Balas Dendam Kanaya

Setelah acara pernikahan selesai, Kanaya langsung berganti pakaian di ruang ganti. Kini Style nya sebagai Kanaya Adiputra sudah berganti dengan Nyonya Ryu Anjasmara. Kanaya benar-benar cantik menawan, kulit nya terlihat sangat bersih dan cerah. Tubuh nya padat berisi karena saat ini ia juga sedang menyusui.

Hari ini agenda nya, ia akan di perkenalkan sebagai nyonya bos, di Perusahaan Ibra yang baru. Sebelum ke sana, Kanaya akan menyempatkan diri untuk mampir ke tempat pengacara keluarga nya lebih dulu guna untuk mempertahankan semua hak-hak nya.

Dan semua gerakan itu, tidak terlepas dari Ryu yang sudah menjadi suami nya.

Kini Kanaya sudah tiba di kediaman pengacara nya. Pak Ben yang sedang sibuk membolak balik kertas kerja nya tercengang begitu melihat ada orang yang masuk ke ruangan kerja nya tanpa permisi.

Ia melihat Kanaya dan Ryu dari bawah sampai atas. Dan saat mata nya bertemu dengan mata Kanaya, ia langsung terkejut.

“Kanaya!” pekik nya dengan suara bergetar, Kanaya sudah di anggap seperti putri nya sendiri, kabar kematian Kanaya terlalu cepatt bagi nya.. Di saat kritis seperti itu bahkan ia tak bisa menjaga Kanaya selayak nya anak. Untung saja.. Surat-surat berharga milik perusahaan, Ibra tak mengetahui nya sama sekali ada di mana, jadi dia tidak bisa langsung membalik nama perusahaan dan seluruh aset orang tua Kanaya pada Ibra dan istri kedua nya.

“Pak Ben!” Kanaya langsung memeluk pengacara nya dengan erat, pria sepuh itu langsung menangis sejadi-jadinya meski tidak mengeluarkan suara sama sekali. Setelah Enam bulan.. Kanaya baru ada kabar.

“Apa yang terjadi .. Kau masih hidup?”

“Iya pak, Ben! Aku masih hidup, Tuhan masih memberi ku kesempatan untuk melihat dunia ini, terlebih untuk membalaskan dendam ku pada suami pengkhianat seperti Ibra Wicaksana itu!” Kanaya langsung menceritakan seluruh kejadian sebelum ia di siksa dan buang di kedalam sungai di tempat yang lumayan terpencil. Ryu yang mendengar nya langsung mengepalkan tangan nya karena geram. Separah dan Setega itu Ibra menyiksa istri nya sendiri, padahal di dalam perut Kanaya ada bayi dan itu darah daging nya sendiri.

Pak Ben yang ikut terbawa suasana pun merasa emosi. Bisa-bisa nya seorang suami tega melakukan semua itu pada istri nya sendiri.

“Apa saya boleh jujur, Nay?” ucap Pak Ben.

“Soal apa pak?”

“Perusahaan tidak boleh di balik nama bukan sepenuh nya wasiat dari papa mu, tapi aku.. Sejak awal aku sudah curiga dengan Ibra yang bersikap terlalu baik pada mu.. Aku curiga dia ada menyimpan sesuatu , dan sekarang semua itu terbukti benar.. Syukurnya kau segera mengamankan surat-surat penting perusahaan, jadi Ibra tidak bisa secepat itu untuk membalikan nama.”

“Terima kasih banyak, pak! Berkat bapak, Ibra tidak bisa berbuat sesuka hati pada harta papa, dan aku ingin mengatakan satu hal lagi, pak Ben! Aku sudah menikah lagi dengan Tuan Ryu!”

“Apa?? kau sudah menikah lagi, tapi status mu?”

“Aku sudah bercerai secara resmi dengan mas Ibra 4 bulan yang lalu.. Dan surat perceraian nya juga sudah selesai! Setelah itu aku memutuskan untuk memulai hidup baru dengan Tuan Ryu. Maaf kalau aku tidak meminta restu dulu pada pak Ben, selaku perwakilan orang tua ku.. tapi ini sudah jadi keputusan ku karena ingin membalas kan dendam ku pada Ibra, si pengecut sialan itu,!”

