NovelToon NovelToon
Terpaksa Berjodoh

Terpaksa Berjodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puji Lestari

Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Papa Bayu mengeraskan rahangnya, tak mampu menerima permintaan Aqila yang dianggapnya sangat tak masuk akal.

"Apa-apaan ini, hah?!" ujarnya sambil berusaha menahan emosi yang mulai meluap.

"Kamu sudah membuat keluarga malu di hari perjodohanmu sendiri, memilih kabur tanpa jejak, dan sekarang kamu malah meminta perjodohan Gavi dan Qaila dibatalkan?!"

"Kamu ingin bikin Papa semakin malu dengan ke egoismu ini, hah?" amuknya lagi, napasnya memburu.

"Mau di taruh dimana harga diri Papa, Aqila?!" serunya, suara penuh kekecewaan.

"Kamu benar-benar ingin menghancurkan Qaila dan mempermalukan dia di hadapan banyak orang begitu?!" Aqila terdiam, tangisannya pecah mengikuti dentuman keras hatinya. Bahkan ayahnya sendiri kini berdiri di seberang, berbalik arah kepadanya.

"Tapi, kalau sedari awal Papa bilang yang mau dijodohkan itu Gavi, kejadiannya gak akan begini, Pa!" Aqila berprotes dengan lirih, mengumpat di balik jeritnya.

"Kalau sedari awal kamu gak menjalin hubungan sembunyi-sembunyi, mungkin Papa takkan terpikir untuk menjodohkan kamu!" bantah Papa Bayu, seraya menghela napas.

"Kita semua terluka, Aqila, karena ke egoisan yang kamu perlihatkan hari itu. Semoga kamu mengerti betapa besarnya akibat dari keputusanmu ini."

"Apa kamu ngasih tahu Papa kalau kamu pacaran sama Gavi sebelumnya?" Tanya papa bayu dengan suara keras, membuat tubuh Aqila bergetar ketakutan.

Ia merasa jantungnya serasa hendak copot, air mata tak lagi terbendung mengalir deras di pipinya.

"Pa, udahlah. Jangan terus marahin Aqila," ujar Mama Anggi yang baru saja datang, membela anaknya. Suasana di ruangan itu terasa begitu tegang, seolah tiap detik menjadi makin sulit untuk dihirup.

"Anak kamu ini mau bikin Papa malu, Ma! Dia minta pernikahan Gavi dan Qaila dibatalkan!" terang Papa Bayu, tidak dapat menutupi kekecewaan di wajahnya.

"Sudah, Pa! Aku nggak bisa memihak siapa-siapa di sini," ucap Mama Anggi, tampak bimbang di antara suami dan anaknya.

"Ayok, Mama antar Qila ke kamar dulu." Ia menggandeng tangan Aqila yang gemetar, memeluk tubuh anaknya erat-erat.

Sesampainya di kamar, Aqila masih terus memeluk tubuh Mama Anggi, tangisannya semakin menjadi-jadi, menusuk kalbu sang ibu.

"Kamu harus ikhlas, Sayang. Mungkin emang Gavi bukan jodoh kamu," ucap Mama Anggi dengan nada penuh kasih sayang, sambil mengusap punggung Aqila lembut. Ia ingin menjadi penenang di saat hati anaknya porak-poranda.

"Tapi aku cinta sama Gavi, Ma. Aku sama Gavi udah pacaran lama, dan hubungan kita berakhir karena perjodohan ini," ungkap Aqila, tak bisa menerima kenyataan yang menohok ini, sebuah masa depan yang dirampas dengan paksa oleh takdir.

" Tapi mau bagaimana lagi nak, hubungan ini gak bisa di batalkan begitu saja. Gavi sudah mengucapkan ijab qobul untuk qaila." Ucap mama anggi tak kuasa menahan tangisannya juga.

"Mama yakin Qaila juga tidak mau berada di posisi ini, Qaila juga menolak perjodohan ini, Sayang. Namun, papa dan mama tak berdaya jika perjodohan ini batal begitu saja." Jelas mama Anggi dengan pilu.

"Qaila juga pasti tertekan dengan keadaan ini, mama tidak tahan melihat anak-anak mama bertengkar karena hal ini."

"Tapi Qila cinta sama Gavi, Ma. Qila gak sanggup kehilangan Gavi karena perjodohan ini." Ucap Qila dengan suara lirih, terisak dalam dekapan ibunya. Mama Anggi mengelus punggung Qila lembut,

"Mama tak bisa berbuat banyak, Sayang. Semoga kamu bisa menerima ini dengan ikhlas." Ucap Mama Anggi, menahan air matanya dan memeluk erat tubuh Qila yang rapuh.

"Mama yakin kamu bisa melupakan Gavi, dan mama yakin Qaila juga akan mampu menerima perjodohan ini, cepat atau lambat". Namun, kepastian itu kini lenyap bersama bisikan angin yang membawa lara, dan hati Mama Anggi terasa sesak menahan duka yang menyelimuti keluarga kecil ini.

°°°°°

"Kalian bertengkar?" Tanya Papa Dino dengan ekspresi khawatir, melihat Qaila dan Gavi yang terlihat tegang di meja makan.

"Enggak, Pa," sahut Gavi santai, seolah tak ada yang terjadi, sambil mengunyah makanannya.

"Yaudah, biar Gavi sama Qaila habisin sarapan dulu, Pa," timpal Mama Hanum yang ternyata juga telah menyadari adanya ketegangan di antara mereka, sejak malam tadi saat dia melihat Qaila pulang dengan mata sembab.

