Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta tentang Farhan
Suara hutan bergemuruh,Dinda dan Dani terkejut,mereka melihat angin bertiup kencang,dari balik pohon dan diatas pohon bermunculan sosok-sosok berbagai bentuk mendekati mereka.
"Dani aku takut,Dan...,"Dinda mengigil ketakutan,sosok-sosok itu merangsek mendekati mereka,Dinda terpaku,tubuhnya mematung matanya tak berkedip menatap sosok-sosok yang berdatangan.
"Din,Dinda!!"Dani mengoyangkan tubuh Dinda yang diam membeku.
"Dinda...!!"Dani terus mengoyangkan tubuh Dinda tapi Dinda tetap diam membeku menatap sosok tersebut.
"Dinda...!!"
"Dinda....!!"
"Plak..."
"Plak...."
Dani menampar pipi Dinda menyadarkannya.
"Aku,aku,aku.....,"Dinda tergagap,ia menatap Dani,wajahnya tampak kebingungan.
"Ayo kita pergi,cepat,"Dani menarik tubuh Dinda,memaksanya berjalan,tapi Dinda malah melihat kesekeliling.
"Dinda!! Ayo...,"Dani menarik paksa Dinda untuk mengikutinya.
Tiba-tiba,"Srettt....,"tubuh Dinda ditarik sosok tinggi besar dan membawanya pergi.
"Dindaaaa..."
Dani berlari mengejarnya,tapi tubuhnya terhempas seperti ada kekuatan yang menahan dan mendorongnya,kemudian ia tak sadarkan diri.
Sementara dari kejauhan terdengar suara orang ramai memanggil nama Dinda,Dani dan Dimas.
Sosok-sosok yang berada disitu menghilang semua dalam kegelapan,sementara sosok hitam yang membawa Dinda melesat membawa Dinda pada suatu tempat.
Sosok hitam meletakan tubuh Dinda dilantai sebuah Gua,ia kemudian bersujud pada dua orang dihadapan,"tuan aku sudah melaksanakan perintahmu,"ucapnya sambil menunduk.
"Bagus,itu bayaranmu,"ujar seorang perempuan sambil menunjuk pada sesajen yang tersedia dilantai.
Sosok hitam itu langsung mendekati sesajen yang terhidang,ia langsung mendatanginya dan melahap semua sesajen yang terhidang,termasuk darah ayam cemani yang ada di mangkuk.
Perempuan itu menatap Dinda sambil tersenyum sinis,ia kemudian menyuruh lelaki disampingnya memasukan Dinda kedalam kerangkeng.
Dinda terbangun mendengar gemericik suara air,ia melihat kesekelilingnya,"dimana aku,"Dinda terkejut melihat dia berada dalam sebuah kerangkeng,ia melihat dipojokan Gua terdapat beberapa tulang belulang manusia,Dinda mengkerut,wajahnya pucat pasih ketakutan.
"Tuk tuk tuk tuk....."
Terdengar suara langkah kaki mendekat,tubuhnya semakin gemetar,ia kembali merebahkan tubuhnya dan berpura-pura masih pingsan.
"Dia belum sadar,kita kembali lagi nanti,"ujar seorang perempuan.
Merekapun akhirnya pergi meninggalkan Dinda,Dinda membuka matanya pelan-pelan mengintip,setelah dirasa aman,ia bangun kembali dan melihat kesekeliling.
"Aku harus keluar dari tempat ini,aku harus berani,"ujar Dinda sambil melirik onggokan tulang belulang manusia.
Dinda berusaha membuka kunci gembok kerangkeng dengan menarik-narik gemboknya,tapi gembok itu tidak mau terlepas,ia melihat sekeliling mencari benda yang bisa dibuat membuka gembok,kini matanya tertuju pada batu tapi letaknya sangat jauh dari tempatnya.
"Bagaimana ini,batunya jauh sekali,Dinda mengeluarkan tangannya berusaha meraihnya,tapi tangannya tidak bisa mencapainya,Dinda mencopot sepatunya ia gunakan sepatu itu untuk mengapai batu tersebut,setelah beberapa saat,akhirnya ia bisa menggapi batu tersebut.
"Tring tring tring...."
Suara benturan batu dan kunci gembok beradu,setelah beberapa saat akhirnya gembok itu terbuka juga.
Ketika Dinda sudah berhasil keluar dari kerangkeng,tiba-tiba satu tangan menarik rambutnya dan menghempaskannya kelantai.
"Mau kemana kamu?"seorang perempuan dan seorang lelaki berdiri didepanya memakai topeng,dan kaki perempuan itu menginjak tangan Dinda.
"Akhhhhhh...."
"Sakittt...."
Dinda mengerang kesakitan berusaha menarik dan melepaskan tangannya dari injakan perempuan itu.
Perempuan itu berjongkok dan berbisik pada Dinda,"jangan harap kamu bisa keluar dari sini!!"
Tangan Dinda satunya berusaha memukul perempuan itu,tapi tangan itu ditahan dan dihempaskan.
"Kamu tidak akan bisa melawanku,dan jangan coba-coba lari dari sini,"perempuan itu melepaskan injakannya dan menarik Dinda kembali kedalam kerangkeng,lalu menutupnya.
"Awasi dia,aku akan pergi sebentar,"ujar perempuan itu.
Dinda hanya bisa menangis,ia menelungkupkan wajahnya diantara kakinya sambil menahan sakit.
Pagi itu disebuah rumah sakit,Dani terbangun,ia mendapati dirinya ditempat tidur,ia melihat kesekeliling,"dimana aku,apakah aku sudah mati?"Dani mengedarkan pandangannya,terlihat Mamahnya yang sedang tertidur disofa.