Ben langsung menatap Ryu, ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuang nya secara perlahan, siapa yang tidak kenal dengan pengusaha kaya raya Banyu Ryu. Semua bidang perbisnisan selalu ada nama nya di dalam sana yang selalu saja masuk dalam kategori pengusaha terbaik.

“Salam kenal pak Ben!” Ryu menjabat tangan pengacara nya Kanaya dengan ramah, hal yang tak pernah ia tunjukkan sebelum nya semua pada awak media. Sejujur nya Pak Ben agak kaget, Ryu yang selalu bersikap dingin bisa seramah tamah itu pada nya yang hanya seorang pengacara saja.

“Salam kenal, pak Ryu! Saya titip Kanaya sebagai perwakilan dari keluarga nya, terutama Tomy! Saya percaya jika Kanaya sudah berada di samping mu.. Maka dia akan aman.” ucap nya, beberapa kali ia membetulkan posisi kacamata nya, karena ada air di sudut mata nya yang terus meronta meminta keluar.

“Jangan khawatirkan soal itu, pak! Sudah menjadi tugas saya sebagai suami untuk menjaga istri saya..” jawab Ryu.

“Sekarang bagaimana? uang yang sudah mengalir ke perusahaan Ibra sendiri ingin kalian apakan?” pak Ben kembali bertanya.

“Gampang, pak! Status dia di perusahaan itu hanya sebagi CEO, tidak sebagai pemilik perusahaan.. Jadi aku bisa menuntut nya atas penggelapan dana yang masuk ke rekening pribadi.”

“Jangan seperti itu, Nay!” tolak Ryu. Bagi nya cara seperti itu sangat lah mudah. Bajingan tengik itu tidak akan mendapatkan efek jerah jika hanya di beri sentilan seperti itu.

“Jadi..”

“Ikuti saja cara ku.. Pasti lebih menyenangkan,”

Mereka berdua langsung pamit pada pak Ben untuk melanjutkan perjalanan. Kini tujuan mereka datang ke peresmian perusahaan baru Ibra, Royale Two. Karena Ryu sendiri juga di undang untuk menghadiri acara itu.. Ini salah satu cara Ibra menarik investor untuk bekerja sama di perusahaan nya yang baru.

Sesampai nya di sana, Ryu turun dan langsung membukakan pintu untuk Kanaya. Istri kecil nya, dan pujaan dalam hati nya.

“Silahkan Nyonya Ryu!”

“Terimakasih, Suami ku!” Kanya menerima uluran tangan Ryu dan mereka berjalan memasuki gedung mewah itu.

“Kantor nya lumayan mewah, kira-kira berapa budget yang di habiskan dua orang itu untuk membangun semua ini? Mereka langsung menguras habis uang perusahaan ku demi untuk bisa punya perusahaan sendiri, sialan!” umpat Kanaya kesal, rasa emosi nya hampir saja keluar tanpa kontrol. Untung Ryu berhasil mencegah semua itu terjadi. Ingin sekali Kanaya menghancurkan semua nya sekaligus, lalu mencekik kedua manusia yang sudah berani membuat nya hampir mati, tempo lalu.

“Sssttt.. kendalikan diri mu, Nay! Kita harus main cantik, sampai tiba waktu yang pas untuk membuat mereka jerah seumur hidup.”

“Oke baiklah..” Kanaya menarik nafas nya ulang, untuk mengontrol emosi nya. Setelah itu ia kembali mengapit lengan Ryu, dan pria itu juga memeluk nya erat di dada nya. Mereka berjalan menuju ruang utama tempat diadakan nya acara. Para karyawan yang dulu nya bekerja di Royale langsung melongo tak percaya, kalau Kanaya masih hidup dan sekarang sangat lah berbeda.

“ Bu Kanaya!” seru mereka, dan Mayang bisa mendengar semua itu. Ia langsung membalikkan badan dan dia langsung syok kalau Kanaya masih hidup.

“Ka-na-ya!”

“Kau.. Masih mengenaliku,?”