dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan sikap Rika yang membuat dayn semakin bingung
Pagi ini, suasana terasa lebih tenang daripada biasanya, tetapi pikiranku tidak sejalan dengan ketenangan itu. Aku masih memikirkan permintaan Rika kemarin sore. Kata-katanya terasa aneh, tetapi aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
Di kelas, aku duduk diam dengan buku catatan terbuka di depanku, tetapi isi buku itu sama sekali tidak masuk ke kepalaku. Aku memikirkan Rika dan Meira, juga obrolan di kantin kemarin yang terasa canggung. Rasanya seperti ada sesuatu yang salah, tetapi aku tidak tahu apa itu.
Bel tanda istirahat berbunyi, dan aku segera keluar kelas. Daripada ke kantin, aku memutuskan pergi ke belakang sekolah. Tempat ini selalu menjadi pelarian favoritku. Duduk di bangku tua di bawah pohon, aku membuka aplikasi di ponselku dan mulai memutar anime yang belum sempat kutonton.
Angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana di sini semakin nyaman. Biasanya, di tempat ini, aku merasa damai. Tapi kali ini, pikiranku tetap melayang. Aku terus memikirkan Rika. Dia terlihat berbeda belakangan ini. Biasanya, dia ceria dan percaya diri, tetapi sekarang dia sering tampak bingung atau bahkan gelisah.
Saat aku sedang menonton, suara langkah mendekat membuatku mengangkat kepala. Rika berdiri di sana, membawa tas kecilnya seperti biasa.
“Kamu di sini lagi, ya,” katanya, berjalan mendekat.
Aku mengangguk pelan, mematikan ponselku. “Iya. Kamu nyari aku?”
Dia menggeleng, tetapi tetap duduk di bangku di sebelahku. “Aku cuma… nggak tahu mau ke mana.”
Kami terdiam beberapa saat. Hanya suara angin dan dedaunan yang menemani. Rika tampak sibuk dengan pikirannya sendiri, dan aku tidak ingin mengganggunya.
“Aku salah ngomong, ya, kemarin?” tanyanya tiba-tiba, suaranya pelan.
Aku menoleh, sedikit bingung. “Salah ngomong gimana?”
“Soal… Meira,” katanya sambil menunduk. “Aku nggak tahu kenapa aku bilang begitu ke kamu. Aku cuma merasa aneh aja.”
“Aneh gimana?” tanyaku.
Dia mengangkat bahu. “Aku nggak tahu. Setiap kali lihat kamu ngobrol sama Meira, rasanya… nggak enak aja. Tapi aku nggak ngerti kenapa.”
Aku menatapnya, mencoba membaca ekspresinya. Rika tidak biasanya seperti ini. Biasanya, dia terlihat yakin dengan apa yang dia lakukan atau katakan.
“Jadi, kamu marah sama aku, ya?” tanyanya lagi, kali ini sambil menatapku langsung.
Aku menggeleng cepat. “Nggak, aku nggak marah. Aku cuma… bingung.”
Dia menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Aku juga bingung, Dayn. Aku nggak ngerti perasaanku sendiri. Kadang aku mikir, kenapa aku jadi kayak gini. Padahal, aku harusnya senang kalau kamu punya teman baru.”
Aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Rika menatap langit sejenak, seolah mencari jawaban di antara awan.
“Kayaknya aku butuh waktu buat mikir,” lanjutnya. “Tapi, Dayn… jangan terlalu jauhi Meira cuma gara-gara aku ngomong aneh kemarin. Aku nggak mau bikin hubungan kamu jadi ribet.”
Dia bangkit berdiri, menatapku sebentar, lalu tersenyum kecil. “Kamu lanjutin aja nonton animenya. Aku balik ke kelas dulu, ya.”
Sebelum aku sempat mengatakan apa-apa, Rika sudah melangkah pergi, meninggalkan aku sendirian di sini. Aku menatap punggungnya yang semakin menjauh, merasa bingung dengan semua ini. Rika yang biasanya tegas dan percaya diri, sekarang terlihat ragu dan tidak yakin dengan dirinya sendiri.
Aku menghela napas panjang, menyalakan kembali ponselku, tetapi anime yang kuputar tidak lagi menarik. Aku terus memikirkan Rika dan kata-katanya. Apa yang sebenarnya dia rasakan? Apa yang sebenarnya aku rasakan?
Di tempat ini, biasanya aku merasa damai. Tetapi kali ini, perasaan itu terasa jauh.
eps 11 Bersambung.