Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Dengan Kiara?
"kamu bisa menjelaskannya sama bunda bang?"
setelah mendapat kotak misterius itu, bunda langsung meminta Kiara dan Agra untuk datang menemuinya esok hari, dan disinilah sekarang Kiara dan Agra tengah duduk dihadapan bunda
Kiara menunduk malu, "maafin Kiara bun, Kiara gak jujur sedari awal siapa Kiara dimasa lalu"
Agra genggam tangan istrinya berusaha menenangkan, "Agra tahu semua masa lalu Kiara dan tetap pada pendirian Agra untuk tetap hidup bersama Kiara"
"bagaimanapun Kiara, Agra akan tetap mencintainya sepenuh hati Agra bun"
"silahkan jika bunda tidak menyukai istri Agra, karna sampai kapanpun Agra tak akan melepaskan Kiara" pungkas Agra
"ayah pun tahu siapa Kiara sedari lama, bukan begitu ayah?"
bunda terkejut, ia alihkan tatapnya pada ayah Ikram, "benar begitu yah?" tuntutnya
Ikram mengangguk kecil, "maaf ayah tidak mengatakan sejujurnya sedari awal"
Bunda tertawa miris, "jadi disini hanya bunda yang bisa kalian bodohi begitu?"
"bukan sayang, bukan begitu. Sekarang kamu pikirkan baik baik sekarang Agra dan Kiara sudah menikah lalu apalagi yang harus dipermasalahkan dari masa lalu Kiara?"
"sekalipun Ayah melarang Agra untuk menikahi Kiara, Agra akan tetap nekat juga bun, apa bunda ingin mengulang kesalahan yang sama tentang Tama?"
"setidaknya beritahu bunda yah!! bunda udah kaya orang bodoh yang gak tahu apa apa diantara kalian!!" amuk bunda
Kiara menggeleng lemah, "bunda maafin Kiara, dulu Kiara gak berani cerita apapun sama bunda"
"Demi Tuhan Kiara sudah berhenti dari sana sebelum menjalin hubungan dengan mas Agra" ia tergugu
dadanya sesak, memikirkan kalau Kiara akan kehilangan keluarga lagi. Lagi??
"sekarang bunda minta kalian untuk meninggalkan rumah bunda, bunda tidak ingin diganggu lagi" usirnya
"bun!!" peringat Ikram "kamu apa apaan sih, udahlah toh Kiara juga sudah minta maaf sama kamu"
"buat kamu gak papa yah, karna tahu sedari awal, sementara bunda?" Bunda lempar satu kotak persegi yang sama dengan yang Kiara terima berisi foto foto Kiara saat masih menjadi wanita penghibur
Dengan cepat Agra membawa kotak persegi itu, entah siapa yang menyebarkan foto istrinya. Hanya ada satu nama kemungkinan yang Agra curigai
tidak jauh jauh dari orang yang ada di masa lalu Kiara, apa mungkin Eren?
Agra bangkit, ia menarik tubuh istrinya juga untuk bangkit "ayo sayang, kita pulang sekarang!"
Kiara menggeleng lemah dengan sisa jejak air mata dipipinya "kita harus mendapatkan maaf bunda dulu mas" mohonnya
"mas tahu, untuk sekarang lebih baik kita pulang dulu, akan sangat percuma berbicara dengan bunda dalam keadaan seperti ini, bunda masih diliputi marahnya" Agra melirik bunda yang tengah membuang muka
haaah kenapa bunda harus semarah ini? Tidak mungkin hanya sekedar mempertimbangkan citra keluarga
sekalipun memang iya, bukankah hanya nama Agra yang akan menjadi sorotan publik?
Agra berjalan bersisian menggandeng pundak sang istri yang lemah, sepertinya Kiara kebanyakan menangis sesiangan ini, tubuhnya lemah seperti tak bertulang, hingga
brukk...
