Cerita anak Alana dan Devan. Ini versi terbarunya jadi cerita yang ada di dalam kisah adiknya nggak dibuat.
...
Karena kesalahan orangtuanya yang mengenali anak lain sebagai dirinya. Hidup Bella sangat menyedihkan di keluarga orang lain. Namun tiba-tiba saja identitasnya terungkap dan ia akhirnya mengetahui orang tua kandungnya.
Sayangnya kehadirannya tidak pernah di terima oleh orang tua dan kakak laki-lakinya. Mereka lebih mencintai anak salah itu dan mengabaikannya.
Belum juga mendapatkan kasih sayang orang tua. Bella di paksa menikah dengan pria misterius yang mengaku sudah menikah dan tua.
Ikuti cerita Bella yang penuh dengan lika-liku kehidupan dan balas dendam pada orangtuanya terutama anak perempuan yang sudah menempati posisinya pulihan tahun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Aneh
Al yang biasanya fokus saat bekerja mendadak tidak fokus. Penyebabnya adalah, senyum manis Bella yang sudah seperti hantu untuknya, sering menghantui hingga dia tidak bisa melanjutkan pekerjaannya meskipun dia sudah berusaha sangat keras.
Apalagi tadi malam dia sudah berhasil menyentuh kulit lembutnya, Al semakin tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Bella dari benaknya.
Pada akhirnya, dokumen yang tadinya hanya sedikit semakin menumpuk tinggi seiring berjalan waktu. Sang sekretaris pun merasa sedikit tidak berdaya ketika melihat pria yang sangat ambisius dalam bekerja tiba-tiba berubah jadi pemalas tanpa sebab.
Beberapa kali, dia akan melihat matahari dari balik jendela. Berpikir bahwa sebentar lagi kiamat mengingat sang bos menjadi aneh lagi hari.
Bukan hanya jadi pemalas, Al bahkan menurunkan sedikit kedinginan yang selalu dia bawa ke perusahaan. Jadi, hari ini banyak karyawan yang bisa bernafas lancar tanpa terhenti sejenak atas perubahan bos mereka.
Baru, pada sore hari. Al akhirnya berhasil menyelesaikan beberapa. Kejadian yang tidak pernah terjadi di masa lalu, dan itu membuat Al tidak nyaman.
"Aku harus bertemu dengan wanita itu."
Lalu, Al pergi meninggalkan perusahaan tepat saat jam kerja selesai. Para karyawan kembali dibuat takjub.
Jika itu di hari normal, Al tidak akan pernah meninggalkan perusahaan sebelum jam tujuh malam. Tapi hari ini, yang penuh dengan perilaku abnormal yang di lakukan Al. Pria itu bahkan seperti sedang di kejar hantu karena kecepatan yang tak biasa.
...
Bella yang tidak tahu apa-apa tentang perubahan iklim di perusahaan Alexander, sedang menikmati senja di balkon kamar sambil melihat taman bunga dan burung kecil yang terbang ke rumah mereka masing-masing.
Sore itu sangat damai untuk Bella. Di masa lalu, dia akan sibuk dengan urusan dapur. Menyiapkan makan malam untuk keluarganya, namun sekarang dia tidak perlu melakukannya.
Tidak hanya hidupnya berubah, mentalnya juga kian membaik. Bohong kalau Bella akan baik-baik saja ketika tinggal di keluarga yang sudah seperti monster baginya.
Dia akhirnya normal, bisa merasakan banyak emosi. Jauh berbeda dari masa lalu, dia hanya bisa merasakan dua emosi yaitu kesedihan dan ketakutan.
"Bu, apa kau melihat hidup ku yang sekarang? Aku sudah bahagia, dia pria baik dan tidak pernah menyiksa ku seperti mereka." Bella selalu merindukan ibunya, yang sudah lama tidak berdiri di sisinya. "Aku berjanji akan menjadi wanita tangguh seperti mu. Aku tidak akan bergantung pada orang lain bahkan pria itu sekalipun."
Ya, Bella berencana mengumpulkan uang untuk dirinya sendiri. Dia tidak tahu kapan Al akan bosan, jadi sebaiknya dia mempersiapkan diri agar ketika dirinya ditinggalkan, dia masih bisa memberikan senyum terima kasih pada pria yang sudah sangat baik itu.
...
"Anda sudah kembali, Tuan." Bukan hanya karyawan. Albert bahkan terkejut ketika melihat sosok sang tuan muda yang kembali di sore hari, berbeda dari hari biasanya yaitu malam.
"Hm, dimana wanita itu?" Al melihat ke sekitar ruang tamu namun tidak melihat sosok Bella.
"Nyonya sedang duduk di balkon kamarnya. Apa anda ingin saya memanggilnya?" Albert mulai paham kenapa tuan mudanya tiba-tiba berubah, dan itu adalah hal baik yang harus dia laporkan pada Myra dan Nick.
"Tidak perlu, aku akan membersihkan diri. Katakan padanya untuk turun saat makan malam."
"Baik, Tuan."
