NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Mantan Istri

Mengejar Cinta Mantan Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Razi Maulidi

Arumi Yudistira seorang wanita yang penyabar. setiap ada masalah dalam rumah tangga selalu dia hadapi dengan sabar.

akan tetapi, untuk masalah kali ini tidak bisa membuat Arumi untuk lebih bersabar lagi. Hingga Arumi memilih untuk pergi meninggalkan suaminya yang tak kunjung ada perubahan.

lalu bagaimana reaksi Gibran iskandar yang mengetahui istrinya pergi meninggalkan nya?

Akankah Gibran mengejarnya? atau membiarkan nya?

yuk simak kisah ini sampai habis yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razi Maulidi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. Sebelas

Bab. 11

"Di mana Arumi? Dasar wanita sialan itu, berani beraninya pergi dari sini. Memangnya dia itu siapa? Orang udah tidak punya siapa siapa udah sok berlaga lagi!" cetus mamanya yang kesal.

Mendengar suara itu, Gibran perlahan membuka mata.

"Mama, sejak kapan mama di sini?" tanya Gibran sambil mengucek matanya.

"Itu tidak penting. Katakan pada mama kenapa rumah jadi seperti ini? Apa si Arumi itu tidak mau lagi membersihkannya? Dasar wanita sialan dia! Di mana dia! Mama akan beri dia pelajaran!" bentak mamanya suara yang menggelegar.

Gibran diam sesaat, "mama, stop! Jangan lagi mengusiknya. Kenapa mama selalu memojokkan dia? Dia bukan wanita lemah yang kita kira. Sudah cukup! Sekarang aku tinggal seorang diri. Sementara wanita itu, wanita yang selalu mama banggakan dan mama sukai, dia pergi setelah membawa semuanya. Dia bawa mobilku, dia bawa surat-surat penting milikku. Dia mencuri tanda tangan ku di saat aku tidur. Kemudian dia pergi melarikan diri." ucap Gibran dengan nada parau.

Seakan dirinya sedang melanda frustasi berat. Stress mengenang kembali peristiwa mengenai wanitanya itu. Tega teganya dia melakukan itu. Padahal Gibran selalu menuruti kemauannya, tanpa terkecuali.

Akan tetapi, itulah balasannya terhadap Gibran. Dasar wanita tidak tau di untung.

Mamanya lalu duduk di dekat putranya sambil menggelengkan kepalanya yang terasa pusing mendadak.

"Ya sudah kamu sarapan dulu, ini mama ada bawakan makanan untuk kamu. Nanti bantu mama bersih bersih ya." ujar mama Hernita datar.

Gibran mengangguk pasrah. Diri lalu meraih makanan tersebut dan memakannya hingga tandas tak tersisa.

Sementara, mama Nita bangkit dan meraih sapu untuk lanjut membersihkan rumah itu. Sedikit demi sedikit sampah itu di kutip dan di bungkus ke dalam plastik. Melihat itu, Gibran pun bangkit dan mencoba membantu mamanya untuk bersih bersih. Setelah beberapa puluh menit, akhirnya rumah itu bersih juga. Mereka berdua pun duduk bersandar dengan nafas ngos-ngosan.

"Capek ma." keluhnya.

"Tau capek kan? Lain kali jangan buat berantakan lagi!" jawab mama jengkel.

Tanpa terasa dini hari sudah menjelang siang. Kkkkkrrrrrooooooaaaakkkkk...

Sangat nyaring terdengar bahwa perut mereka berdua sudah berbunyi, yang tandanya perut itu minta di isi.

Mama Nita coba cari sesuatu makanan di dalam kulkas. Barang kali putranya masih menyimpan telur dan mie instan. Bisalah untuk mengganjal perut yang sedang kosong saat ini.

"Bran, kamu ini gimana sih. Kok semua makanan di kulkas gak ada." tanya mama ketus.

"Udah pada habis semua, ma. Uangku udah sangat menipis. Aku juga di pecat dari pekerjaan ku." jawab Gibran dengan datar namun singkat.

Mama Nita menghela nafas berat, ia tidak menyangka perbuatan mereka berdua yang pada akhirnya akan menyesatkan mereka berdua.

Namun, karena gengsi yang sangat teramat besar mereka tetap memperlihatkan kemewahan pada orang-orang sekitar. Walaupun lama kelamaan kemewahan yang tersisa sedikit itu juga akan habis untuk menampung hidup keduanya.

"Dihh, lihat tuh. Nita masih saja sok kaya. Padahal hartanya tinggal sikit lagi. Putranya juga mengalami kemalangan. Udah di tinggal istri, di pecat dari pekerjaannya lagi."

Itulah omongan demi omongan yang terdengar dari orang-orang terdekat. Akan tetapi, karena mempertahankan egonya itu mama Nita memilih pura-pura tak mendengarkan omongan apapun.

Sementara di sisi lain, terlihat Arumi dan juga Mika yang semakin tambah dekat saja. Mungkin dulu pertemuan mereka terbatas karena Arumi sudah berkeluarga, Mika pun memahami situasi itu.

Hari ini, Mika mengantarkan Arumi ke kantor pengadilan. Ia sengaja datang berdua supaya Arumi tidak gemetar dan takut.

"Jadi bu Arumi ingin menggugat pak Gibran, suami anda? Dan semua tuntutan itu? Jika semua itu sudah terjadi begitu lama, tapi kenapa baru sekarang anda melapor?" tanya pak hakim.

"Saya selalu saja memaafkan nya. Selalu saja di butakan dengan kata-kata manisnya. Tapi kali ini saya tidak akan tinggal diam lagi pak. Ini keputusanku satu-satunya." jawab Arumi dengan mantap.

"Baiklah. Saya juga perlu memanggil saudara Gibran ke sini. Setelah semuanya jelas, baru akan di buka sidang pertama nantinya." jawab pak hakim itu kembali.

"Baik, pak hakim. Ini ada nomor teleponnya. Bapak bisa menghubungi nya dan memintanya ke sini." sembari Arumi mengeluarkan secarik kertas dan di berikan kepada pak hakim.

Arumi juga tak lupa menceritakan tentang pengacara yang akan mendampinginya nanti. Pak hakim lalu tersenyum padanya.

Akhirnya, hati Arumi sedikit lega setelah melaporkan masalah rumah tangga nya.

Sementara itu, di sisi lain. Tampak ibu dan anak itu semakin hari semakin kesulitan saja.

"Kamu harus cari cara supaya tidak pisah dari Arumi! Kamu dengar mama, nak!" dengan suara yang menggelegar di sudut ruangan rumah itu.

Gibran hanya mengiyakan saja ucapan mamanya itu. Berkali-kali mamanya membentaknya supaya putranya itu mau membujuk Arumi dan kembali lagi ke rumah itu.

"Kamu itu ya. Di bilangin mama kok budeg ya." ketus mama Nita yang sudah kesal.

"Iya, iya ma. Dia udah berbeda sekarang ma. Dia bukan Arumi yang dulu kita kenal!" jawab Gibran dengan nada yang tak kalah dengan mamanya.

Gibran saat ini benar-benar di landa frustasi. Akan tetapi, dia masih berusaha untuk memperbaiki semuanya. Namun, dia tidak menemukan tempat tinggal Arumi saat ini.

Karena kepalanya pusing, Gibran memilih jalan-jalan di jalan raya. Yakni untuk memenangkan pikirannya.

Pikirannya mengatakan untuk datang kembali ke kantor tempat Arumi bekerja. Namun, dia ingat terakhir kalinya dia datang ke sana dan di usir oleh pak Alex sendiri.

Akankah lebih baik jika dirinya menunggu saja di emperan jalan dekat dengan kantor itu.

Tak lama menunggu pun, akhirnya jam pulangnya tiba. Gibran yang tadinya cemas berubah menjadi sumringah.

"Akhirnya pulang juga." gumamnya.

Melihat Arumi keluar seorang diri, membuat Gibran jadi berani untuk mendekat.

"Arumi. Akhirnya kamu pulang juga. Dari tadi aku udah menunggu di sini."

Mendengar ucapan itu membuat Arumi mengerutkan keningnya.

"Cihh! Menungguku? Untuk apa?" jawab Arumi ketus.

"Ayolah, Arumi. Jangan begini, mama ada di rumah. Ayo, kita pulang dan menemui mama."

Gibran terus saja membujuk Arumi untuk mau ikut pulang. Akan tetapi, Arumi menolak mentah-mentah.

Tak lama kemudian, Mika pun datang.

"Kamu masih di sini, Ar. Ayo, kita pulang bareng." ajak Mika tentu saja Arumi mau.

"Ehh tidak bisa begitu dong, aku lebih dulu di sini mengajak Arumi pulang." ketus Gibran yang tidak terima di kalahkan begitu aja oleh Mika.

"Emangnya siapa kamu! Aku ini sahabatnya. Sedangkan kamu hanya mantan. Udahlah, tunggu aja mungkin sebentar lagi kamu akan di telepon oleh pak hakim. Aku harap kau datang. Awas saja jika kamu tidak datang!"

Mendengar kata pak hakim membuat Gibran diam sejenak. Dia masih memikirkan makna dari ucapan itu.

"Arumi, kamu sudah mengadukan ini ke pengadilan? Tapi kenapa? Ayo, pulang dan kita selesaikan baik baik." Gibran tetap tak peduli dengan aduan Arumi dan masih saja membujuknya.

"Baik baik apanya? Bukankah aku sudah cukup baik selama ini?"

Pertanyaan singkat dan jelas itu mampu membuat Gibran mematung.

Bersambung...

Yuk lanjut baca bab 12..

oh iya, teman-teman. yuk mari mampir di karya temanku..

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Radya Arynda
semangaaat ,,,cepet nikah aja sebelum ada belatung2 yang jahat
Kasih Bonda
next thor semangat
Radya Arynda
udah thor buat arumi dan pak alex menikah saja,,,jangan bodoh arumi,,masih mengharap kan mantan gila mu....
Radya Arynda
lebih baik kamu terima aja arumi,,dari pada kembali sama mantan mu yang ngak ber guna,,,bodoh kalau kamu menyia2,kan pak alex
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Radya Arynda
sudah terima saja arumy,,jangan kembali pada sampah seperti mantan suami mu....
Radya Arynda
cepet nikah sama pak alex aja
Radya Arynda
alhamdulillah,,,,semogah kamu selalu baik2,saja arumy
Eriani Eriani
kok nggantung lagi
Razi Maulidi: gantung gimana sih bund...
total 1 replies
Maryati
kyk'a bakalan bucin tuh pak Alex....
Razi Maulidi: sepertinya.. yuk simak kelanjutannya..
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
Arumi kan masih sah istri orang ko ,di biarkan di peluk lelaki lain
Razi Maulidi: mungkin terbawa suasana kali kk🤣🤣
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
lihat tu ,kelakuan tunangan mu itu
Razi Maulidi: heheh. iya tuh kk..
total 1 replies
Musniwati Elikibasmahulette
salam thoor
Radya Arynda: semangaaat arumy semogah kamu mendapat kan yang lebih baik dari suami yang doyan selingkuh
Razi Maulidi: salam kembali kkak 🥰🥰.. terimakasih sudah mampir baca. semoga betah kkak. yuk di lanjut baca.. 🥰🥰😘
total 2 replies
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Farida@hidayu🇵🇸
lanjut.. menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!