pekerjaanmu supaya cepat selesai?" tanya Regan.
"Tidak perlu."
Regan menghela nafas panjang, mungkin perasaan Sena saat merayakan ulang tahun pernikahan sendirian rasanya seperti, merasa terabaikan. Regan mencoba untuk mengalah untuk diam sambil memperhatikan Sena yang sedang fokus pada laptopnya. Regan mulai menyadari perubahan tubuh Sena yang semakin berisi dan memutih bahkan begitu menggoda.
Kling...
Sebuah notifikasi pesan berbunyi dari ponsel Regan yang ternyata itu adalah Maya.
Maya : Regan, aku ingin bertemu. Jangan lupa kau punya 2 istri.
Regan tak menggubrisnya, Sena sekilas membaca pesan dari madunya.
"Pulanglah! Maya sedang hamil dan membutuhkanmu. Aku juga akan pulang ke rumah untuk melanjutkan pekerjaan ini," pinta Sena.
Regan menggelengkan kepala. "Ini adalah malam anniversary kita. Aku tidak ingin membiarkan semuanya berantakan."
"Terserah, aku mau pulang," ucap Sena sambil membereskan barang-barangnya.
Regan begitu kecewa dengan sikap Sena yang mendadak berubah, Sena segera keluar begitu saja meninggalkan Regan. Regan mengejarnya dan memohon untuk menginap di sini sampai esok hari namun Sena tetap kekeuh tidak mau.
"Maya membutuhkanmu."
"Berhentilah membicarakannya! Malam ini hanya kita berdua," jawab Regan.
Sena tak memperdulikan lalu segera keluar dari villa itu. Regan terus mengejarnya sampai suatu ketika ia mendapat telepon dari sang Mama jika Maya jatuh di kamar mandi dan mengalami pendarahan.
"Apa? Kenapa Maya bisa jatuh di kamar mandi? Tunggu, Ma! Aku akan pulang," ucap Regan.
Sena yang mendengarnya langsung terhenti dari langkahnya, dia menatap sang suami begitu panik. Hatinya terasa sesak dan cemburu. Regan menjelaskan situasi yang terjadi untuk mengajak Sena ikut dengannya, Sena menolak mentah-mentah, dia harus mengerjakan pekerjaannya.
"Sena, ayolah! Maya jatuh. Setidaknya kau ikut datang menjenguknya," pinta Regan.
"Tidak, aku tidak mau."
Regan menatap Sena dengan tajam. "Saat asmamu kambuh saja Maya sangat mengkhawatirkanmu sementara saat Maya jatuh kau seolah tidak peduli."
Regan segera meninggalkan Sena di villa itu, wanita itu menatap kepergian mobil Regan yang menjauh. Sekarang yang dipikirkan Sena hanyalah bagaimana dia bisa pulang dari sini karena tidak ada ojek maupun taksi. Regan begitu tega meninggalkannya hanya karena Sena tak peduli tentang Maya.
"Tante?" ucap seorang anak kecil yang famiiar.
"Kia?"
Sorot mata Sena memandang dua orang yang berada di belakang anak kecil itu. Devan bersama bersama sang istri, Winda.
"Tante di sini juga? Asyik..."
Winda langsung mengajak Kia masuk ke salah satu villa itu sedangkan Devan masih menatap Sena yang seolah mencari sesuatu.
"Suamimu meninggalkanmu?"
"Ah, bukan begitu. Dia akan kembali." Sena lalu duduk di kursi seolah sedang menunggu. Walaupun begitu dia tidak ingin rumah tangganya terlihat tidak harmonis di depan orang lain.
Tak berselang lama, mobil Regan datang, pria itu keluar dengan tergesa-gesa, ia melihat pria lain sedang mengobrol dengan sang istri. Regan menarik tangan Sena lalu merangkulnya. Sena pun sangat terkejut.
"Senaku, ayo kita pulang!" Regan lalu menatap Devan.
"Kak Re kenapa kembali lagi?"
Regan membisikan di telinga Sena. "Kata Papa, Maya tidak jatuh, ini hanya akal-akalan Mama saja supaya aku pulang."
