Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau kamu apa
Setelah di ruangan Sean, Arini langsung masuk tanpa mengetuk pintu sehingga membuat Sean kesal.
"Sebelum masuk ketuk lah pintu dulu," kata Sean
"Iya tuan maaf," sahut Arini
Mata Arini membola melihat ruangan Sean, bagaimana bisa ruangan Presdir seperti kapal pecah.
Arini mulai memunguti sampah kertas yang berserakan, sebenarnya ruangan Sean tidak sekotor itu namun Sean sendirilah yang mengotorinya supaya ada alasan untuk menyuruh Arini ke ruangannya.
"Ini mejaku berdebu sekali," kata Sean
Arini berjalan menghampiri Sean yang duduk di kursi kebesarannya.
Melihat Arini membersihkan meja kerjanya membuat Sean tak kuasa menahan keinginannya untuk memeluk istrinya tersebut.
Tangan Sean menyusup masuk ke dalam perut Arini sehingga membuat Arini mematung.
"Aku menginginkanmu saat ini," bisik Sean
Arini berdecak kesal, "Dasar cabul, tau orang kerja malah minta hal itu,"
Sean tersenyum, dia menjatuhkan kepalanya di pundak Arini seraya berkata
"Tubuhmu adalah candu buatku,"
"Tubuh setiap wanita juga candu buatmu," sahut Arini
Sebenarnya Sean tidak benar-benar menginginkan hal itu dia hanya bingung harus memulai dari mana supaya bisa mengobrol dengan Arini.
Terdengar ketukan pintu dari luar, Arini bergegas melepas pelukan Sean dan melanjutkan pekerjaannya.
"Masuk," kata Sean
Nick masuk dengan membawa proposal kerja sama dari Anderson Corp,
"Pak ini proposal dari Anderson Corp, nanti siang kita ada meeting dengan CEO nya," kata Nick
"Kamu siapkan saja," sahut Sean
Melihat mata Sean yang fokus ke Arini membuat Nick sesegera mungkin keluar dari ruangan Presdir.
Arini yang sudah mengerjakan pekerjaannya pamit untuk keluar,
"Sudah selesai tuan, saya pamit dulu," kata Arini
"Tunggu," cegah Sean
Sean berpura-pura mengecek ruangannya mulai dari meja, kaca jendela, lantai dan lain-lain.
"Kamu bisa bekerja atau tidak? ini semua masih kotor," oceh Sean yang membuat Arini kesal
Dia pun ikut mengecek dan semua memang sudah bersih.
"Mata kamu rabun ya tuan, semua sudah bersih kamu bilang kotor," gerutu Arini
"Beraninya kamu bilang mataku rabun!" seru Sean
Karena tak ingin berdebat, Arini membersihkan ulang ruangan Sean sedangkan Sean tersenyum puas.
"Mulai sekarang kamu yang bertugas membersihkan ruangan ku," titah Sean dengan menatap Arini
"Memangnya OB yang khusus membersihkan ruangan ini kemana?" tanya Arini dengan memutar bola matanya.
"Kinerjanya sudah menurun, ruangan ku terkadang masih kotor," alasan Sean
Arini mencibir, dia bingung dengan Sean. Tak lama kemudian Arini menyelesaikan tugasnya.
"Sudah selesai, aku pamit dulu," ucap Arini
"Satu jam kemudian buatkan aku kopi," titah Sean
Arini mengangguk lalu keluar ruangan Sean. Karena kelelahan dia istirahat sebentar di ruangan khusus cleaning service kebetulan beberapa temannya juga istirahat.
Saat asik mengobrol dengan teman-temannya, Sean menelpon
"Ada apa lagi sih Monster kampret itu meneleponku," gerutu Arini
Semua mata memandang Arini lebih tepatnya memandang ponsel yang dipegang Arini, bagaimana mungkin seorang cleaning service memiliki ponsel terbaru yang harganya selangit.
"Ada apa?" tanya Arini dengan malas
"Kopi ku jangan dikasih gula," jawab Sean
"Ok," sahut Arini lalu memutus sepihak sambungan telponnya.
Arini melihat satu-satunya kontak yang tersimpan di ponselnya dia mengganti nama my handsome bos dengan si monster kampret.
"Ini baru cocok," gumam Arini dengan tertawa
Vina yang ada di situ bertanya pada Arini terkait ponsel barunya
"Rin, ponsel kamu bagus sekali?" tanya Vina
"Iya Vin, ini hadiah dari seseorang," jawab Arini dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Arini merutuki Sean dalam hati " ini semua gara-gara si monster itu gara-gara ponsel pemberiannya teman-teman disini pasti bertanya-tanya bagaimana bisa aku mendapatkan ponsel ini,"
Via yang selalu merasa unggul dari Arini pun merasa iri,
"Nanti siang aku traktir yuk," kata Arini yang membuat Via semakin panas
"Wah banyak uang ni Arini," sahut Rio salah satu cleaning service
"Iya dong," timpal Arini
Karena harus bekerja kembali mereka semua bubar untuk melanjutkan pekerjaannya.
