Gadis Pendiam Dengan Rahasia Gelapan

Sampai ditempat asal Gracia. Ia berjumpa dengan Alisa dan Reza. Kedatangan Gracia yang sebelumnya menghilang beberapa hari, telah disambut dengan baik oleh keluarga nya.

"Putri kecilku.." kata Alisa yang sudah tak tahan untuk melepas rindu ke Gracia.

Alisa menangis sesegukan. Ia yang awalnya merasa dihantui dengan hilangnya Gracia pada akhirnya bisa bertemu dengan Gracia kembali.

"Mama aku sangat merindukanmu!" ujar Gracia di hadapan keluarga kecilnya. Tidak hanya Reza dan Alisa saja yang berada di posisi terdekat saat itu, melainkan tetangga yang berhati mulia juga ikut membantu proses pencarian Gracia saat Gracia hilang berhari-hari.

Alisa terus menangis. Ia memeluk Gracia dengan erat. Dalam hatinya seolah tidak bisa hidup tanpa Gracia. Karena dari awal pertemuan Alisa saat masih di masa lampau Gracia sudah terlanjur jatuh cinta.

Gracia melepaskan pelukan mamanya. Ia berkata, "Jangan nangis mama kan ada aku yang selalu ada untuk mama."

Ya, pertemuan kembali setelah hilangnya jejak Gracia dari rumah membuat semua orang terdekat ikut panik. Setelah kejadian itu, warga desa memutuskan untuk membuat aturan baru terkait saat anak-anak bermain. Anak-anak yang bisa disebut dengan seusia Gracia dilarang bermain tanpa izin ortu. Hal itu dapat membahayakan anak-anak juga.

Setelah peristiwa itu, pada akhirnya kehidupan Gracia pun berjalan normal.

Suatu hari, Gracia sedang tertidur pulas di kamarnya.

"Brukk!" suara gedoran pintu dari kamar Gracia.

Gracia membuka matanya secara perlahan-lahan. Ia juga kaget dengan suara itu.

"Itu siapa sih kok bisa-bisanya ganggu aku tidur," batin Gracia yang menahan kesal. Baru bangun tidur sudah disambut dengan gedoran pintu. Itu sangat buruk bagi waktu Gracia untuk tidur.

Pada akhirnya, Gracia nekat membukakan pintu kamarnya.

"Oh maafkan aku. Ini aku seorang tamu bersama adikku yang sedang asik bermain," ujar seorang.

Perasaan Gracia terlihat mulai risih dengan ujaran seorang itu. Baginya, hal yang dilakukan oleh seorang itu sangat memalukan dan tidak memiliki sopan santun di rumahnya.

"Apakah kamu tidak bisa mengendalikan diri. Ini rumah orang loh bukan rumah milikmu!" kata Gracia yang menuturkan nada sedikit kencang. Mau tidak mau saat ia menghadapi perilaku tamu yang kurang sopan, ia harus tabah dan sabar.

Seorang itu merasa tersinggung. Karena secara kebetulan seorang itu yang menjadi tamu di rumah Gracia adalah anak dari bos nya Reza, maka seorang itu mengadu domba kepada ayahnya.

"Ayah liat itu dia sangat nakal," teriak seorang itu sekencengnya.

"Siapa yang nakal? Sini ayah hajar sekarang!" kata sang ayah dari seorang itu. Ia merupakan bos dari ayahnya Gracia yang selama ini bertugas untuk membagi gaji disetiap bulannya. Ia juga memiliki watak yang tangguh dan perkasa.

Ia dengan beraninya nekat mendekati posisi Gracia. Seolah ingin mengancam Gracia dengan penuh amarah.

"M-maaf om itu dia yang salah. Karena dia yang menganggu ku saat aku sedang tidur," ujar Gracia duluan.

Ujaran Gracia membuat seisi rumah berdebat. Hanya karena masalah sepela bisa dibesarkan, sampai pada akhirnya.

"Untukmu Reza, kau saya potong gajimu sebesar 50℅!" kata bos Reza seorang. Ia lantas tidak terima bila putri pertamanya dimarahin oleh Gracia.

Reza yang berhati mulia, ia menerima apa adanya. Namun, selama Reza bekerja di perusahaan bos itu dia merasa tidak dianggap. Dikucilkan, diremehkan hanya karena masalah sepele itu. Pada akhirnya, jatuhlah perekonomian Reza dan Alisa.

"Mas ini kamu gimana sih udah waktunya bayar listrik kok malah kamu tunda!?" sontak Alisa mengeluarkan nada besar.