Regan merangkul Sena untuk masuk ke dalam villa lagi yang bersebelahan dengan villa yang di sewa Devan. Mereka melewati Devan dengan Sena yang menunduk hormat pada sang bos. Setelah mereka masuk villa, Regan sangat kesal karena telah tertipu dan panik meninggalkan Sena.
"Jadi Mama bohong?" tanya Sena melihat Regan melepaskan jaketnya.
"Iya, maafkan aku telah membentakmu tadi."
Sena menghela nafas panjang, dia meletakkan tasnya di atas meja. Tujuannya kini memang pulang namun sepertinya Regan tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Sudahlah, aku mau mengerjakan pekerjaanku."
Sena membuka laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya yang masih menumpuk banyak. Regan segera duduk di sampingnya dan membantu sang istri supaya pekerjaan itu cepat selesai. Sena membiarkan Regan membantu, dilihat dari dekat sang suami memang sangat tampan sekali, Sena menyukai Regan sejak kuliah.
"Di lihat saat tadi kau panik mendengar Maya jatuh sepertinya Kak Re sangat mencintainya," ucap Sena.
"Mendengar kau pingsan karena asmamu kambuh juga tak kalah panik. Kalian istriku, walau bagaimanapun sebagai sang suami harus bertanggung jawab dengan kalian."
Regan menatap Sena, mereka bertatapan mencairkan suasana yang sedari tadi cukup canggung. Tangan Regan mulai menggenggam tangan Sena.
"Maaf untuk semuanya. Aku mulai jatuh cinta kepadamu," ucap Regan.
Hanya anggukan saja tanggapan Sena. Regan memeluknya dengan erat dan menciumi pucuk kepalanya. "Bagaimana cara agar kau percaya ucapanku? Aku janji setelah anak Maya lahir, aku akan mentalaknya dan kau akan menjadi satu-satunya dalam hidupku."
Sena terkejut dengan penuturan Regan, semudah itukah Regan mengatakan seperti itu?
"Kau tidak perlu melakukan itu. Kak Re harus bertanggung jawab atas anak dan ibunya. Jika dalam satu tahun hubungan kita membaik, aku rela di madu. Tak masalah karena aku juga mencintaimu," jawab Sena.
Regan tersenyum senang, ia menciumi wajah Sena berkali-kali sampai Sena kegelian dan berteriak kencang. Sena bodoh? Ya, dia berharap masih bisa memperbaiki hubungannya namun jika tidak bisa maka Sena tetap akan menggugat cerai Regan dan pergi menjauh dari kehidupan mereka.
Di villa sebelah.
Winda mengenakan lingerie seksi untuk menggoda sang suami. Mereka masih suami istri namun pisah ranjang dan bertemu beberapa kali saja. Winda adalah model cantik yang sering keluar kota dengan beralasan pekerjaan namun Devan tahu jika sang istri berbohong untuk berkencan dengan pria lain. Devan mempertahankan rumah tangganya karena untuk Askia saja, Kia masih kecil dan Devan tidak ingin melihat Kia sedih jika mereka bercerai.
"Devan, apa sih maumu? Kau tidak melirikku sedikitpun? Ini lingerie baru untuk memuaskanmu."
"Di depan Kia kita harus berusaha baik dan seolah tidak terjadi apa-apa namun jika tidak ada Kia, kita bukan pasangan lagi. Status pernikahan kita hanya formalitas saja lagipula aku sudah tidak bernafsu lagi dengan wanita yang mengobral harga dirinya ke pria lain," ucap Devan.
Winda berdecih, ia segera mengenakan pakaiannya. Winda memang tak pernah bersyukur mendapat pria kaya, mapan dan tampan seperti Devan.
Saat bersamaan, mereka mendengar suara tertawa dari villa sebelah.
"Bukankah itu suara wanita yang bertemu dengan kita tadi? Hahaha ... Beruntung sekali dia bisa menikmati waktu dengan suaminya, sedangkan aku tidak sedetikpun di lirik oleh suami sendiri, itulah sebabnya aku mencari kepuasan di luar karena suamiku sangat loyo," sindir Winda lalu berbaring di tempat tidur.
Devan tak menggubris ucapan istrinya, ia menatap jendela dan melihat bayangan siluet dua pasangan yang sedang saling menggelitiki dan nampak bahagia.
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2