Mamahnya Dani terbangun begitu mendengar suara decitan tempat tidur,"Dani kamu sudah bangun nak,syukurlah,"Mamahnya menangis,mendekati Dani dan memeluknya.
"Mah aku dimana,kenapa aku ada disini?"Dani bingung menatap sekeliling.
"Kamu ada dirumah sakit nak,tim SAR menemukanmu pingsan ditengah hutan,syukurlah kamu selamat,Mamah ketakutan ketika kamu tidak juga ditemukan."
"Yang lain mana Mah?Dinda mana Mah?"
"Arin dan Wira ditemukan sudah meninggal Dan,sedangkan Dinda dan Dimas belum ditemukan,tim SAR masih berupaya mencari mereka,tapi mereka akan menghentikan pencarian,kalau dalam 2 sampai 3 hari ini tidak juga ada titik terang keberadaan mereka,"ujar Mamahnya Dani lirih.
"Tidak Mah,Dinda pasti ditemukan,Dinda dibawa mahluk hitam besar Mah,dia ada dihutan Mah,aku harus kembali kehutan,aku harus menyelamatkannya Mah,"Dani bangun berusaha turun dan mencopot infus ditangannya.
"Dani jangan Nak,kamu tenang dulu,Dinda pasti ketemu,"Mamahnya berusaha menenangkan Dani.
"Tidak Mah,aku harus kembali kesana,kasian Dinda."
"Tidak Dani,Mamah tidak akan mengijinkanmu masuk kembali kedalam hutan larangan,hutan itu angker tidak ada yang berani memasukinya,bahkan warga setempat tidak ada yang berani masuk."
"Hutan larangan,Hutan larangan,"Dani bergumam sendiri seakan tak percaya.
"Dani,kenapa kamu bisa masuk hutan itu,itukan dilarang dimasuki,apalagi buat camping?"tanya Mamahnya.
"Aku sendiri tidak tahu Mah,kami semua juga tidak tahu,Farhan dan Fadilah yang mengajak kami,awalnya Dinda menolak,tapi karena yang lain ikut,dia ikut juga,"ujar Dani.
"Farhan,Fadilah,siapa mereka Dani?"Mamahnya mengerenyitkan keningnya bigung.
"Loh,bukankah Farhan adalah ponakan om Burhan,berarti ponakan Mamah juga,"Hati Dani sudah tak menentu,mengetahui Mamahnya tidak mengenal mereka.
"Kamu ketemu dimana?Om Burhan tidak punya ponakan bernama Farhan,kalau dia punya pasti dia sudah memberitahu kami,saudara Om Burhan ya cuma Papahmu,mereka tidak punya saudara lagi."
Hati Dani semakin tidak enak,"lalu siapa dia Mah?"
"Ceklekkk..."
Papahnya Dani masuk sambil membawa kantong makanan,"Kamu sudah sadar Dani?"Papah datang mengusap kepala Dani sambil menyimpan makanan dimeja,"loh kalian kenapa?Kok kelihatan tegang?"ujar Papahnya bingung melihat ekspresi anak dan istrinya.
"Pah,apa Papah punya ponakan bernama Farhan?"tanya Mamahnya Dani menatap wajah suaminya.
"Tidak ada,kenapa memang?"Papahnya Dani mulai merasa ada sesuatu yang aneh.
"Itu kata Dani,mereka pergi bersama Farhan dan Fadilah,dan merekalah yang mengajak Dani dan yang lainnya kehutan,katanya Farhan adalah ponakan Mas Burhan."
"Jadi kamu pergi bukan hanya berlima,tapi ada teman yang lainnya juga?"tanya Papahnya.
"Iya Pah,Farhan mengaku ponakan Om Burhan,dia dan pacarnya Fadilah yang mengajak kami camping dihutan itu."
"Sebentar,aku telpon Mas Burhan Dulu,sepertinya ada yang tidak beres,"Papahnya kemudian bergegas keluar ruangan.
Setelah beberapa saat,Papahnya masuk kembali kedalam ruangan dengan raut wajah tegang.
"Mah,sepertinya kita harus memberitahu Ibunya Dinda,Dinda sepertinya dalam bahaya,Farhan bukan ponakan Mas Burhan,dia tidak mengenal Farhan sama sekali,"ujar Papahnya,"kamu kenal dimana Dani?"
"Pesta ulang tahun Om Burhan Pah,dia mengaku ponakan Om dan mengajaku bicara,setahuku ia orangnya asyik diajak bicara,memang kenapa dia Pah?"
"Ini aneh Dani,apa kamu punya foto mereka?"ujar Papahnya.
"Aku enggak punya,entah yang lain,mereka tidak suka kalau kami mau mengambil foto mereka,yah aku tidak memaksanya itu privasi orang,apa Papah mencurigai sesuatu,"sahut Dani.
"Pasti ada sesuatu,aku harus memberitahu yang lain,kalau memang mereka mau mengincar semua orang,kenapa cuma Dinda yang dibawa,padahal kamu pingsan,pasti akan mudah membawamu,"ujar Papahnya lagi.
"Pah,apa Papah mencurigai Farhan?"
"Yah,aneh aja sih,dia tiba-tiba ikut dan mengaku ponakan Ommu."
"Tapi pah,dia juga terbunuh dihutan itu,aku tidak yakin dia melakukannya?"
"Dia meninggal Dan?"
"Iya Pah aku melihat tubuhnya tergantung dipohon,"ujar Dani.
"Sepertinya Papah akan kembali kesana,kamu masih belum pulih,kamu disini saja,Papah tidak mau kamu masuk Hutan itu lagi,Papah enggak mau ambil resiko kamu terluka lagi."
Sementara didepan Hutan terlihat tim SAR sudah bersiap kembali ingin mencari Dinda dan Dimas yang belum ditemukan.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,