Xiao Chen, pemuda malang yang hidup sebatang kara di pinggiran Kota Yan. Dia tidak tau asal usulnya, yang dia ketahui bahwa, dirinya hanya seorang anak malang yang diasuh oleh seorang kakek tua beberapa tahun lalu.
Kenyataan itulah yang membuat hidupnya cukup menderita. Takdirnya begitu pilu saat tinggal disana, bagaimana tidak? Jika tubuhnya saja, dijadikan sarana pelatihan oleh para pemuda Kota Yan.
Hingga pada suatu hari, Xiao Chen melihat rumahnya telah menjadi puing-puing reruntuhan. Tentu Xiao Chen dibuat marah karnanya, terlebih lagi, satu-satunya peninggalan orang tuanya telah direbut oleh anak penguasa Kota.
Xiao Chen, dibuat muak oleh takdir pilu itu. Ia pun pergi meninggalkan Kota Yan, dan berjanji akan membalas semua hinaan yang ia terima selama ini dalam waktu 3 tahun kedepan.
Akankah Xiao Chen berhasil membalas dendamnya dan merebut kembali peninggalan orang tuanya?
Simak terus perjalanan Xiao Chen disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chen Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 : Kembali Ke Kota Yan
"Tapi.. Lebih baik mengambil kalung peninggalan orang tuaku dulu. Setelah itu baru memanggang daging ini! " Ucap Xiao Chen lalu dia mulai berjalan untuk kembali ke Kota Yan.
Xiao Chen mulai melompat lompat sambil terus melangkah maju diikuti dengan iringan siulnya. Itu adalah pertanda bahwa Xiao Chen saat ini benar-benar bahagia. Ditengah perjalanannya itu Xiao Chen kembali mengingat sosok Gadis nan cantik yang menolongnya saat itu.
Dia adalah Qin Yu, Xiao Chen tak bisa melupakan paras wajahnya yang cantik alami itu. Dengan aura dan kewibawaan yang yang terpancar dari Gadis tersebut. Hanya dengan mengingatnya saja membuat Xiao Chen menelan saliva nya.
"Sial, mengapa aku tidak bisa melupakan Qin Yu!" Ujar Xiao Chen berhenti sejenak sambil menggelengkan kepalanya untuk mengalihkan pikirannya dari Qin Yu. Setelah itu Xiao Chen kembali berjalan seperti biasa.
Gerbang Kota Yan
Dari kejauhan Xiao Chen dapat melihat gerbang Kota Yan yang berdiri kokoh dengan sebuah tulisan Kota Yan yang berada tepat dibagian atas gerbang tersebut.
Senyum Xiao Chen seindah mawar saat ini ketika melihat gerbang tersebut. Setelah berada tepat didepan gerbang itu Xiao Chen berhenti sejenak lalu kembali mengingat mengapa dia pergi meninggalkan Kota Yan.
"Sepertinya dewa masih membantuku! Dia membiarkanku keluar dari Kota Yan untuk bunuh diri lalu dipertemukan dengan Gadis nan cantik dan dipertemukan pula dengan pedang Shenghuo yang telah mengubah takdirku! " Ucap Xiao Chen lirih. Dia menarik nafas dalam dalam lalu berjalan dengan perlahan melalui gerbang tersebut.
Orang-orang yang melihat Xiao Chen berjalan dengan santai mulai membicarakannya. Hal itu terjadi karena beberapa hari ini Xiao Chen tidak kelihatan pucuk hidungnya sedikitpun. Ditambah Yan Cao telah mencarinya kemana-mana di Kota Yan.
"Nasib bocah itu benar-benar sial sekali! Aku ingat kemarin Tuan Muda Yan Cao berkata akan menghancurkan rumahnya jika dia masih tidak datang hari ini! Ujar salah satu orang yang sedang membicarakan tentang Xiao Chen.
Dia begitu terkejut ketika mendengar orang-orang berkata seperti itu. Xiao Chen tentu saja bisa mendengar perkataan orang tersebut dengan begitu jelas karena dia sudah menjadi seorang Kultivator.
Pendengarannya menjadi semakin tajam karena hal itu. 'Menghancurkan rumahku? Yan Cao sialan! Aku akan membunuhmu! ' Seru batin Xiao Chen dengan perasaan yang begitu menggebu gebu. Dia dengan segera berlari menuju pinggiran Kota Yan.
Tempat dimana rumah peninggalan kakeknya berada. Setelah sampai disana, Xiao Chen kaget ketika melihat Yan Cao dan antek-anteknya sedang menghancurkan rumahnya itu hingga tinggal puing-puing nya saja.
Dia tak kuasa menahan tangis lantaran rumahnya yang dulu dia tinggali bersama sang kakek telah hancur. Kenangannya yang begitu indah bersama kakeknya terlintas begitu saja di benak Xiao Chen.
Dia menjatuhkan lututnya ke tanah dengan keras.
Gdebukkk!!
"Hentikan.. Hikss.. Hiks.. Hentikan semua ini! Ucap Xiao Chen berteriak dengan begitu keras sambil menangis. Namun setelah Xiao Chen berteriak begitu keras antek-antek Yan Cao terus saja menghancurkan rumah Xiao Chen yang padahal hanya tinggal puing-puing nya saja.
