Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 11 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Amanda, dengan kekuasaan dan ketajamannya, menjelaskan alasan dirinya menginginkan Liam. Ia tidak menunjukkan rasa kasihan atau perasaan lainnya. Ia hanya menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya.
Amanda, suaranya dingin dan tajam. "Aku melihat matamu yang kosong. Aku melihat ketakutanmu yang tersembunyi."
"Aku melihat kepasrahanmu yang perlahan… itu… bagaikan paksaan. Maka… dari itu… aku menyelidiki kamu. Lagipula… kamu… cukup menarik."
Amanda menunjukkan ketajaman pengamatannya. Ia melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Ia melihat ketakutan dan kepasrahan Liam. Ia juga melihat sesuatu yang menarik dari Liam.
Liam, yang terkejut dengan ketajaman pengamatan Amanda, menunjukkan rasa heran dan tak percaya. Ia tidak menyangka bahwa Amanda bisa mengetahui perasaannya yang sebenarnya.
Liam, suaranya penuh dengan rasa heran dan tak percaya. "Nona… tahu…? Nona… bukan dukun atau cenayang… kan?"
Amanda, dengan santai dan penuh kekuasaan, menjelaskan bagaimana ia mengetahui semuanya. Ia tidak menunjukkan rasa malu atau rasa salah. Ia hanya menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya.
Amanda, suaranya santai dan penuh dengan kekuasaan. "Anak bodoh… mana ada itu. Aku… menyuruh anak buahku menyelidiki kamu."
Liam terdiam, mencerna informasi yang baru saja didapatnya. Ia merasa sedikit tersinggung karena Amanda seolah-olah memperlakukannya seperti objek penelitian, namun di sisi lain, ia juga merasa sedikit terhormat karena Amanda begitu tertarik untuk menyelidikinya. Ia juga merasa sedikit lega karena ternyata Amanda bukanlah cenayang atau dukun seperti yang sempat ia duga.
Liam, suaranya sedikit tersinggung tetapi juga penasaran. "Jadi… semua itu… hanya penyelidikan…? Tidak ada… perasaan lainnya…?"
Amanda menatap Liam dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik tatapan itu. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar penyelidikan.
Amanda, suaranya rendah dan misterius "Perasaan…? Kau menarik… sangat menarik… dan aku… ingin mengetahui lebih banyak tentangmu. Itu… lebih dari sekedar penyelidikan."
Amanda menunjukkan bahwa perasaannya kepada Liam lebih dari sekedar penyelidikan. Ada sesuatu yang lebih dari itu. Ada sesuatu yang misterius dan menarik.
Amanda, menyalakan mesin mobilnya "Kita pergi. Aku ingin mengetahui lebih banyak tentangmu… di tempat yang lebih… pribadi."
Amanda menunjukkan niatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang Liam. Ia ingin melakukannya di tempat yang lebih pribadi. Ia ingin melakukannya dengan cara yang lebih… intim.
Mobil sport Amanda melaju kencang meninggalkan tempat kejadian. Tujuan mereka bukanlah rumah Amanda, melainkan sebuah vila mewah di pinggiran kota yang terpencil dan sunyi.
Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil terasa tegang namun dipenuhi dengan aura misterius dan sedikit sensual. Amanda sesekali melirik ke arah Liam, menunjukkan tatapan yang menggoda namun menyimpan banyak rahasia.
Liam, masih belum sepenuhnya memahami perasaan Amanda, hanya bisa diam dan memperhatikan wanita itu dengan penuh rasa ingin tahu dan sedikit ketakutan.
Sesampainya di vila, Amanda langsung membukakan pintu untuk Liam. Vila itu tampak megah dan elegan, dengan interior yang mewah dan modern.
Suasana di dalam vila terasa hangat dan nyaman, berbeda dengan suasana tegang di dalam mobil tadi. Amanda membawa Liam ke sebuah kamar tidur yang luas dan nyaman, dipenuhi dengan aroma parfum yang memabukkan.
Amanda, suaranya lembut dan menggairahkan "Di sini… kita bisa berbicara dengan lebih leluasa… dan aku… bisa mengetahui lebih banyak tentangmu."
Amanda menunjukkan niatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang Liam. Ia ingin melakukannya di tempat yang lebih pribadi dan intim. Ia ingin melakukannya dengan cara yang lebih… mendalam. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar penyelidikan.
Amanda mendekati Liam, langkahnya pelan dan penuh arti. Ia menatap Liam dalam-dalam, seakan ingin membaca isi hatinya.
...✧༺♥༻✧...
