Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
...☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️☘️❇️☘️❇️☘️❇️☘️...
...Happy Reading...
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
"Mana ada saya menamparnya! Justru yang harus Anda pertanyakan kepada anak Anda ini, dia sudah jatuh di depan saya, tapi punya kesempatan untuk mememasukkan kecoak dalam baju saya. Lalu dia menuliskan jawaban yang melecehkan saya," kata Buk Beli memperlihatkan ponselnya yang sempat ia foto sebelum buku itu di robek oleh Gio.
Kepala sekolah melihat jawaban yang di tulis anaknya itu, dan isinya nyeleneh semua.
Pak Deri menekuk alisnya melihat jawaban yang di tuliskan itu, di sana ada kata "Buk Beli tidak mandi pagi."
"Gio, apa benar kamu yang membuat tulisan ini?" tanya Pak Deri.
"Iya... eh enggak," kata Gio menggeleng cepat.
"Kamu dengar sendiri kan jika bukan Gio yang menulisnya," kata Pak Deri menghapus poto itu dari ponsel Buk Beli.
"Wah, parah sekali kepala sekolahnya, mau anaknya bersalah atau tidak, tetap saja di bela. Kalau begitu akan ku buat kepala sekolah itu kesal dengan anaknya," ucap Alfino dalam hati.
"Tapi Pak, semua siswa juga lihat apa yang sudah dia lakukan pada saya!" kata Buk Beli tak terima atas ucapan Gio yang tidak mengakui perbuatannya dan hebatnya ayahnya membenarkan anaknya itu.
"Kamu jangan memfitnah anak ku! Kamu bisa saja saya keluarkan dari sekolah ini dan tidak mendapatkan pekerjaan di sekolah mana pun!" ancam Pak Deri.
"Sistem, ayo lakukan sesuatu pada Gio agar Pak Deri marah kepada Gio," ucap Alfino.
"Saya tidak memfitnah, anak Anda memang melakukan itu ada saya, anak Anda ini pembohong!" kata Bu Beli tetap bersikukuh mempertahankan kebenarannya.
"Mana pernah aku berbohong. Papa ku selingkuh dengan gundik, ani-ani di bar bulan malam, biar aku nggak ngadu sama Mama, Papa membelikan PS model terbaru," kata Gio tanpa sadar.
Mendegar pernyataan dari Gio, Buk Beli terkejut. Ia menatap pak Deri.
Pak Deri panik dengan pernyataan dari anaknya itu, tapi ia kembali berpura-pura tersenyum. "Gio, kamu ngomong ngelantur apa sih?" tanya Pak Deri sambil mengepalkan tangannya.
Gio langsung menutup mulutnya dengan mata membulat. "Aku... aku salah ngomong Pa," kata Gio gemetaran.
"Wah, Gio sangat jujur sekali ya," kata Buk Beli tersenyum manis.
"Enggak, enggak, enggak, Gio itu hanya sembarangan bicara saja itu," kata Pak Deri menggoyangkan tangannya dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Enggak kok, Aku nggak salah bicara, kenyataannya Papa emang punya simpanan. Dan itu yang sekarang, dulu Papa juga punya selingkuhan, dua lagi, di bar mawar merah," kata Gio tanpa sadar.
Plak!!
Sebuah tamparan melayang di pipi Gio, membuat wajahnya memerah, rasanya sangat pedar.
"Dasar anak kurang ajar! Kamu sudah melakukan kesalahan pada Buk Beli, sekarang kamu malah memfitnah ayah mu sendiri, anak macam apa kamu!" bentak Deri yang balik memarahi Gio.
Alfino tersenyum, ia mendapatkan informasi yang sangat besar di sekolah mereka.
"He he he he, tak menyangka, ada kabar baik yang ku dengar," kata Alfino.
"Jadi bagaimana Pak? Apa saus bersalah di sini?" tanya Buk Beli.
"Ah enggak, enggak, enggak, maaf ya buk, saya tadi termakan hasut anak ku sendiri, Anda tidak bersalah, anak saya yang memang kurang ajar, saya akan mendisiplinkan anak saya. Ibu silakan kembali ke kelas, ibu aman saja, gaji ibu nanti saya naikkan," kata Pak Deri tersenyum manis.
"Wah, Anda sangat baik Pak, saya tidak tahu jika Anda orang yang baik, Terima kasih ya Pak, kalau begitu saya permisi untuk kembali mengajar lagi," kata Buk Beli memberi hormat.
"Iya, Sama-sama, Hati-hati buk," kata Pak Drti sedikit gugup.
Buk Beli pun keluar dari ruangan Pak Deri u untuk kembali mengajar.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
