Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senyum Mu Mengalihkan Duniaku
Shena duduk sendiri di bangku taman rumah sakit. Ucapan Dara yang mengatakan dirinya hamil masih terngiang di telinga nya. Bukan karena dia tidak rela Dara hamil anaknya Arthur, namun entah kenapa Shena merasa kasihan pada pria yang masih dia cintai itu.
"𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘥𝘢𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘪𝘤𝘪𝘬 𝘪𝘵𝘶?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘚𝘩𝘦𝘯𝘢.
"Kenapa Nona tidak memberitahu dia saja, kalau istrinya itu tidak hamil anaknya."
Shena yang tengah sibuk dengan pemikiran nya sendiri, mengalihkan tatapan nya pada orang yang baru saja duduk di sampingnya.
Shena menatap Khavi dengan mata yang berkaca-kaca. Entah kenapa wanita cantik itu merasa bersyukur memiliki Khavi yang selalu berada di sampingnya. Walaupun keduanya sering cekcok dengan hal yang gak penting, namun di saat-saat tertentu Khavi sangat berguna untuk sekedar menumpahkan isi hatinya.
Deg
"𝘔𝘢𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶."
Lagi-lagi mata Shena mengingatkannya pada seseorang yang sedang dia cari. Tapi kemudian Khavi menggelengkan kepala nya karena fikiran bodoh yang sempat terlintas di benaknya. "𝘎𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘬𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪.
"Aku pinjamkan bahuku untuk bersandar." Khavi menepuk bahu sebelah kanannya. "Menangislah sepuasmu, Nona!"
Shena pun menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh pria tampan itu. Namun bukan nya menangis, wanita cantik itu malah tertawa. "Kamu mengingatkan ku pada seseorang, Ze."
Flashback
Ingatan Shena kembali pada masa dirinya berusia sekitar 6 tahun, waktu itu Shena merasa sedih karena Arthur akan meninggalkan nya untuk sekolah ke luar negeri. Shena dan Arthur memang sudah bersahabat sejak kecil. Selain kedua saudara kembarnya, Arthur lah yang selalu menemaninya bermain.
Hari itu Shena menangis sendirian di bangku taman rumah sakit. Shena tidak ingin Arthur pergi, namun Arthur yang waktu itu juga masih berusia 12 tahun, tidak bisa menolak keinginan orang tuanya.
Datanglah seorang pria kecil, yang menawarkan bahunya untuk bersandar. Pria kecil yang selalu memanggilnya peri cantik. Karena kehadiran pria kecil itulah hari tersedih Shena menjadi sedikit manis.
Flashback off
"Siapa, Nona?"
Shena mendelik menatap Khavi. Wanita cantik itu tidak suka Khavi yang selalu memanggilnya Nona. Padahal, sudah berulang kali Shena meminta agar Khavi tidak memanggilnya seperti itu.
"Selain kaku, ternyata kamu juga bodoh ya, Ze!" Shena mencebikkan bibirnya.
"𝘗𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘥𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘥𝘪, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪.
"Nona---"
"Sekali lagi kamu panggil aku Nona, aku akan membuatmu kehilangan rambut palsu mu itu!" Ancam Shena.
Khavi melotot mendengar ancaman dari Nona nya. Pria tampan itu sama sekali tidak takut jika kehilangan rambut palsu nya, hanya saja Khavi heran karena Shena mengetahui rambut yang di pakaiannya adalah rambut palsu.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘱𝘢𝘭𝘴𝘶? 𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯?" 𝘍𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢.
"Aku tidak tau alasan kamu kenapa harus memakai rambut palsu, dan aku juga tidak akan menanyakan alasannya. Aku hanya tau, kamu orang baik walaupun sedikit menyebalkan," ucap Shena.
Khavi menerbitkan senyum tipisnya, walaupun pada akhir kalimatnya Shena mengatakan dirinya menyebalkan, entah kenapa Khavi merasa senang.
"Nona---"
"Kamu benar-benar ingin kehilangan rambut palsumu rupanya!"