Suasana di kamar terasa semakin tegang, dipenuhi dengan aroma parfum yang memabukkan dan aura misterius yang terpancar dari Amanda. Liam, yang masih merasa gugup dan sedikit takut, hanya bisa diam dan memperhatikan Amanda.
Amanda, suaranya sangat lembut dan menggairahkan, hampir berbisik. "Kau… tahu… aku menyukaimu… bukan…?"
Amanda akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada Liam. Ia mengatakan bahwa ia menyukai Liam. Namun, cara ia mengatakannya sangat misterius dan menggairahkan.
Ia tidak mengatakannya secara langsung. Ia mengatakannya dengan cara yang membuat Liam penasaran.
Amanda kemudian mendekati Liam dan meletakkan tangannya di pipi Liam. Sentuhannya sangat lembut dan menggairahkan. Ia menatap mata Liam dengan tatapan yang dalam dan penuh arti.
Amanda, suaranya sangat lembut dan menggairahkan "Aku… ingin mengetahui… lebih banyak… tentangmu… dengan caraku… sendiri."
Amanda menunjukkan niatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang Liam. Ia ingin melakukannya dengan caranya sendiri. Ia ingin melakukannya dengan cara yang lebih… intim dan pribadi.
Liam tertegun. Ia tak menyangka Amanda akan mengungkapkan perasaannya secara langsung, meski dengan cara yang masih menyimpan misteri.
Jantungnya berdebar kencang, campuran rasa gugup, takut, dan juga… terpesona. Ia menatap mata Amanda yang indah dan penuh pesona, merasakan daya tarik yang kuat dan tak tertahankan.
Liam, suaranya gemetar karena campuran rasa gugup dan terpesona "Aku… aku… tidak… tahu… harus berkata apa…"
Liam menunjukkan kebingungannya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia terpesona oleh Amanda. Ia tidak bisa menolak daya tarik Amanda.
Amanda tersenyum kecil, senyum yang menunjukkan kepuasan dan kelicikan. Ia kemudian menarik Liam ke dalam pelukannya. Pelukannya hangat dan menenangkan. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Liam.
Amanda, berbisik di telinga Liam, suaranya sangat lembut dan menggairahkan. "Jangan khawatir… aku akan membimbingmu…"
Amanda menunjukkan bahwa ia akan membimbing Liam. Ia akan membimbing Liam untuk mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Ia akan membimbing Liam untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya.
Amanda melepaskan pelukannya, namun tetap menjaga jarak yang intim dengan Liam. Tatapan matanya masih tetap intens dan penuh pesona, menunjukkan keinginan yang kuat untuk mengenal Liam lebih dalam.
Ia mulai melepaskan kancing kemeja Liam satu per satu, dengan gerakan pelan dan sensual yang membuat Liam semakin terpesona dan gugup.
Amanda, suaranya sangat lembut dan menggairahkan, namun dengan sentuhan kekuasaan. "Aku ingin… mengetahui… semua tentangmu… dari dalam… dan… dari luar."
Amanda menunjukkan keinginannya untuk mengetahui lebih banyak tentang Liam. Ia ingin mengetahuinya secara mendalam dan lengkap. Ia ingin mengetahuinya dari semua aspek kehidupannya.
Liam, yang sudah sangat terpesona dan gugup, hanya bisa diam dan menyerahkan dirinya kepada Amanda. Ia percaya kepada Amanda.
Ia percaya pada kekuatan dan kekuasaan Amanda. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang dirinya bersama Amanda.
Amanda, dengan kekuatan dan kekuasaannya, menjelaskan situasi kepada Liam dengan jelas dan tegas. Ia tidak mau bertele-tele. Ia ingin Liam mengetahui posisinya dengan jelas.
Amanda, suaranya dingin dan tajam, tetapi penuh dengan kekuasaan "Kau tahu… tidak ada yang gratis. Aku sudah membelimu… dan… sekarang… kau… milikku."
Amanda menunjukkan bahwa ia telah membeli Liam. Ia telah memiliki Liam. Liam adalah miliknya. Ia tidak akan melepaskan Liam.
Liam, yang sudah mengetahui situasinya, menunjukkan kepasrahannya kepada Amanda. Ia menerima kenyataan bahwa ia adalah milik Amanda.
Liam, suaranya tenang dan pasrah. "Aku… mengerti… Nona."
Liam menunjukkan bahwa ia menerima kenyataan ini. Ia tidak akan menolak Amanda. Ia akan mempercayai Amanda.
Ia akan memperjuangkan kebebasannya bersama Amanda. Namun, ada sesuatu yang berbeda di balik kepasrahannya. Ada sesuatu yang misterius dan menarik.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa