Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Deg!
Mas Dirga! Batin Rosa.
Langkah kaki Rosa tiba tiba berhenti, entah karena takut atau bingung harus bagaimana bersikap.
Ting!
Pesan masuk di hpnya, untuk menormalkan keadaan Rosa sengaja membukanya.
"Ros, hadapi bersama denganku jika memang kamu memilih hidup selamanya dengan pernikahan ini. Tapi bila kamu berat melepaskannya, aku rela mundur asal kamu bahagia. Memang pada dasarnya aku yang merusak hubungan kalian. Aku tunggu balasan darimu, Ros," pesan Galih.
Situasi yang sangat sulit dihadapi kali ini oleh Rosa maju kena mundur tidak akan pernah bisa kembali seperti sebelumnya. Menghela nafasnya kini agar bisa menetralkan degub jantung yang sangat kacau di dalam tubuhnya. Jika bisa memilih tidak akan berada di posisinya saat ini. Menjelaskan yang akan menyakiti orang yang kita cintai, namun bila tetap diam maka akan semakin dalam lukanya itu.
"Hai, Ros. Kamu udah masuk. Ayo bantu aku dampingi pasien, sepertinya kemarin ada yang mencarimu."tegur Dr. Irna.
Alhamdulillah, selamat kali ini aku. Entah apakah bisa terus selamat sampe malam nanti. Batin Rosa.
"Baik, Dok." jawab Rosa yang melanjutkan langkahnya mengikuti dokter Irna dari belakang.
"Mas, nanti kita bicara," ucap nya sambil berlalu.
"Ada yang berbeda dengan Rosa? Tapi apa ya? Apakah dia tidak ingat hari apa ini? Ataukah ini permainannya untuk memberikan kejutan ultah untukku? Ya sudahlah aku ikuti permainannya saja," lirih Dr. Dirga.
Dr. Dirga akhirnya memih masuk ke dalam lift khusus petinggi dan kembali bekerja. Untungnya Rosa tidak satu divisi membuatnya tidak terlalu kaku.
Sementara Dr. Irna dan Rosa sudah sampai di lantai kamar tujuan berkunjung periksa pagi ini. Selama di dalam lift keduanya diam dan bergumam di dalam hati masing masing.
Akhirnya kesempatan itu datang, Rosa yang akan mengucapkan kata syukur telah di selamatkan dari situasi yang sangat canggung tadi.
"Dokter Irna, aku ucapkan terima kasih atas bantuan yang tadi," ucap Rosa.
"Bantuan apa memang?" berpura pura tidak tahu.
"Hem, Mas Dirga. Bukan Dokter Dirga," ulangnya.
"Jujur Dokter mungkin legawai rumah sakit ini hanya Dokter Irna dan Dokter Panji yang sudah mengetahui hubunganku dengan Bang Galih, aku ucapkan-" terpotong ucapan Rosa.
"Sudah jangan bahas itu dulu, itu bukan urusanku. Aku paham posisimu, jadi pergunakan waktumu sebelum makan malam tiba," potong Dr. Irna.
"Baiklah, Dok. Aku memang harus menghadapinya," ucap Rosa.
"Jangan bahas masalahmu disini, Ros. Banyak mata dan dinding juga punya telinga, pasti akan jadi bahan gosip nanti," Dr. Irna mengingatkan hal itu.
Sama dengan Rosa, Dokter Irna dan Dokter Panji sudah memperkirakan akan kejadian ini cepat atau lambat, tergantung dari keberanian Rosa untuk menjelaskannya. Walau sahabat baik Dokter Dirga, bukan berarti akan ikut mencampuri urusan pribadi sahabatnya. Terlebih kasus ini sangat menyakitkan hati siapapun jika berada di tempat Rosa, Dirga dan Galih sekalipun.
Walau punya sedugang alasan, tapi nyatanya itu tidak akan bisa menyangkal telah merusak dan melukai hati Dirga. Bahkan Rosa sama sakitnya dan sangat tersudutkan.
"Hai suster Ros, lama ga kesini?" tegur pasien anak perempuan bernama Widuri.
"Hai, Widuri. Apakah kangen ya sama suster? Sudah mendingan?" Tanya Rosa yang mendekat ke arah Widuri untuk mengalihkan setelah itu Dokter Irna menyuntikkan langsung untuk mengambil darah anak itu.
Hanya anggukan kepalanya saja sudah sangat bahagia Widuri ini.
"Sudah, Ros," ucap Dokter Irna.
"Nanti suster sore kesini lagi ya, lekas sembuh dan rajin belajar ya," ucap Rosa.
"Iya Sus." jawab Widuri yang kali ini seperti mendapatkan energi yang berlimpah.
Akhirnya keduanya terus berkeliling hingga jam makan siangnya harus di lewatkan mereka.
"Ros, istirahatlah dulu. Nanti aku panggil lagi untuk bersiap ke tempat bayi," perintah Dr. Irna.
Diangguki oleh Rosa, yang memisahkan keduanya, setelah langkah kaki ya berhenti tempat tujuannya.
"Ros, ini ada titipan," ucap temannya yang jaga.
"Dari?" tanya Rosa.
"Tidak ada pengirimnya." jawabnya.
"Oh, ya sudah terima kasih, Sudah makan Ti?" tanya Rosa.
"Sudah, ini baru datang. Sekarang kamu yang istirahat dulu sana," pinta Tati.
"Ya, aku duduk di bawah saja, lelah juga jalan mondar mandi. Pasti lelah kakiku ini."oceh Rosa. Tapi ya tugasnya seperti itu disana, harus bisa membagi waktu walau 5 menit sekalipun.
"Oke," jawab Tati.
Hp Rosa di ambil kembali karena ada pesan yang masuk.
"Selamat makan siang istriku, semoga kamu menyukainya," pesannya itu.
"Bang Galih," lirih Rosa yang tersenyum membaca lesan suaminya itu.
"Terima kasih Bang, aku menyukainya." balas Rosa. "Bang, doakan aku Bang," lanjut pesannya itu.
Kembali menyantap menu makan siangnya dengan lahap, karena lapar juga dan waktu istirahatnya tidak banyak.
*
Sore hari adalah waktu lepas jaga Rosa. Setelah keluar dari lokernya dan mengganti pakaian ganti yang di bawanya. Sudah memantapkan agar berbicara dengan pacarnya.
"Aku menunggumu, Ros." sapa Dirga.
"Ya, Mas. Maafkan aku ya, jadi menunggu lama disini." ucap Rosa.
"Kita akan malam ke restoran tenpat biasa?" Tanya Rosa.
"Ya, tapi kita tidak berdua. Aku harap kamu tidak marah," ucap Dirga.
"Hai, Rosa, Dirga," sapa Irna.
"Mereka yang memaksa agar di beri gratis makan malam ini. Mereka tahu jika aku yang ultah, Ros," jelas Dirga.
"Iya, Mas. Aku tidak masalah," ucap Rosa.
Akhirnya ke empatnya menuju restoran yang sudah di di atur oleh Dirga untuk bisa berdua dengan Rosa. Namun sayangnya tidak, karena kedua sahabatnya memaksa akan ikut otomatis di setujui dengan dalih ultah kok pelit.
Ada ada saja kedua orang Dokter yang juga sahabat Dirga, kok malah memilih membantunya di situasi yang sulit ini.
Setelah sampai dan ke empatnya turun sebuah meja nuansa romantis telah di ciptakan untuk keduanya, namun harus di gagalkan karena suami istri sahabatnya Dirga selalu ingin ikut.
Duduk dan menikmati menu makan malam dengan sangat romantis dan syahdu.
Andai saja Mas, pernikahan ini tidak terjadi. Aku wanita yang paling bahagia malam ini, padahal kamulah yang ultah tapi aku yang menikmatinya ini. Batin Liana.
"Aku ke toilet sebentar, Mas," pinta Rosa dan di ikuti tidak lama oleh Dokter Irna.
"Ros, katakan saja dengan cepat pada Dirga. Aku tidak sanggup melihat dia harus terluka lebih lama lagi. Kamu tahu sampai detik ini dia tidak menyadari kamu bukan miliknya lagi, Ros. Sebab dia sama denganku yang tidak bisa hadir di pernikahan Tuan Galih sebab operasi. Kamu paham maksudku," jelas Dokter Irna.
"Iya, Dok. Malam ini aku akan bicara terus terang padanya. Aku akan terima apapun itu termasuk murkanya," ucap Rosa.
...****************...
Terima kasih telah menanti up dari mommy ya.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
temukan kebahagian mu...