NovelToon NovelToon
Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Selingkuh / Mengubah Takdir / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aleena Marsainta Sunting

“Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam*


Bagaimana rasanya dikhianati oleh suami, adik, ibu tiri dan juga ayah yang selalu memihak pada mereka. Hingga kematian merenggut Regina dan kesempatan kedua kali ini dia tidak akan melewatkan kasih sayang dari Axel Witsel Witzelm.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aleena Marsainta Sunting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Sebenarnya

“Ka–Kamar utama?”

Aku mendengar ibu tiriku langsung bersuara ketika aku mengatakan pindah ke kamar utama. Dia terlihat kasak-kusuk dengan papaku.

Aku menaikan rahangku dengan kasar. Mereka harus melihat keseriusanku. Aku tidak boleh lemah dan ditindas lagi.

Ini baru permulaan bagi mereka.

“Kenapa? Apa kalian keberatan? Bukankah itu kamar yang paling besar dan juga kamar mamaku. Aku ingin mengenang mamaku, aku kangen banget. Apa itu juga gak boleh?” ucapku sarkas.

Tentunya tatapanku paling tajam pada papaku. Aku ingin papa ingat kembali tentang mama yang dikecewakan juga dikhianati olehnya.

“Tapi, sayang, bukankah kamar lain masih banyak yang besar. Itu kan sudah menjadi kamar Pa–pa,” meski ragu, papaku tetap ingin mempertahankan kamar yang dirasa miliknya itu.

“Meski banyak kamar lainnya, kamar mamaku itu yang paling besar, Pah. Toh, semua yang ada disini adalah milikku. Benarkan? Apa papa lupa karena terlalu nyaman di kamar mama?” cetus ku jadi lebih berani menentang papa.

Papa terlihat mengepal kedua tangannya dan mengeratkan giginya. Kesal setengah mati.

“Tapi, sayang bukankah …,”

“Nggak mau, pokoknya aku mau pindah ke kamar mama,” aku memotong ucapan papa sebelum dia melanjutkan ucapannya, “Markus, tolong pindahkan semua barang di kamarku ke kamar mama dan barang yang di kamar mama terserah mau dipindah kemana. Kalian tanya Papa saja,” kataku sudah tidak peduli ucapan papaku.

Nicholas melihat situasi memang sedang tidak baik. Dia juga terus mempelajari sikapku.

“Om, Tante, Minna, Regi, aku pamit dulu, besok aku kembali lagi,” kata Nick, dia mencoba mendekati, tapi aku langsung membuang muka menghindarinya.

Markus segera mendengarkan perintahku dan bergegas menyuruh beberapa pelayan. Karena dia tahu, ini semakin malam dan aku pasti ingin segera istirahat.

“Markus, Aku akan tidur di kamar lain malam ini, tolong langsung beritahu kalau semua barangku sudah pindah ke kamar mama,” ucapku lalu, “Lusi, tolong buatkan aku teh chamomile dan tolong buatkan aku roti panggang yang diolesi butter,” ucapku lagi sebelum aku benar-benar berbalik.

Aku sekarang sedang menggunakan segala fasilitas yang kakekku wariskan. Sebagai nona besar dari keluarga Thomson.

Karena aku adalah cucu satu-satunya kakek Thomson dari mamaku yang bernama Erika.

Minna langsung mendelik. Dia tahu, aku tidak pernah memakan itu. Minna dan ibunya selalu mengatur jadwal malam sebelum tidur dengan susu hangat.

Obatnya memang tidak mungkin dicampur susu. Aku yakin akan lebih banyak di campurkan pada makanan, dengan dosis kecil secara teratur agar tidak terlalu ketahuan kalau mereka sudah meracuniku.

“Baik Nona, akan saya siapkan segera,” Lusi menjawab dengan cekatan dan berbalik pergi dengan permintaanku.

Aku malas meladeni yang lain dan ingin pergi.

“Kakak Regi, apa kakak ada sesuatu yang belum kakak ceritakan padaku?”

Minna mengekor karena dia merasa harus mencari tahu perubahanku.

Aku mengabaikan, malas berbicara dengan adik yang penuh kepura-puraan.

“Kakak … tolong jelaskan padaku. Kakak kenapa? Kenapa kakak bicara seperti tadi pada kak Nick, dia pasti sedih mendengarnya. Ada apa sih kak? Tolong jangan bikin Kak Nick kepikiran kak!”

Aku kesal mendengar rengekan Minna. Dia seperti tentakel yang tidak melepaskanku.

“Kakak, kakak mendengarkanku kan? Kakak kenapa diam saja sih? Jawab dong, kakak kenapa?”

Karena aku masih saja diam, Minna benar-benar seperti boneka rusak yang mengulangi ucapannya.

Brak! Aku sengaja membuka pintu dengan kasar dan membantingnya.

Minna terkejut dan mundur beberapa langkah.

