Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Aku ini Tante, juga Ibu Tirimu,Saka!
"Kamu kembali?"
Saka menoleh menatap datar pada perempuan cantik berusia pertengahan 40 tahun yang berdiri didepan kamar hotelnya.
" Haaaah...." Dengan perasaan tidak suka melihat keberadaan perempuan itu, dia mendesah keras.
Tapi tetap berjalan menghindar melainkan mendekati perempuan itu.
" Saka..." Perempuan itu memanggil dengan wajah memelas, bahkan terlihat ingin meraih lengan pria muda itu yang berjalan menuju arah pintu kamar dimana perempuan itu berdiri.
" Pulanglah Tante. Aku sedang tidak punya minat untuk berdebat kali ini." Usirnya dengan suara datar, yang benar benar terdengar tanpa semangat. Bahkan sedikitpun dia tidak melirik kearah perempuan tersebut.
"Apa masih belum bisa,Saka ...ini sudah 7 tahun lamanya. Dan selama waktu itu, aku terus merasa bersalah padamu. Jadi ....kumohon..bisa kamu ikut pulang kerumah kita."
Saka yang sudah menempelkan kartu pas kamar hotelnya, langsung menoleh lagi kearah perempuan itu, tapi kali ini tidak lagi dengan wajah datar dan enggan seperti sebelumnya. Melainkan dengan wajah yang terlihat penuh amarah,meski berusaha sekuat tenaga dia tahan.
" Apa masih bisa?! Apa Tante pikir itu mudah, meski sudah 7 tahun!! Aku rasa tidak!! Semua yang Tante lakukan pada kami berdua sangat keterlaluan!!! Jadi! Stop! Meminta sesuatu yang tidak bisa aku berikan!"
Setelah mengatakan semua itu Saka lalu membuka pintu kamar hotelnya, berniat masuk dan meninggalkan perempuan itu.Tapi sebelum dia berhasil masuk perempuan cantik tersebut sudah lebih dulu meraih tangannya kuat.
" Saka...pliss..." Perempuan itu memohon, berharap pria muda itu akan luluh.
Tapi bukannya luluh, ekspresi wajah pria muda itu malah menjadi semakin kaku dan dingin dibanding sebelumnya.
" Apa Tante sudah selesai bicaranya?Kalau sudah cepat lepaskan tanganku dan pergi dari sini. Aku nggak mau pertemuan kita ini yang terekam Cctv hotel, membuatku terlibat gosip buruk karena dikira punya hubungan terlarang dengan istri seorang duta besar."
" Saka!Bicara apa kamu?! Aku ini ibumu sekaligus Tante mu sendiri.Jadi...."
Saka menepis tangan perempuan itu kasar, tidak perduli kalau itu akan membuat perempuan tersebut mungkin jatuh tersungkur.
Lalu setelah terlepas dia mundur hingga posisi mereka berdua kini berjarak,sambil menatap kearah perempuan itu dengan tatapan sinis marah.
" Ibu? Apa Tante benar benar berpikir kita akan bisa punya hubungan seperti itu?!" Ucapnya sarkas penuh amarah, menatap tajam perempuan itu.Membuat perempuan tersebut mulai merasa ciut dengan reaksi pria Saka.
Dia tau hubungan mereka selama ini memang sangat buruk, tapi....tidak ada salahnya bukan kalau sebagai ibu tiri pria muda itu dia ingin memperbaiki hubungan mereka berdua.Tapi kenapa...meski kejadian tersebut sudah lewat bertahun tahun, pria muda itu masih belum bisa menunjukan sikap baik padanya.
"Saka, Tante tau yang sudah Tante lakukan. padamu dan kak Asya waktu itu memang sangat keterlaluan. Wajar kalau kamu sampai semarah ini padaku. Tapi ...saat itu kondisiku juga tidak baik Saka.Aku tidak sengaja hamil dengan Mas Samudra.Jadi untuk menyelamatkan nama baik adikmu Kiara dimasa depan, akhir nya aku setuju dinikahi ayahmu.Selain itu pernikahan kami berdua waktu itu juga atas persetujuan Kak Asya sendiri, jadi Saka sebenarnya...."
