NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 Zara Menjebak Ranu

Zara sedang mode me-time karena dua hari yang lalu, ia terus menerus berpikir keras. Zara telah menemukan fakta baru yang tidak tertulis di alur cerpen. Fakta yang mencengangkan kalau Zara ternyata punya teman di sekolah. Namanya, Hazel. Cewek blasteran yang tipe pendiam. Seperti NPC yang harus Zara lihat dengan jeli supaya bisa bertemu dengannya.

Sesuai pertemuan tidak sengaja mereka di mall itu. Zara lagi lagi terkejut. Ia mendapatkan informasi baru. Hazel memberi peringatan padanya untuk menjauhi Lengkara. Sebab, orang yang mengaku temannya mengatakan kalau tujuan Lengkara mendekatinya itu hanya untuk membantu Ranu.

Buktinya semua usahanya membawakan bekal makanan untuk laki laki itu sia sia. Lengkara hanya sekali memakan bekal darinya. Selebihnya ia selalu mengopernya pada teman temannya. Mengingat hal itu sungguh membuat Zara kesal dan menyesal.

Zara termenung sendiri dengan mulutnya masih menggigit sedotan minumannya. "Jadi bener dugaan gue. Lengkara dan Ranu bersekongkol memanipulasi gue. Hah! Dia pikir gue akan ketipu. Lihat saja pembalasan gue nantinya Ranu. Gue akan bikin Marvin makin bertekuk lutut ke gue. Awalnya gue berpikir mau menghindar dari dia. Tapi, kayaknya akan seru juga membuat Ranu kepanasan" batin Zara.

"Lho Zara, elo disini ternyata" sapa Ranu yang muncul entah darimana.

"Eh, iya Ran. Biasa me-time" Zara menormalkan wajahnya seperti biasanya. "Elo kesini sama siapa? Sendirian?" Zara celingak celinguk memperhatikan orang orang sekitarnya.

"Oh, gue bareng Marvin kesini. Sama temen temennya juga" jawab Ranu.

"Terus mereka dimana Ran?" Zara lagi lagi bertanya pada Ranu. Zara memperhatikan sekitarnya.

Baru Zara sadari kalau tempatnya duduk saat ini termasuk titik buta di CCTV cafe. Ditambah tempat duduknya ini berada di pojok. Jadi, pelanggan lainnya tidak terlalu memperhatikan dirinya.

Zara tersenyum licik. Dia menatap Ranu penuh arti. "Mereka masih di parkiran. Nyusul kayaknya" ucap Ranu dengan senyum di wajahnya.

Zara melihat senyuman Ranu yang terlihat dibuat buat. "Cih, capek kan elu mau pura pura baik di depan gue" batin Zara tersenyum sinis.

"Ranu, tidak usah lagi berpura-pura lagi. Gue tahu, elo udah sekongkol sama Lengkara. Hah, ternyata elo pinter banget aktingnya ya. Bisa banget menipu kami semua" tembak Zara tanpa pengantar apapun.

"Zara, apa maksudnya? gue ga ngerti apa yang elo omongin" elak Ranu.

"Masih mau ngelak rupanya" Zara menatap Ranu jengah. Tangan kanannya melayang ke atas seakan akan mau menampar Ranu. Ranu yang tidak siap dengan tindakan tiba tiba Zara hanya bisa menutup matanya.

PLAK

PLAK

Merasa kalau rasa sakit tak kunjung datang membuat Ranu perlahan membuka matanya. Ia terkejut melihat Zara menampar dirinya sendiri. Mata Ranu makin terbelalak saat menyaksikan kegilaan Zara yang menyiram dirinya sendiri.

"Elo ga tahu ya Ranu, sebentar lagi elo bakal dibuang sama Marvin. Soalnya gue udah tidur sama dia" ucap Zara berbohong pada Ranu untuk menyulut emosi sang protagonis wanita.

"ZARA!!!!" bentak Ranu dengan nada tinggi.

Pengunjung cafe yang awalnya sibuk dengan urusan masing masing kontan menoleh ke sumber suara. Mereka kaget melihat seorang gadis cantik yang tampilannya berantakan. Pipinya memerah seperti habis di tampar. Kondisi baju dan rambutnya basah dengan kepala menunduk.

Sedangkan gadis lainnya bertolak pinggang dengan menunjuk nunjuk gadis yang menyedihkan itu. Siapapun yang melihatnya pasti memikirkan hal yang sama. "Ran, ma-maafin gue. Gue- gue__ " cicit Zara dengan suara seraknya.

"Bangsat! Zara! Elo gila! Sialan!!!!" pekik Ranu yang langsung menerjang Zara dengan cepat. Ranu terbakar emosi. Dia menjambak rambut Zara dengan keras dan mendorongnya ke lantai.

Zara sengaja memasrahkan dirinya dipukul oleh Ranu di depan semua orang. Pengawal cafe dan beberapa pengunjung menghampiri mereka berdua. "Berhenti Mbak! Mbak sudah, sudah" teriak salah satu pegawai laki laki.