Arini yang mendapat mandat dari Sean membuatkan kopi pun lupa, ponselnya juga dia taruh di loker sehingga tidak tau kalau Sean menelpon.
"Mana sih wanita aneh itu," gerutu Sean
Karena kesal dia beranjak dari kursi kebesarannya saat berjalan beberapa langkah Sean mengurungkan niatnya
"Kalau aku datang mencarinya, apa kata karyawan seorang Presdir turun sendiri untuk meminta kopi," gumam Sean
Arrrrggggg
Sean terlihat frustasi, dia bingung harus mengikuti gengsi atau perasaannya.
Dengan pemikiran yang matang, akhirnya dia membuang gengsinya untuk mencari Arini.
Arini yang sudah menyelesaikan tugasnya pergi ke pantry untuk minum sejenak.
"Sudah selesai pekerjaan kamu?" tanya Via
"Sudah," jawab Arini
Tak selang berapa lama Sean datang ke pantry, "Arini" panggilnya
Arini kaget begitu juga dengan Via, baru kali ini Sean datang ke pantry biasanya dia menelpon para OB jika butuh sesuatu.
"Aku menyuruhmu apa?" tanya Sean dengan kesal
Mata Arini membulat, dia benar-benar lupa untuk membuatkan Sean kopi.
"Maaf lupa tuan," jawab Arini dengan raut wajah tak biasa
Sean menghampiri Arini,
"Aku tidak suka disepelekan olehmu, antar segera kopinya ke ruangan ku," kata Sean lalu keluar
Arini dengan segera dia membuat kopi untuk Sean lalu mengantarnya.
"Kamu ini kenapa selalu bertindak sesukamu sendiri, tadi aku bilang tidak pake gula!" maki Sean
Arini yang lelah tak menjawab sedikit pun makian Sean, dia mengambil secangkir kopi lalu keluar.
Tak selang berapa menit kemudian Arini datang dengan kopi yang baru.
Sean meminum kopi buatan Arini lalu dia tersenyum
"Ini baru pas," gumamnya
"Oh ya Arini nanti sore sepulang kerja kita nonton ya," imbuh Sean
Arini menghela nafas,
"Apa kamu memiliki kepribadian ganda tuan?" tanya Arini dengan tatapan malasnya
Sean mengerutkan alisnya
"Apa maksud kamu?" tanya Sean
"Terkadang kamu marah-marah padaku tanpa alasan yang jelas, aku melakukan sedikit kesalahan saja kamu sudah memaki-maki aku, mengatai aku ini itulah namun terkadang juga kamu baik padaku mengajak aku jalan-jalan, mengasih aku uang dan sekarang kamu mengajak aku menonton, sebenarnya apa mau kamu?" tanya Arini bingung
Sean menatap Arini, dia sendiri juga bingung akan sikapnya. Ingin rasanya dia bersikap manis pada Arini namun dia bingung memulai darimana.
"Sudahlah, kamu tidak berhak tau. Nanti pokoknya pergi menonton denganku," kata Sean dengan kesal
"Aneh, dasar monster. Awas kalau setelah ini kamu menyuruh-nyuruh aku lagi, malam ini tak ada jatah," ancam Arini lalu keluar.
Sean yang kesal membuang berkasnya di lantai
"Berani sekali dia mengancam ku, jatah wajib tiap hari gak boleh bolong," umpatnya lalu menjatuhkan dirinya di kursi kebesarannya.
Arini yang juga kesal dengan Sean mengumpat koridor hingga dia tak sengaja menabrak seseorang.
"Hey kalau jalan pakai mata!" maki pria yang bersama dengan pria yang ditabrak Arini
"Dimana-mana jalan tu pakai kaki, mata fungsinya untuk melihat bukan untuk jalan. Apa dulu anda tidak sekolah tuan sehingga pelajaran SD saja tidak bisa," sahut Arini
"Dasar!" serunya
Pria satunya melarang pria tersebut yang hendak mengasih pelajaran Arini.
"Mohon maaf nona, maafkan kami," katanya dengan lembut.
Mata Arini dan mata pria tersebut saling bertemu
"OMG tampan sekali, sikapnya juga lembut banget," batin Arini yang terus menatap pria di depannya.
"Halo, halo wanita aneh, malah melamun." Pria satunya melambaikan tangan pada Arini.
"Eh iya maaf maaf," sahut Arini
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