Hanya saja, Albert tertawa pelan ketika melihat bahwa sang tuan muda berjalan ke arah kamar Bella dari pada pergi ke kamarnya.
Dia tahu itu, Al pasti sudah mulai Candu pada sosok Bella namun belum menyadarinya dan kakinya tidak ingin berkerja sama dengan otaknya.
Sesampainya di depan kamar, Al mulai berkonflik. Ini kali pertama dia memiliki konflik dengan dirinya sendiri.
Antara memilih masuk atau pergi, itu terasa sangat menjengkelkan bagi Al. Namun saat dia sudah memutuskan pergi, tangannya malah membuka pintu dan mengejutkan Bella yang sedang menikmati senja di balkon kamarnya.
"Selamat sore, Suamiku." Jujur, Bella masih merasa canggung dengan panggilan itu. Hanya saja, dia tidak ingin Al marah, ditambah lagi mengetahui bahwa hanya dia satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengan Alexander sekaligus harapan dari keluarga Wesly. Bella tidak ingin mematahkan hati banyak orang termasuk ibu mertuanya, yang bersedia menerimanya tanpa banyak drama.
"Hm, apa yang sedang kau lakukan?" Al memasang wajah tanpa ekspresi sehingga Bella tidak tahu apa sebenarnya niat pria itu datang ke kamarnya.
"Hanya minum teh. Apa Suamiku ingin sesuatu?"
"Ya. Tolong masakan aku makan malam. Nasi goreng mu cukup enak, jadi aku ingin mencoba yang lain dari hasil buatan tangan mu." Selain keberadaan Bella yang mulai membuatnya candu, masakan Bella juga membuatnya ingin sering mencoba. Bahkan, masakan para koki yang ada di rumahnya tidak seenak dari hasil buatan Bella.
"Tentu. Apa yang suami inginkan untuk makan malam hari ini?" Tentu saja Bella tidak keberatan, bahkan senang karena masakannya di puji oleh orang sehebat Al.
"Apapun yang kau masak akan ku makan." Lalu, Al pergi meninggalkan Bella yang sedang berpikir keras tentang makan malam mereka hari ini.
Setelah berpikir sejenak, Bella akhirnya mendapatkan ide masakan apa yang akan dia buat malam ini. Semua jenis makanan laut, lobster, kepiting dan ikan salmon mungkin menu yang bagus.
Bella pergi ke dapur lalu meminta para koki membantunya memasak apa yang sedang dia pikirkan. Beruntung bahan-bahan tersebut masih ada, dan para koki belum memasak untuk mereka.
Jam akhirnya menunjukkan pukul tujuh malam. Bella dan Al sudah duduk di meja makan dengan beberapa piring berisi masakan laut yang Bella buat bersama para koki tadi.
Al yang melihat menu makanan yang ada di meja sedikit berselera, hal yang tidak pernah dia alami di masa lalu.
Mungkin menunya terlihat biasa saja, namun entah kenapa aroma yang di tawarkan oleh makanan yang Bella buat malah memberikan efek seperti candu yang harus dia komsumsi atau dia akan kelaparan malam ini.
Tahu bahwa suaminya tidak pernah repot-repot membuka cangkang kerang dan lobster. Bella menawarkan diri untuk melakukannya. Bagaimanapun, dia harus melakukan tugasnya sebagai istri meskipun pernikahan mereka terasa sedikit ganjil baginya.
"Mau ku bantu?"
"Hm."
Makan malam akhirnya di mulai. Semua terasa damai, dan malam ini Al benar-benar merasakan bagaimana kenyang itu.
Ketika Al akan pergi ke ruang kerjanya setelah makan malam. Bella dengan segenap keberaniannya untuk menghentikan Al.
"Apa aki boleh meminta waktu sebentar?"
Al berhenti dan menatap Bella. Tentu saja Bella paham makna tatapan itu.
"Ada sesuatu yang ingin ku berikan. Barang itu ada di kamar ku. Aku akan segera mengambilnya."
"Aku akan ikut." Kebetulan kamar Bella dengan ruang kerja Al se arah jadi Bella tidak perlu merepotkan diri bolak-balik.
"Baiklah."
Keduanya berjalan bersama. Bella merasa jantungnya berdetak cukup kencang saat berjalan cukup dekat dengan Al. Sosok pria yang tampan dan harum. Ya, harum tubuh Al terasa menenangkan di hidung Bella.
Setelah tiba. Al memutuskan menunggu di depan pintu sedangkan Bella masuk ke dalam kamar. Dan tidak berapa lama wanita itu keluar dengan membawa sebuah lukisan yang membuat Al takjub.
"Maaf, aku menggambarnya tanpa izin."
Al benar-benar dibuat takjub dengan lukisan Bella yang menampilkan sosoknya. Sangat indah dan terlihat seperti foto kamera mahal. Coretan kuasnya terlihat rapi dan menyatu dengan baik.
"Tidak masalah. Kalau begitu aku akan membawanya." Al langsung pergi. Ia memang tidak terbiasa mengucapkan kata 'terima kasih' setelah penyakit Ocd nya muncul.