Ranu menghiraukan ucapan pegawai tersebut. Dia malah makin emosi untuk menjambak rambut Zara dengan keras. Zara menangis sesenggukan. Tangisan pilunya membuat orang orang iba dan ingin menolong Zara.

Dengan sigap pegawai laki laki itu mengkode teman temannya untuk menangkap Ranu. "Lepasin gue bangsat! Lepasin!!!! Kalian ga tahu siapa gue?! Ga usah sok jadi pahlawan" Ranu terus memberontak dalam cekalan pegawai cafe.

Marvin, Catur, dan Detra yang baru saja masuk ke dalam cafe menatap heran ke arah kerumunan. "Ada apa ini? Kenapa tunangan saya diperlakukan seperti ini?" tanya Marvin.

"Sayang, tolongin gue. Mereka mau menangkap gue tanpa alasan" rengek Ranu dengan nada memelas pada Marvin.

Marvin memang awalnya tidak melihat Zara yang masih terduduk dilantai dengan kondisi mengenaskan. Salah seorang pengunjung membantu Zara berdiri. Tak lupa ia selimuti Zara dengan jaket. Sebab, bajunya basah hingga memperlihatkan tank top hitamnya.

"Maaf mas, saya harus mengamankan kekasih anda. Wanita ini sudah mengganggu pelanggan kami. Dia bertindak anarkis pada mbak ini" ucap Sang pegawai memberikan pembelaan.

Pandangan Marvin bertubrukan dengan mata Zara yang memerah dan berkaca kaca. Air matanya jatuh mengalir di pipi cutenya.

"Zara?!" teriak Catur kaget.

"Ranu! Sialan! Gue pikir elo bakalan berubah. Ternyata lagi lagi elo ngebully Zara. Cih! pembohong!" ujar Detra memberi komentar.

Marvin ingin mendekati Zahra. Namun, ia kalah cepat dengan Catur. Catur langsung mendekap Zara ke dalam pelukannya. "Oh God! Lagi lagi elo terluka. Zara, udah gue bilang percuma elo temenan sama Ranu. Dia itu cuma mau memanipulasi elo aja. Ayo, kita pulang saja. Obati luka elo sama gue ya"

Zara menatap Catur sejenak. Lalu, menganggukkan kepalanya. "Heh Catur! Ga usah sok jadi pahlawan kesiangan. Elo ga tahu masalah sebenernya. Cewek yang elo bela itu ternyata lon*e. Dia ngaku sendiri udah tidur sama tunangan gue! Cewek mana yang ga marah sama gundik macam dia Hah? GUE TANYA! JAWAB ANJ*NG!"

Zara yang berada dipelukan Catur memasang ekspresi pura pura takut. Badannya bergetar hebat. "Gu-gue ga pernah ngomong gitu. Ranu, kenapa elo selalu fitnah gue. Gue udah jauhin Marvin. Tapi elo selalu nyiksa gue. Katanya kita teman. Ternyata cuma gue yang nganggep elo temen gue ya, Ran" kata Zara di sela sela tangisnya.

Zara memasang raut kecewa. Hal itu terekam dengan jelas di wajah Marvin. Hatinya merasa resah, marah, dan kesal bercampur jadi satu. "Udah, kita pulang saja ya Zara. Ga suka ladenin lagi orang gila itu" Catur menuntun Zara keluar dari cafe tersebut.

Sebelum tubuhnya keluar dari pintu cafe, Zara menolehkan kepalanya ke belakang. Ia menatap Marvin dengan tatapan kecewa yang amat sangat. Lalu, Zara dan Catur pergi berlalu dan menghilang dari pandangan mereka semua.

Marvin yang ditatap seperti itu sontak merasa bersalah. Dalam hatinya ia berteriak meminta maaf pada Zara. Harusnya Marvin dengan gagahnya membela Zara di depan semua orang. Namun, ia harus menahan semua ini demi kesuksesan rencana yang Marvin jalani.

"Tolong lepaskan tunangan saya. Saya akan mengganti rugi atas tindakannya" ujar Marvin tegas. "Hubungi nomer di kartu nama ini. Dia yang akan membereskan kekacauan disini" sambungnya.

Para pegawai yang tadinya masih mencekal tangan Ranu memilih menuruti perintah Marvin. Setelah mengetahui kalau Marvin ternyata anak dari pemilik perusahaan Gala Corporation.

"Sayang makasih ya udah belain gue. Gue mau mereka semua dapat balasan yang setimpal gara-gara mereka gue jadi malu" rengek Ranu sambil memeluk lengan Marvin.

"Cukup Ranu, jangan membuat gue makin malu. Kita pulang!" titah Marvin tegas.

Marvin berjalan keluar dari cafe terlebih dahulu. Setelah menepis tangan Ranu yang bergelendotan di lengannya. "Sayang!!!!"

Ranu menghentak hentakkan kakinya kesal. Ia menatap Detra sengit. "Lah, kenapa elo marah ke gue. Gue dari tadi diem ya" seru Detra.

"Udah cepet susulin dia. Minta maaf sono elo sama Marvin. Bikin malu aja tahunya!" hardik Detra dengan mendorong dorong bahu Ranu supaya menyusul Marvin ke parkiran.

TBC

1
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!