Xiao Chen mulai merangkak ketempat Yan Cao lalu memegang kedua pergelangan kaki Yan Cao sambil memohon.
"Yan Cao.. Hikss.. Aku mohon, suruh anak buahmu berhenti! " Ucap Xiao Chen dengan nada yang begitu memohon sambil terus mengeluarkan air mata.
Yan Cao mengangkat sedikit sudut bibirnya lalu menunduk dan menatap Xiao Chen yang sedang memohon kepadanya itu.
"Ini semua karena kesalahanmu! Mengapa kau menghilang begitu saja selama beberapa hari ini! Membuatku tidak bisa berlatih! " Ujar Yan Cao sinis lalu menghempaskan kakinya dan membuat Xiao Chen terlempar.
Brukkk!!
"Ughhh! Bajingan kau! " Ucap Xiao Chen dengan marah lalu dia menerjang kearah Yan Cao dengan garang.
Yan Cao menendang perut Xiao Chen hingga Xiao Chen kembali terhempas kebelakang dengan keras. Dia memandang Xiao Chen dengan sinis lalu menoleh menatap bawahannya yang masih menghancurkan puing-puing rumah Xiao Chen.
"Berhenti, mari kita pergi! " Ucapnya lirih.
Bawahannya menganggukkan kepala lalu berjalan melalui puing-puing tersebut. Salah satu bawahannya menginjak suatu benda, dia membungkuk lalu mengambil benda yang diinjak nya tersebut. Dia dengan wajah bangga berlari menuju Yan Cao dan berkata.
"Tuan Muda, lihat apa yang kutemukan di puing-puing itu! " Ujarnya sambil memberikan benda yang dia temukan itu.
Xiao Chen yang melihat benda tersebut seketika kaget karena itu adalah benda peninggalan orang tuanya yang dititipkan oleh almarhum kakeknya.
"Kembalikan kalung Giok ku! " Ujar Xiao Chen berlari ketempat Yan Cao.
Seketika ekspresi Yan Cao terlihat begitu bahagia. Ternyata masih ada barang berharga milik Xiao Chen yang dia tinggalkan dirumahnya itu. Disaat Xiao Chen sudah berada didepannya, Yan Cao memperlihatkan kalung Giok itu didepan wajah Xiao Chen sambil berkata.
"Kau ingin aku mengembalikannya! " Ujarnya dengan senang.
Xiao Chen menganggukkan kepalanya, dia tidak ingin kehilangan satu satunya peninggalan orang tuanya. Mana tau ketika orang tuanya kembali dan melihat kalung Giok peninggalan mereka kepada Xiao Chen berada ditangan Yan Cao.
Bukankah mereka akan mengira kalau Yan Cao adalah anaknya. Xiao Chen tidak ingin hal itu terjadi, dia tentu saja juga begitu merindukan kedua orang tuanya. Meskipun dia tidak mengenali wajah mereka, tapi hati kecil Xiao Chen sangat ingin sekali bertemu dengan mereka.
Yan Cao tertawa begitu keras lalu menoleh menatap semua bawahannya dan berkata dengan tenang.
"Hajar dia! " Ujarnya singkat lalu berjalan pergi dari sana meninggalkan Xiao Chen yang masih menangis pilu itu.
Bawahannya itu pun dengan senang hati mengangguk. Mereka pun berjalan menuju Xiao Chen, mengelilingi tubuhnya sembari menyeringai. Dan aksi mereka pun dimulai, mereka menyerang Xiao Chen secara bersamaan yang menunjukkan betapa pengecutnya mereka.
Xiao Chen hanya bisa pasrah dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Meskipun dia sekarang adalah seorang Kultivator, tapi didepan mereka semua, Xiao Chen masihlah seorang semut kecil yang dapat diinjak injak dengan mudahnya.
Bukkk!!
Bukkk!!
Brakkk!!
Mereka semua terus saja menendang dan memukul Xiao Chen hingga Xiao Chen tampak sudah seperti akan mati. Mereka berhenti memukul dan menendang Xiao Chen lalu pergi dari sana meninggalkan Xiao Chen seorang diri.
Yuan Ma melihat apa dilakukan oleh semua orang itu kepada Xiao Chen. Dia tersenyum didalam cincin penyimpanan sambil berkata.
"Bagaimana? Apakah kau masih ingin menjadi Kultivator sejati! "Ucap Yuan Ma kepada Xiao Chen.
Xiao Chen yang masih memiliki sedikit kesadaran tentu saja mendengar apa yang dikatakan Yuan Ma. Dia menggertak kan giginya lalu berkata.
"Karena inilah aku ingin menjadi Kultivator sejati! Aku akan menghancurkan ketidakadilan yang ada diseluruh Benua ini!" Ucap Xiao Chen dengan penuh percaya diri hingga seluruh pandangannya menjadi buram dengan perlahan sampai akhirnya dia kehilangan kesadaran lalu tergeletak seorang diri disana.
✊🙂
😌
🗿🗿/Facepalm/