Tubuh Kiara merosot lepas dari genggaman Agra, tentu Agra terkejut "Ki..." ia berjongkok dihadapan sang istri yang pingsan "Sayang.. bangun sayang" ia menepuk pipi Kiara pelan namun Kiara tak sadarkan diri
tak punya pilihan Agra langsung menggendong tubuh Kiara untuk masuk kedalam mobil, rumah sakit menjadi tujuannya saat ini
sementara bunda, bergeming. Terserah saja Agra mau membawanya kemana atau kenapa dengan Kiara, bunda tidak ingin ambil pusing. Ia masih dilingkupi amarah
"menantu kita bun" ujar Ikram khawatir
"kenapa memangnya dengan Kiara, biarkan saja. Bunda tidak ingin perduli lagi soal mereka" ucapnya. Namun jauh dilubuk hatinya ia merasa khawatir
"kamu keterlaluan bun"
Ikram segera menyambar kunci mobilnya, ia berniat untuk menyusul putra dan menantunya
Agra berdiri tak jauh dari Kiara terbaring, tengah dilakukan pemeriksaan oleh seorang dokter
"pak, bisa ikut saya sebentar" pinta dokter setelah selesai memeriksa Kiara
saat didepan pintu Agra berpapasan dengan ayah Ikram, "Gra gimana keadaan Kiara?"
"Agra belum tahu yah, Agra harus bicara dulu dengan dokter" ucapnya, ayah Ikram biarkan Agra untuk berlalu ikut menyusul dokter yang berjalan lebih dulu
"silahkan duduk pak" ujar dokter saat sudah sampai diruangannya,
Agra menurut, ia duduk dihadapan dokter yang hanya terhalang meja persegi
"apa sebelumnya bu Kiara sering mengeluhkan nyeri bagian perut, sebelah saja"
"tidak terlalu sering dok, hanya dibeberapa saat saja"
"ini hanya diagnosa sementara, saya belum bisa menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya saya sarankan pak Agra untuk segera melakukan USG. Karna—"
*
*
Agra sesap batang nikotin, hingga larut malam menyeret terang, Agra masih belum dapatkan tenang yang ia cari,
"mau habis berapa bungkus rokok lagi kamu Gra!" peringat Ikram muncul tiba tiba
"udah kok yah" ia buang puntung rokok terakhirnya "Kiara udah bangun yah?"
Ikram mengangguk,
Agra tak banyak bicara lagi, ia ayunkan kakinya untuk menemui sang istri yang sudah dipindahkan keruang rawan inap VIP
"sudah bangun sayang?"
Kiara mengangguk lemah, bibir pucatnya ia paksa untuk tersenyum kearah sang suami, "kamu dari mana aja mas?"
"aku dari luar, sebat dulu" terang Agra "kamu mau sesuatu?"
"gak mas, aku cuma mau ditemani aja sama kamu" ia sematkan senyuman manis kearah Agra yang saat ini menatap dalam kearahnya
Agra genggam tangan lemah Kiara, ia berikan usapan lembut dipunggung tangan istrinya
"apapun yang tejadi nanti Agra pastikan tidak akan mengganti posisi istrinya dengan siapapun" batin Agra
"kamu sudah bertemu dokter mas?"
"ya, sudah"
"aku sakit apa?"
Agra tersenyum kecil, "kamu gak sakit apa apa sayang hanya kelelahan saja, dokter bilang harus istirahat yang cukup dan jangan terlalu stres" pungkas Agra
"benar begitu?"
"ya, memang apalagi"
namun pada kenyataan nya...
*
"istri bapak mengidap penyakit penyumbatan pada tuba falopi" terang dokter "itu hanya dugaan sementara saya"
"tuba falopi?" ulang Agra "apa itu dapat sembuh?"
"tentu bisa asalkan mendapat penanganan yang tepat dan harus segera dikonsultasikan, itu sebabnya saya menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan USG"
"sepanjang pengetahuan saya, masalah tuba falopi bisa juga sembuh dengan dilakukan operasi laparoskopi untuk memperbaiki penyumbatan"
"ibu Kiara tetap bisa hamil hanya saja kemungkinan nya kecil"
Degggg...
kemungkinan hamil kecil? Apa ini hanya mimpi?
Apa Agra tak akan memiliki keturunan dari darah dagingnya sendiri?
Karma apa ini?