Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Benar yang bi Dian ucapkan , lapangan yang saat ini sedang dikunjungi oleh kedua wanita berbeda generasi itu terlihat sangatlah ramai untuk di kunjungi oleh khalayak banyak
Bahkan keadaan tempat tersebut semakin malam , bukannya jadi semakin sepi malah terlihat semakin ramai orang yang datang berkunjung kesana
Sehingga membuat hati Rani yang awalnya terasa galau jadi terasa agak terhibur seketika
" Wah...bi disini ramai banged , jajanannya pun terlihat lengkap " ujar Rani agak terkesima dengan pemandangan didepannya
Maklumlah... semenjak menikah dengan Bara ia hampir tak pernah keluar rumah ke tempat sederhana namun menyenangkan seperti ini lagi
Pria itu terlalu mengekangnya agar tak pergi keluar seorang diri apabila tak bersama dengannya
Lagipula jika mereka bisa keluar berdua , suaminya itu hanya mengajaknya pegi kerestoran untuk makan atau ke mall besar untuk mengajak Mira - ibu kandung Bara untuk pergi berbelanja ria
Jika di ingat kembali hal itu benar - benar sangat membosankan untuk Rani lakukan , namun karena rasa cintanya yang begitu besar dulu kepada Bara membuat wanita itu tak banyak protes maupun mengeluh
Semua unek - unek yang Rani miliki , sebisa mungkin akan ia simpan dalam hati. Berharap agar rumah tangga miliknya bisa berjalan langgeng serta hubungan dengan sang mertua pun juga ikutan membaik ketika mengingat diawal mertuanya itu yang memang terlalu tak menyukai kehadiran dirinya disisi Bara karena latar belakang yang ia miliki berasal dari kalangan biasa
Namun kembali lagi ke kenyataan , ternyata pengorbanan yang selama ini Rani lakukan harus berakhir dengan sia - sia serta penuh dengan kekecewaan ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini sangat ia cintai dan percaya dengan begitu mudahnya berkhianat dan bermain api di belakangnya dengan sosok wanita lain yang tak lain adalah mantan lamanya
" Nduk ayo kita kesana beli beberapa cemilan , kok malah bengong disini toh " ujar Bi Dian yang membuat Rani jadi langsung tersadar akan lamunannya
" Ah....iya..ayo kita kesana " Rani tampak tersenyum kecil , karena lagi dan lagi ia malah memikirkan pria brengsek pemberi luka itu kembali
Rani tampak mengikuti langkah Bi Dian dari belakang yang saat ini tengah mendekati sebuah gerobak jajanan yang terparkir di pinggir jalan
" Mas beli sempolnya sepuluh ribu yaa , kalau bisa yang pedas soalnya hati keponakannya saya lagi panas membara " ucap Bi Dian yang membuat Rani dan juga dagang sempol tersebut jadi tertawa kecil mendengarnya
" Lah bu , kalau panas ya beli es dingin toh . Kok malah beli sempol pedas . Bukannya bisa bikin adem malah bisa bikin keblinger entar " canda tukang sempol yang membuat Bi dian jadi tertawa lepas mendengarnya
" Ya beli yang panas dulu , nanti beli esnya . Gak enak kalau minum dingin doang malam - malam kalau gak di tambah makanan anget " balas bi Dian kembali yang membuat kang sempol kembali menganggukkan kepalanya
" Oalah...kalau begitu siap !! "
**********
Ssh...ah.....hah..hah...aaahhh...!!
desisan keluar dari dalam mulut Rani dan juga Bi Dian
" Astaga Ran sempolnya bener - bener pedas poll , bikin lidah bibi gempor jadinya " ujar Bi dian sambil menyeruput es boba di tangannya
" Bibi sih pesannya pedas , awas lo nanti jadi sakit perut " jawab Rani menasehati namun tetap makan dengan lahap sempol dihadapannya
" Kamu nasehati tapi makannya lebih banyak dari bibi , iki piye toh Ran " celetuk Bi dian yang membuat Rani jadi menyengir kuda dibuatnya
" Habisnya enak sih bi hehe....."