"Maaf sebenarnya kita udah bangkrut dan kamu harus terima takdir itu dengan ikhlas," sahut Reza yang terlihat murung dihadapan Alisa.

Alisa hanya bisa pasrah menerima takdir baru yang menimpa perekonomian nya. Ia lebih cenderung memikirkan bagaimana mengubah sistem perekonomian menjadi lebih sejahtera. Hal itu membuat Alisa makin terbeban banyak pikiran.

"Mama apakah sedang sakit?" tanya Gracia yang amat peduli kepada Alisa.

Alisa menjawab, "Tidak sayang mama hanya banyak pikiran. Lantas sistem perekonomian kita sudah bangkrut."

Gracia langsung bergegas menuju kamarnya. Ia tidak lupa dengan pemberian dari seorang wanita sihir itu.

"Kristal putih emang benar kamu pengabul permintaan. Kalo iya aku harus mengetes nya ini mitos apa nyata," batin Gracia sembari menatap kristal putih itu dengan tatapan tajam.

Gracia mencoba meminta segala keinginannya kepada kristal putih itu.

"Kristal aku ingin boneka teddy bear," ucap Gracia dengan pelan.

Tidak sampai 1 menit, beberapa detik kemudian boneka teddy bear impian Gracia langsung muncul di depan mata.

"Apakah ini mimpi," batin Gracia. Perasaannya begitu seperti tidak percaya.

Tanpa banyak membatin, Gracia langsung memutuskan untuk meminta agar perekonomian orang tuanya kembali normal.

Namun saat malam harinya, ia bermimpi.

"Gracia apakah kau memiliki keinginan sesuatu yang ingin dikabulkan," ucap sang wanita sihir itu lewat mimpi. Wanita sihir itu adalah sosok penguasa dari kristal putih itu. Walau mimik wajahnya terkadang menyeramkan, tetapi wanita sihir itu berhati baik kepada Gracia.

"Ya aku ingin sesuatu. Aku ingin satu saja. Yaitu perekonomian orang tuaku harus bisa berjalan normal kembali seperti biasanya," sahut Gracia dengan tegas.

Setelah itu, Gracia dimintai untuk mengubah takdir terlebih dahulu. Karena menurut sang wanita sihir, masa lampau Gracia cukup suram. Akhirnya Gracia dipertanggung jawabkan untuk menebus semua kesalahannya di masa lampau.

Dengan menuruti permintaan sang wanita sihir itu, Gracia harus melewati terowongan putih sebagai lubang transmigrasi kehidupan dari masa sekarang ke masa lampau. Disana ia ditugaskan untuk mencatat semua kesalahan di masa lampau itu dan saat sudah sampai ke lubang menuju masa sekarang harus di pertanggung jawabkan kembali.

Semua itu Gracia lakukan dengan sukarela. Dalam mendominasi kehidupannya, ia menjalankan kehidupan yang normal dimata orang lain. Tapi tidak dibelakang orang, ia melakukan permintaan wanita sihir itu dengan sembunyi-sembunyi.

Setelah semua tugas selesai. Pada akhirnya kristal putih itu kembali ke pemiliknya.

"Hey Gracia anak malang aku ingin engkau kembalikan kristal putih itu sebagai perbaikan kesalahan di masa lampau agar masa sekarang mu menjadi lebih baik, setuju?" ujar sang wanita sihir yang beberapa hari kemudian masih berada di mimpi Gracia.

"Ya tentu," jawab Gracia. Ia pun mengembalikan kristal putih dan juga berterimakasih kepada sang wanita sihir itu. Berkat wanita sihir, ia bisa memperoleh kemenangan dalam masa nya kini.

Semenjak sebuah permintaan dari sang wanita sihir itu terlaksana, maka Gracia diberikan jalan kemudahan atas perekonomian keluarganya.

Wanita sihir yang baik hati itu memberikan peluang agar perekonomian orang tua Gracia kembali normal dan akan sejahtera. Selama berjalannya kehidupan Gracia di masa sekarang, ia memantau menggunakan bola cermin yang ukurannya cukup besar. Ia juga rela membaca banyak mantra agar perekonomian yang kembali itu bisa terwujud.

Jalan kemudahan itu muncul tidak tiba-tiba saja, melainkan bisa muncul karena sebuah proses yang cukup panjang. Berlangsung nya proses perekonomian orang tua Gracia, banyak perjuangan yang dilalui.

Mulai dari berjualan modal kecil-kecilan sampai dengan punya keuntungan besar sehingga bisa digunakan untuk membangun usaha dengan kualitas toko yang istimewa.