“Aduh kak, aku kaget. Kakak kenapa sih?”

Hmm, si otak udang itu benar-benar gak tahu diri. Sudah dikacangin pun masih saja muka tembok.

“Aku lelah, mau istirahat dulu. Bisakah kita bicaranya besok,” ucapku. Dan wajah Minna sedetik sekarang aku bisa menangkapnya, dia kesal setengah mati karena aku cuekin.

“Ah … ehm … baiklah, Kak, tapi kakak janji ya besok ceritakan semuanya padaku. Aku ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi sih?”

Benar-benar kepala batu dan tidak menyerah. Rupanya Minna pantang mundur sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.

Aku segera menutup pintu dan membantingnya dengan kasar.

Minna mengepalkan tangan dan mengeratkan giginya.

“Dasar si bodoh kurang ajar. Berani sekali dia bikin ulah, lihat saja, aku akan kasih kau pelajaran. Berani sekali kau membuat peraturan sendiri. Dia pikir, dia siapa, hah! Dia sudah mulai main-main denganku. Atau ini ulah si laki-laki itu, dia pasti sudah mencuci otak si bodoh itu sampai dia berani seperti ini.”

Suara batin Minna bergelora yang akan menunjukkan pembalasan padaku.

***

Aku menghela nafas saat pintu ditutup. Menyandarkan tubuhku di balik pintu. Debaran jantungku memacu dengan cepat, tanganku dingin seluruhnya.

“Kau berhasil, Regi. Tenanglah. Teruskan bersikap seperti tadi. Kau gak salah. Mereka memang seharusnya diberikan pembalasan,” kataku menguatkan.

Jujur aku belum berani menempuh Medan peperangan sendiri. Aku tetap harus waspada pada siapapun.

Meskipun dimasa lalu Markus dan Lusi pernah memperingati ku, tapi sekarang aku gak tahu gimana pemikiran mereka padaku.

Aku belum ada pembicaraan pribadi pada mereka. Semua yang aku lakukan sekarang hanya karena aku ingin langsung membalas mereka.

Aku kembali tersadar saat mendengar kembali deringan ponselku dan saat kulirik ternyata semenjak tadi Axel terus menelponku.

“Ya ampun, aku lupa, ini semua gara-gara Nicholas yang melempar ponselku ke lantai. Untung saja masih bisa menyala,” aku bergerutu sendiri sambil menggeser tombol berwarna hijau.

“Apa yang terjadi? Kenapa teleponku tidak kau angkat?”

Saat aku tempelkan di telinga, aku langsung dicecar pertanyaan mematikan oleh Axel.

Aku berjalan pelan dan duduk di ranjang, “Maaf, tapi tadi aku belum bisa menjawabnya karena memang sedang dalam sidang keluarga,” ucapku se–ceplosnya.

Tidak ingin mengarang atau menutupi kejadian yang terjadi.

“Kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Apa mereka memperlakukanmu dengan buruk? Katakan padaku. Aku pasti akan membelamu!”

Mungkin terdengar lebay, tapi aku senang sekali saat mendengar Axel mengkhawatirkanku.

Itu tandanya Axel sangat mencintaiku.

“Tenanglah, aku nggak apa-apa!”

“Benarkah? Kau tidak sedang berbohong atau menutupi sesuatu? Kau tahu, aku gak suka kalau orang ku di sentuh dengan orang lain. Kalau mereka sampai berani menyentuhmu, lihat saja, aku pastikan mereka menyesal. Aku akan membalasnya dua kali lipat!”

Axel tegas dalam bicara tanpa ragu sedikitpun.

Ah, seandainya dulu aku tahu sebegitu cintanya dia padaku, mungkin aku gak akan pernah mencintai setengah mati suami lamaku.

“Iya aku gak bohong. Terima kasih banyak karena kamu sudah sangat mengkhawatirkan ku. Aku janji akan selalu bicara jujur padamu. Kau kan pacarku,” ucapku terdengar malu-malu karena spontan berkata seperti itu.

Axel terdiam. Dia seolah lenyap. Aku jadi salah tingkah sendiri.

“Ya sudah, aku tidur dulu ya, besok pagi kau jadi jemput kan?” kataku menanyakan kembali perihal esok hari.

Namun, bukan jawaban yang aku terima. Telepon langsung terputus.

“Hal–hallo, hallo!” teriakku.

Aish, ini orang ternyata aneh juga. Untungnya dia tampan dan sudah jadi pacarku.

Aku ngoceh sendiri tak peduli sikap Axel padaku, karena aku sudah mengetahui perasaan Axel yang sebenarnya padaku.

***

1
Ma Em
Semoga para benalu yg berniat jahat pada Regina segera pergi dari terusir dari rumah Regina .
Ma Em
Regi kamu benar untuk membalas dendam karena dia sdh berani menipu kamu Regina buat mereka menyesal karena sdh permainkan kamu Regina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!