" 7 tahun itu mungkin bukan waktu yang singkat Tante. Anak Tante dan ayah sekarang juga pasti sudah cukup besar. Jasad mama didalam kuburan pun pasti tidak bersisa lagi, selain batu nisannya.Aku juga sudah bukan remaja belasan tahun lagi, aku sudah dewasa untuk bisa melakukan serta memutuskan kehidupan ku sendiri tanpa campur tangan orang lain. Tapi...perlu Tante tau yang sampai detik ini tidak bisa aku terima dari Tante dan ayah, bukan perselingkuhan kalian. Bukan juga keberadaan anak kalian yang menjadi saudara tiriku. Melainkan hubungan Tante dan mama."
Saka tidak bicara sarkas seperti sebelumnya, pada perempuan itu. Tapi dari cara dia bicara terdengar jelas sebesar apa luka yang sudah diberikan perempuan dihadapannya itu padanya 7 tahun lalu.
" Sa...Saka..." Perempuan itu menatap kearah pemuda didepan nya dengan mata berkaca kaca, juga perasaan bersalah setelah mendengar ucapan pria muda itu.
"'Haaah.... sudahlah Tante Ailin ...tolong sekarang pergi dari sini. Karena memohon bagaimana pun Tante,aku tidak mau tinggal dirumah kalian.Hubungan kita sudah berakhir 7 tahun lalu sebagai bibi dan keponakan. Tepat nya sejak Tante mengkhianati kakak Tante,ibuku."
Setelah mengatakan itu, Saka yang semula berniat masuk kedalam kamar hotelnya lalu batal melakukan nya dan memilih pergi dari sana meninggalkan perempuan itu yang merupakan istri muda ayahnya, juga adik ibunya yang berarti bibinya sendiri.
Hubungan darah mereka yang sangat dekat, merupakan alasan utama pria muda itu sampai detik ini masih sangat sakit hati pada perempuan itu, juga ayahnya atas pengkhianatan yang mereka lakukan pada ibunya. Sebab dua orang itu melakukan nya ketika ibunya sedang berjuang melawan sakit kankernya.
Bahkan akibat pengkhianatan tersebut adik ibunya tersebut hamil.
Saka yang saat itu baru berusia 15 tahun, menjadi pihak yang paling merasa sakit hati serta terpukul. Karena sejak ibunya sakit dinyatakan sakit dan harus bolak balik menjalani pengobatan dirumah sakit. Tante Ailin selalu menemani dia menggantikan posisi ibunya didalam rumah mereka.
Itu yang semula dia pikirkan, sampai dia tau kalau ayah dan bibinya ternyata sudah berselingkuh.
Sakit hati, kecewa, serta harus kehilangan ibunya disaat bersamaan membuat Saka memutuskan untuk pergi dari Indonesia dan tinggal di Turki bersama neneknya.
Karena itu sejujurnya keputusan kembali ke Indonesia ini merupakan keputusan yang sangat berat untuknya, sebab ...disini dia jadi teringat lagi semua kenangan buruk saat dia remaja.
" Kalau tidak mau pulang kerumah,minimal terima mobil yang aku belikan untukmu Saka! Jangan kamu kembalikan begitu!"
Saka yang sudah berjalan beberapa langkah dari depan kamar hotelnya tempat perempuan itu masih berdiri menoleh mendengar perkataan ibu tiri sekaligus bibinya itu.
"Sorry Tante Ailin. Tapi aku tidak butuh mobil itu. Jadi, aku kembalikan lagi dan kedepannya tolong jangan berikan aku apapun. Apalagi mobil seperti sebelumnya karena pasti aku kembalikan semuanya pada Tante seperti hati ini."
Lalu keluar ini Saka benar benar berjalan pergi meninggalkan perempuan itu yang terdengar masih memanggil dirinya.
" Saka! Jangan begini! Tolong maafkan tante Saka!"
Tapi Saka tidak menoleh atau memperlambat langkahnya, bahkan dia semakin mempercepat supaya bisa segera pergi dari tempat itu.
Setelah tiba tempat parkir hotel dan masuk kedalam mobil Cantika, tanpa sadar dia menjelaskan nafas keras berharap sesak di dadanya menghilangkan akibat pertemuan dengan bibinya barusan.
Jujur pertemuan mereka barusan, membuat kenangan buruk antara mereka kembali muncul dan...itu tetap sangat menyakitkan, meski hal tersebut sudah berlalu selama 7 tahun lamanya.