"Ma, Pa, Gavi mau pindah ke apartemen mulai hari ini," ujar Gavi, setelah menyelesaikan sarapannya.

"Loh, kenapa?" Mama Hanum terkejut.

"Apa Qaila tak betah tinggal di sini?" Papa Dino menatap menantu nya dengan perasaan gundah.

"Bukan tak betah, Pa," sahut Gavi segera.

"Gavi sama Qaila butuh privasi. Gak mungkin kan, selamanya Gavi sama Qaila mau tinggal di sini. Gavi juga mau mandiri." Pernyataan Gavi itu mencerminkan keyakinan yang cukup keras.

"Kamu yakin? Ini bukan alesan kamu aja kan?" desak Papa Dino penuh tanda tanya.

"Yakin, Pa!" Gavi menjawab tegas dan cepat, mencoba menutup segala ruang untuk keraguan.

" Mama gak masalah kalo ini udah jadi keputusan kalian berdua, tapi pesan mama kalian jangan berantem lagi ya, apa pun masalah nya di bicarakan secara baik baik." Ucap mama hanum.

" Iyaa ma," balas gavi.

"Qaila, kamu tidak keberatan kan jika kalian pindah ke apartemen?" tanya Papa Dino dengan lembut, menatap menantunya yang terdiam sejak tadi.

"Enggak, Pa," balas Qaila sambil tersenyum tipis, berusaha untuk menenangkan dirinya.

Dalam hati, Qaila mencoba mencerna maksud Gavi yang mengajaknya pindah ke apartemen. 'Jangan-jangan dia ingin melakukan hal yang tidak-tidak lagi,' gumam Qaila dalam hati, merasa cemas akan keputusan ini.

"Kalau begitu, Gavi izin dulu ya, Pa," ucap Gavi, seolah membaca isi hati Qaila. Gadis itu langsung tersadar dari lamunannya, dan segera memberi salam kepada mertuanya.

"Qai juga pamit, Ma, Pa," ucap Qaila sambil menyalami tangan kedua orangtua Dino.

"Buruan naik, gue ada kelas pagi nanti," ucap Gavi dengan nada bersemangat, sementara ia sudah siap di atas motornya.

Namun, Qaila tampak ragu. "Gue naik taksi aja," sahutnya, lalu berjalan keluar gerbang rumah.

Gavi mengejarnya dengan pandangan tajam, "Jangan membuat Papa dan Mama makin khawatir dengan keputusan lo itu. Kalau pulang nanti lo mau naik taksi, terserah. Tapi sekarang, naik!" pinta Gavi, memberi Qaila kesempatan untuk lebih memahami alasan di balik keputusan ini.

Mau tak mau akhir nya qaila mengalah dan naik keatas motor gavi, gavi pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena dirinya sudah hampir telat pagi ini.

" Ni uang jajan buat lo!" Ucap gavi sambil memberikan uang berwarna merah beberapa lembar kepada qaila.

Qaila yang sudah turun dari motor gavi pun hanya menatap datar uang pemberian gavi tanpa berniat mengambil nya.

" Ambil! Anggep aja ini nafkah dari gue, walaupun gak banyak tapi gue bakal penuhin semua kebutuhan lo mulai sekarang!" Ucap gavi lagi.

" Gue masih ada duit" balas qaila lalu berjalan masuk ke sekolah .

Gavi pun tak tinggal diam, laki laki itu turun dari motornya dan mengejar qaila sampai masuk ke dalam sekolah.

" Gue gak nerima penolakan! Jangan bikin gue bersikap kasar seperti semalem." Tegas gavi, lalu mengambil tangan qaila dan menyerahkan uang tersebut.

Setelah nya gavi segera berlari menuju motor nya dan langsung memacu kendaraan roda dua itu dengan kecepatan tinggi.

"Ck! Mimpi apa gue kemaren kemaren sampe gini amat nasib gue!" Gerutu qaila lalu memasukan uang pemberian gavi ke dalam sakunya dan berjalan masuk ke dalam kelas nya.

°°°°°

" Cewe yang semalem? Di antara keduanya yang mana yang cewe lo sekarang?" Tanya marko menatap gavi yang tengah duduk sambil menghisap rok*k nya.

" Lo kok bisa si pacarin kedua duanya gav?" Kini damian yang bertanya.

Gavi menegakkan tubuh nya dan membuang sisa ro*ok nya yang masih banyak, laki laki itu lalu menengguk minuman kaleng milik nya.

" Lo percaya kalo gue bilang gue di jodohin sama pacar gue sendiri, tapi karena kebodohan pacar gue dan dia milih kabur, alhasil kembaran nya yang harus gantiin!" Ucap gavi menatap Marko dan Damian secara bergantian.

" Lo serius?" Tanya marko dengan wajah terkejut.

" Hemm, gue udah nikahin kembarannya. Dan gue terpaksa mutusin pacar gue." Jelas gavi sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

" APA? Nikah??" Kaget marko dan damian.

" Hemm" balas gavi lalu kembali menyandarkan tubuh nya.

" Berarti lo sekarang udah gak perja*a lagi dong gav?"

" Lo udah belah duren?" Tanya marko dan damian menatap penasaran dengan jawaban gavi.

" Hampir!" Balas gavi membuat marko dan damian saling pandang.

" Wanjierrr!!" Pekik nya heboh.

1
Itha Fitra
emang apa yg mreka lakukan smpai di liat qaila
Itha Fitra
tuh kn,rugi kmu aqila..pacar kamu malah berjodoh ama kembaran mu. knp gk ktemu aja dlu,bru ambil keputusan buat kabur atau gk
Itha Fitra
ktemu aja dlu,baru tau jawaban ny.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!