Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.
Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa
jangan lupa tinggalin jejakkkk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wangi
Davian akhirnya memeluk Marley "kak ieyy" panggil nya sembari memeluk erat Marley.
"apaan, berisik ian"
"jangan jutek, maca kaka wangi wangi jutek" balas Davian.
Marley terkekeh lalu mengusap kepala Davian "iya iyaa, udah belom nangis nya ian?"
Karena melihat Davian memeluk Marley membuat semua kelas 1-4 ingin memeluk Marley yang sedang memakai seragam sma itu.
"aduh kok pengen di peluk gini, kakak udah bau dek udah kecampur keringat" ucap Marley melihat bahwa banyak anak kecil yang ingin memeluk nya karena wangi atau rindu pada ibu nya.
Elang hari ini hanya melihat saja bagaimana Marley dan anak kecil nya berpelukan dan menangis "kak udah ini ajarin kita mtk yaa" suruh Shara mencoel lengan Elang.
Elang melihat pada Shara "iya ra, boleh"
Akhirnya sesi peluk pelukan ini selesai. sayang nya karena kemeja seragam nya putih, sebagian agak transparan karena air mata anak kecil tadi.
"pake ya kak iey" ucap Elang menuruti panggilan Davian, sembari memasangkan jaket kesayangan nya pada Marley.
Marley tersenyum "makasih, btw lo ngajar lagi kak?"
Elang mengangguk "iya mar, ada siswa smp sama sma yang pengen di ajarin. Kamu bukan nya ada jadwal les ya?"
"udah telat kak, aku bisa ngundang guru ke rumah atau lewat zoom tenang." jelas Marley meminum matcha nya.
"kamu mau mengajari siswa sma? Biar kamu lebih paham kan materi buat ksn juga, Siswa smp biar sama saya aja."
"gw malu kalo kaya gitu"
"engga, tetep di sini kok, cuma beda materi aja,gapapa?" tanya Elang lembut menatap dalam mata milik Marley.
Sempat berpikir sejenak lalu Marley mengangguk "iya deh gapapa"
"maaf merepotkan"
Mendengar itu Marley menggelengkan kepala nya "engga, ini juga gw sambil nginget materi"
Terlihat kursi kursi sudah pernuh di isi oleh siswa SMP dan SMA. Lebih banyak anggota The Vegas yang Marley lihat.
Dengan cara menjelaskan menurut Marley. Mungkin sebagian kesal karena ia tak menyebutkan langsung jawaban nya. Tapi itu adalah sebuah kebiasaan agar mereka mengerti dengan cara nya.
Matahari sudah tenggelam akan di gantikan oleh bulan yang menerangi malam. Jam menunjukan pukul 17.45 dimana agenda tiba tiba mentutor Marley sudah selesai.
Marley di ajak masuk ke rumah alias markas The Vegas "terimakasih telah membantu" ujar Elang memberikan minuman dingin pada Marley.
Marley mengangguk senang "makasih juga udah ajak buat ngejelasin di sini. Agak sedikit bisa hapal sama rumus rumus"
Elang menyusul Marley untuk duduk di sofa yang tersedia "kenapa ada rumah bahagia?" tanya Marley secara tiba tiba, karena ia juga penasaran sebenarnya.
"kamu tau kan mereka anak kecil istimewa, di beri keadaan susah oleh tuhan. Coba kamu bayangin mereka bisa aja kan di bodoh bodohi oleh orang lain, The Vegas ingin mereka setidaknya ada kekuatan melawan dengan ilmu." jelas Elang lembut sembari tersenyum
Marley yang mendengar itu mengangguk "ohh gituu, hebat ya kalian bis-" ucapan nya terpotong karena suara dari ponsel nya yang bergetar.
Tertulis dalam kontak 'bapak negara' di ponsel Marley, dengan cepat Marley menggeser tombol berwarna hijau itu.
"halloo ayah"
...
"masa ayah mau ngirimin bodyguard? Kan ade-- aku bisa sendirii"
...
"iya iya ini Marley pulang, sabar marah marah Mulu nanti uban nya makin banyak"
...
"ayah bawel, bye"
di matikan nya telpon itu oleh Marley "leyy makasih dah bantuin, btw nih" ujar Gilang menghampiri Marley dengan membawa sepotong pizza itu "di bawa bang Hasan katanya"
Marley langsung mengambil pizza itu "bilangin makasih ke bang hasan itu lang" ucap Marley
Gilang yang akan kembali berkumpul dengan teman-teman nya menengok sebentar "bilang sendiri"
Marley mendengus "kalo boleh tau bang Hasan siapa kak?"
Pantas tak menjawab pertanyaan nya, Elang tertidur di sofa dengan wajah tentram nya. Marley tau kakak kelas nya lelah pada hari ini karena Marley tahu tadi Elang sedikit sibuk akan organisasi nya di tambah tadi mengajar membuat Elang kelelahan.
Mengamati wajah Elang membuat Marley tersenyum. Dengan hidung mancung nya, wajah tenang nya, mata indah nya, rambut halus nya bahkan Marley berpikir ia akan menyebutkan Elang lucu ketika tertidur. Marley melihat jaket yang ia kenakan, sungguh amat wangi, wangi vanila bercampur maskulin membuat nya nyaman.
Tersadar dari omong kosong nya tadi Marley terkejut akan pikiran nya "hai, Marley ya?"
Segera menatap mata orang yang memanggil nya "oh? Iya?"
Hasan terkekeh lalu duduk di sofa kursi kosong yang dekat Marley "gw Yadevandra Hasan Atmadewa, panggil aja Hasan"
Marley tersenyum dan mengangguk "Marley bang, lo abang nya kak elang?" tanya nya.
Hasan mengangguk "iya gw abang nya Elang, lo udah lama sama Elang ley?"
"konteks nya apa dulu?"
Hasan mengangkat bahu nya "pacaran lah, kalian pacaran kan?"
Marley menggeleng hebat "engga, kata siapa pacaran?"
"keliatan kaya orang falling in love soal nya"
Marley tersenyum sembari menggeleng "mata lo aja itu mah"
Hasan tertawa akan itu "mata gw mah sehat"
"oh iya bang, makasih ya pizza nya. Padahal gw cuma bantu dikit"
"oh iya ya harus nya itu lo ga di kasih soalnya bantu dikit" canda Hasan "engga masalah ngajar kok ley, pizza itu gw abis pulang dari rs sekalian beliin anak anak pizza, gw yang harus nya makasih lo udah kesini"
"lah lo sakit bang?"
"kagak gw kerja di situ"
Marley mengangguk "keren amatt"
Terdengar teriakan dari luar berarah dari Gilang "marleyy bodyguard lo"
Marley yang sedang asik mengobrol dengan hasan berdiri dari duduk nya mengambil tas nya dan berpamitan pada Hasan.
"gw pulang dulu bang, bilangin ke kak Elang gw udah pulang." pinta Marley di angguki Hasan.
Marley keluar dari Markas The Vegas lalu menghampiri bodyguard ayah nya "gw kan udah bilang ga usah jemput gw" cerocos nya sembari tangan di pinggang.
"saya di suruh, naik ke mobil saya akan bawa motor kamu"
Dengan kesal Marley menaiki mobil sebelum itu ia memberikan jari tengah nya pada bodyguard ayah nya.
Marley merasa aneh, karena muka muka yang kata nya bodyguard ayah nya ini sangat berbeda, Marley melihat pada seorang berbadan besar di samping nya, sayang nya kepala nya tiba tiba di berikan kain yang sudah di berikan obat tidur, yang hasil nya Marley tak sadarkan diri.