Shena bergerak hendak mengambil rambut palsu yang terpasang di kepala Khavi. Namun Khavi yang menyadarinya langsung berlari menghindari Nona nya. Terjadilah aksi kejar-kejaran antara Khavi dan Shena membuat seseorang yang melihat mereka dari kejauhan mengepalkan erat tangannya.
"𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘕𝘢𝘯𝘢?"
...----------------...
Di sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, Dara dan Arthur sama sekali tidak terlibat percakapan. Keduanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
Arthur terus memikirkan pria yang bersama Shena di taman sakit. Setahu Arthur, Shena tidak pernah dekat dengan pria manapun selain dirinya dan saudara-saudaranya. Arthur tidak rela Nana nya dengan pria lain.
"𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘳𝘢𝘣?"
Shena termasuk orang yang tidak mudah akrab dengan siapapun. Selain Arthur, Dara lah satu-satunya teman yang Shena miliki, yang itupun berakhir mengkhianati nya.
Bukan karena Shena tidak pandai bergaul, hanya saja wanita cantik itu tidak suka dengan orang-orang yang ingin berteman dengan nya hanya karena melihat statusnya. Karena itu lah, sejak kecil Shena menyembunyikan identitas nya sebagai Nona muda Sarfaraz.
Hanya Arthur lah yang mau berteman dengan Shena dengan latar belakang Shena yang terlahir dari keluarga biasa. Sedangkan Dara, wanita itu sudah tau dari awal bahwa Shena adalah Nona muda Sarfaraz, itulah alasan Dara mau berteman dengan Shena.
Jika Arthur sibuk memikirkan pria yang bersama Nana nya, lain halnya dengan Dara. Istri Arthur itu merasa gelisah dengan perkataan Shena saat di rumah sakit.
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘚𝘩𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘔𝘢𝘴 𝘈𝘳𝘵𝘩𝘶𝘳? 𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶?"
...----------------...
"Baiklah, aku akan memanggilmu Nana," ucap Khavi. Bodyguard Shena itu akhirnya menyerah setelah melihat Nona nya mulai kelelahan mengejarnya.
"Nana," gumam Shena. Lagi-lagi wanita cantik itu mengingat Arthur. Arthur pun memanggilnya dengan panggilan Nana.
Berbeda dengan Khavi yang sangat antusias memanggilnya Nana. "𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘯𝘢."
"Kenapa harus Nana, Ze? Pria bodoh itu juga memanggilku Nana," ucap Shena.
Melihat wajah Nona nya yang kembali murung membuat Khavi merasa bersalah. Khavi lupa jika Arthur juga memanggil Nona nya itu dengan panggilan Nana.
"Maaf... kalau begitu, apa aku boleh memanggilmu Princess?" Tanya Khavi dengan hati-hati. Pasalnya, hanya orang-orang terdekat saja yang memanggil Shena dengan panggilan Princess.
Setelah keduanya saling menatap untuk beberapa saat, Shena pun menerbitkan senyumnya. Senyum yang sangat manis dan cantik yang baru pertama kali Khavi lihat setelah satu bulan ini bekerja sebagai bodyguard nya.
Deg
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳, 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪.
Bodyguard Shena itu terpesona melihat senyuman menawan Nona nya. Senyuman yang jarang sekali Shena perlihatkan.
Shena tidak pernah tersenyum pada siapapun, selain orang-orang terdekatnya. Karena itulah orang-orang menganggap Shena arogan. Padahal sikap arogan nya itu hanya bentuk pertahanan dirinya supaya orang-orang tidak menganggap nya lemah.
"Kamu boleh memanggilku Princess, karena mulai sekarang kamu adalah temanku satu-satunya. Kamu juga anggap aku temanmu, deal!" Shena menyodorkan jari kelingking nya.
Khavi semakin tak berkutik karena lagi-lagi Shena tersenyum padanya.
Deg... ded... deg...
"𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮, 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘭𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