Benar kata bi Dian , di saat hati panas galau gulana begini memang enak kalau makan sambil jalan jalan . Apalagi di tambah makannya yang super pedas kayak gini , beh....rasanya pikiran tentang suaminya yang brengsek itu jadi terasa langsung sirna seketika
" Bi...bi Dian.." panggil Rani sambil menepuk bahu bibinya pelan
" Kenapa Ran "
" Itu bukannya Anton ya bi..." ujar Rani yang membuat bi Dian jadi langsung menunjuk ke arah yang ditunjuk oleh keponakannya tersebut
" Oh iya..itu Anton nduk . Dia lagi sama siapa ? "
" Gak tahu Rani bi , mungkin kekasih hatinya mas Anton kali " jawab Rani sambil melihat ke arah Anton dengan kepo
" Kita samperin yuk " ajak Bi Dian yang terlihat bangkit dari duduk diatas rumputnya
" Apa nanti gak mengganggu bi , sepertinya mereka lagi kencan dech !! " balas Rani yang membuat bi Dian jadi berpikir ulang
" Iya juga ya...bibi kan memang lagi pengen Anton cepat nikah . Kalau begitu kita intip aja yukk. Bibi pengen lihat dengan jelas wanita yang saat ini sedang dikencani Anton , siapa tahu nanti dia jadi menantu bibi " ucap Bi Dian yang diangguki langsung oleh Rani
Kedua wanita berbeda usia itu terlihat melangkah perlahan mendekat ke arah Anton berada , dan langsung tancap gas bersembunyi di semak - semak agar tak diketahui oleh dua anak muda yang sedang berkencan tersebut
" wah pacarnya Anton cantik sekali ya bi..." puji Rani yang diangguki oleh Bi dian
" Sayang...kamu cantik banged sih malam ini " gombal Anton yang saat ini sedang bersama Vina , kekasih nomor tiga yang ia miliki
Ya...Anton memanglah seorang playboy kelas kakap
Setiap melihat wanita berparas bening sedikit pasti pria itu langsung dekati dan embat seketika
Dan hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi pria itu lakukan
Memiliki wajah tampan dengan penuh karisma , disertai dengan profesi dan kantong tebal yang pria itu miliki , membuat jalan Anton untuk mendekati para wanita - wanita cantik dan seksi itu menjadi mulus
" Ah..mas ini gombal dech " ujar Vina dengan senyum malu - malunya
Sedangkan di belakang sana Bi dian tampak berpura - pura muntah tatkala mendengar gombalan receh dari sang putra
"Astaga Ran , bibi gak nyangka kalau anak bibi seorang penggombal ulung seperti itu jika sudah berhadapan dengan wanita " ucap bi Dian kepada Rani yang masih setia mengintip Anton di sampingnya
" Ya..namanya juga cowok lagi kencan bi , ya harus bermanis - manis ria . Masak iya si Anton bersikap kasar dan ngajak pacarnya gelut . Yang ada bukan kencan namanya bi , tapi berantem " ujar Rani yang membuat Bi dian jadi langsung nyengir kuda mendengarnya
" Benar juga ya kata kamu Ran , ayo kita pergi Ran ... Bibi jadi gak enak ngintipin Anton kayak gini , takut ketahuan...ntar bibi gak jadi di kenalin calon mantu sama dia " Bi dian tampak bergegas keluar dari semak - semak hendak pergi bersama dengan Rani , namun langkahnya seketika berhenti tatkala melihat seorang wanita lain datang menghampiri ke arah Anton berada
" Mas Anton dia siapa ? " tanya wanita itu , yang membuat Rani dan Bi dian jadi saling pandang seketika
Sehingga membuat niat awal dari kedua wanita itu untuk pergi jadi urung seketika
Sedangkan di depan sana wajah Anton tampak pias dan pucat pasi seketika , tatkala melihat kedatangan Santi - pacar nomor dua yang ia miliki kini sudah berdiri di hadapannya
" Astaga!! Mati gue "
dari pada si reno masa perjaka baik baik jodohnya malah janda,harus nya di kasih peran janda bersegel