cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11 [ Ajakin Liza pulang bareng ]
"Owalah, Bagus lah, Neng. Ya sudah, mending neng Liza pulang. Ini udah jam 4 loh neng. Memang nya si ibuk gak marah, kalo neng Liza pulang telat?." Tanya satpam tersebut yang mengingat kan Liza untuk segera pulang, Karena hari sudah sore menjelang malam.
"Dah pasti marah dong, pak. Bentar lagi aja Liza pulang nya, mereka bentar lagi beres kok, pak." Jawab Liza sembari melihat ke arah toilet cowok yang sangat ramai. Karena mereka membersihkan nya bersama sama.
"Ya sudah, pak satpam kembali ke gerbang ya." Ucap pak satpam tersebut pamit pada Liza untuk kembali menjalan kan tugas nya. Liza pun hanya mengangguk sembari tersenyum. Setelah satpam tersebut sudah pergi, Arba dan teman teman nya pun langsung berhenti membersihkan toilet cowok, lalu berniat ingin pulang.
"Eh...kalian mau ke mana?!." Tanya Liza yang kini sudah berdiri di depan pintu toilet, untuk menghadang mereka yang ingin pulang.
"Ya pulang lah, masa iya kita mau nginep di sini." Jawab Jeje.
"Mau pulang cepat ya?." Tanya Liza pada ke tiga adik kelas yang ada di hadapannya. Dengan kompak mereka bertiga pun langsung mengangguk sembari tersenyum ke arah liza.
"Kalo mau pulang cepat, tuh bantuin dulu bersihin toilet nya. Gak bakal gua biarin kalian pulang, sebelum nih toilet bener bener bersih gak ada kuman!." Ucap Liza yang menyuruh Arba dan teman teman nya untuk membantu Rafa membersihkan toilet cowok.
"Tapi kan-." Jawab Jeje terpotong.
"Gak ada tapi tapi, pokoknya semuanya bekerja!!." Ucap Liza yang tak menerima alasan apa pun dari Jeje.
"Berarti lu juga dong?." Tanya Arba untuk memastikan.
"Gua kan gak ikut di hukum, jadi gua gak ikut kerja lah!." Jawab Liza sembari menyilangkan kedua tangan nya di dada.
"Kita juga gak ikut di hukum, tapi kenapa kita ikut kerja?!." Tanya Zion dan Arba kompak. Liza pun menepuk jidatnya sendiri, ia sungguh lelah mengobrol dengan mereka.
"Heiss.... terserah kalian berdua lah." Jawab Liza, lalu ia pun pergi keluar dari toilet, dan memutuskan untuk mengawasi mereka dari luar.
Dari pada di dalam, bisa bisa darah Liza naik sampai ke langit.
"Ngerepotin aje lu tai!." Kesal Zion pada Rafa, sembari tangan nya sibuk mengelap cermin wastafel.
"Siapa juga yang minta tolong sama lu pada!?." Jawab Rafa yang masih saja gengsi mengakui, bahwa ia butuh pertolongan.
"Udah diem. Nih hari makin sore, emang lu pada mau pulang malem?!." Ucap Arba yang ingin cepat cepat pulang.
"Lu aja pulang malem, gua mah ogah." Jawab Rafa sembari membersihkan lantai toilet.
"Gua juga ogah kali, udah buruan kerjain. Gua habis ini ada urusan. jadi, Zion, Jeje. Kalian berdua pulang duluan aja." Ucap Arba yang menyuruh Zion dan Jeje pulang duluan.
"Urusan apaan emang, kok lu gak kasih tau kita sih?." Tanya Zion yang penasaran, Karena ia tau. Arba tak pernah ada urusan sehabis pulang sekolah. Zion merasa ada sesuatu yang ingin Arba temui.
"Kepo aja lu, ntar gua kasih tau dah. Kalian pulang aja duluan." Jawab Arba yang yang belum mau memberi tau urusan nya pada Zion.
"Lu pasti mau ketemu Liza dulu kan, makanya nyuruh kita pulang duluan." Ucap Zion yang sedikit mengecilkan suaranya. Namun Rafa yang penasaran memberhentikan pekerjaan nya, lalu fokus mendengarkan ucapan Zion.
"Tau aja lu," Jawab Arba sembari menampar pelan pipi Zion yang ada lebam nya, karena di pukul oleh Rafa.
"Sakit tolol!!." Ucap Zion sembari memegang pipi nya yang perih.
"Hahaha....sorry oon." Jawab Arba dengan senyum tanpa rasa bersalah nya.
"Bangke lu, malah ngatain gua oon!!." Zion mengira Arba sedang mengejeknya dengan sebutan oon atau bodoh.
"Siapa yang ngatain lu oon. Oon itu nama belakang lu, biar kedengaran lucu aja gua jadiin oon." Jawab Arba yang membuat nama panggilan Zion dari nama belakang nya, yaitu 'on'.
"Kagak ada lucu lucu nya anjir, kesel lagi ada gua denger nya!." Ucap Zion yang tak suka dengan nama panggilan yang Arba buat.
"Udah beres, kita pulang duluan ya, Ar." Ucap Jeje yang sudah selesai mengerjakan hukuman nya, lalu ia pun mengajak Zion untuk pulang bersama dan membiarkan Arba pulang sendirian. Namun, saat ia melewati Arba, ia pun merangkul pundak Arba. Lalu berbisik.
"Tu cowok dari tadi merhatiin pembicaraan kalian, lu harus gercep. Kalo mau ketemu Liza, gua yakin tu cowok gak bakal biarin hidup kita bahagia. Ingat kata bibi Kantin, Ar." Bisik Jeje di telinga Arba, Setelah itu ia pun melepaskan rangkulan nya, lalu menepuk pelan pundak Arba sembari tersenyum ramah. Dan pamit pergi bersama Zion.
"Bener kata Jeje. Gua harus gercep, sebelum tu cowok gangguin gua buat deketin Liza." Batin Arba sembari melihat ke arah Rafa.
"Apa lu liat liat?!!." Ucap Rafa yang tak senang dengan tatapan Arba yang melihat diri nya.
"Sensi amat sih, memang dasar cowok Gila. Mending gua ajakin Liza pulang bareng aja ah." Batin Arba yang berusaha tak memperdulikan Rafa yang menatap nya tak suka.
Arba pun langsung keluar dari toilet untuk menemui Liza. ia pun memulai basa basi agar bisa mengajak Liza pulang bersama.
"Liza," panggil Arba sembari menyentuh pundak Liza yang sedang duduk membelakangi nya.
Liza yang kaget pun, reflek langsung menangkap tangan Arba lalu memutar nya seperti memeras pakaian.
"AGHHH...Sa-sakit, Liz!." Teriak Arba kesakitan, saat mendapatkan serangan tiba tiba dari Liza.
"Astaga...Arba, maaf maaf," panik Liza saat melihat Arba yang kesakitan sembari memegang tangan nya yang tadi di pelintir oleh Liza.
"Lu gapapa kan, sakit gak, apa perlu bawa ke tukang urut?!." Tanya Liza yang sangat khawatir. Arba yang melihat Liza sangat panik pun langsung mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Arghh....sakit banget, Liz." Arba pun berpura pura sakit, agar Liza lebih memperhatikan nya.
"Yang mana, astaga...gua minta maaf banget?." Tanya Liza yang bertambah panik, karena Arba yang kelihatan nya sangat kesakitan.
"Disini, Liz. Hati gua yang sakit, karena kelamaan nungguin lu." Jawab Arba sembari meletakkan tangan Liza ke dada nya.
Liza terdiam sejenak karena kaget. Entah kenapa tiba tiba detak jantung nya berdetak lebih kencang.
"Jantung gua....apa gua kena serangan jantung ya. Astaga amit amit, jangan sampai deh." Batin Liza yang berpikiran, bahwa ia terkena serangan jantung.
"Lu kok bengong, terpesona ya sama kegantengan gua?." Tanya Arba sembari perlahan melangkah mendekati Liza.
to be continued~~~
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