⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
Pernikahan yang tidak didasari oleh rasa cinta memang sangat sulit untuk dijalani. Apalagi dengan seorang yang sudah dianggap sebagai musuh sendiri. Seperti itulah kisah Cassie dan Gavino. Dua orang yang harus terjebak dalam status suami-istri karena perjanjian keluarga mereka. Mampukah mereka mewujudkan pernikahan yang bahagia?
Cassie hanya ingin mengukir kebahagiaan nya.Namun apakah ia bisa di tengah kehidupan yang begitu kejam? Bisakan ia bertahan dengan Gavino Zachary Bramasta?
Start: 8 Juli 2024
End:
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 - First Day
Setiap tingkah laku pasti memiliki alasan. Salah satunya adalah sikap Lily kepada Cassie. Sebelumnya, Gavino selalu penasaran tentang pertemanan Cassie dan kedua sahabatnya. Ia cukup penasaran kenapa Lily selalu mengikuti Cassie walaupun istrinya itu selalu memarahi, membentak, dan menyuruh ini itu kepada Lily.
Ternyata dibalik sikap kejam yang diperlihatkan Cassie, wanita itu cukup perhatian kepada Lily. Mungkin tak ada yang tau jika Cassie sudah seperti ibu kedua bagi Lily yang terus menjaganya di saat kedua orang tua kandungnya sibuk bekerja. Bahkan wanita itu juga memasakkan Lily sarapan seperti anaknya sendiri.
Namun yang membuat Gavino murung adalah karena kurang pekanya Cassie. Entah karena wanita itu yang terlalu cuek atau dirinya yang gampang emosi hingga membuat moodnya hancur. Apalagi saat melihat kedua wanita itu mengobrol di bangku belakang dan membuatnya terlihat seperti seorang sopir.
Sebenarnya bukan Cassie dan Lily yang mengobrol tetapi Lily yang begitu heboh menceritakan malamnya bersama dengan Jimmy. Sedangkan Cassie yang hanya mendengarkan dan menanggapi seadanya.
Mereka akhirnya sampai di area kampus setelah berkendara belasan menit. Di kampus sudah ramai oleh orang-orang yang juga hendak melaksanakan ospek. Kedatangan mereka langsung menjadi pusat perhatian semua orang begitu turun dari mobil. Bahkan senior yang seharusnya menjaga wibawanya pun tak bisa berpaling dari mereka.
Well, berita tentang pernikahan Cassie dan Gavino memang tidak dipublikasikan kepada khalayak ramai. Hanya saja status mereka sebagai anak-anak konglomerat yang membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang.
"Mulai dah tuh tepe tepe," sindir Cassie kala melihat para wanita memandangi suaminya.
"Nggak sadar diri. Lo juga gimana hah?! Nggak liat cowok-cowok natep lo napsu? Panjangin dikit tuh rok. Seneng banget jadi pick me."
Cassie hanya mengeluarkan beberapa kata tetapi pria itu membalasnya berkali-kali lipat dengan perkataan yang lebih menusuk lagi. Apa Gavino tak dapat melihat jika roknya sudah sangat panjang? Bahkan melebihi lututnya.
Jika saja di sini tak ramai orang mungkin Cassie sudah menjambak rambut pria itu tetapi ia urungkan karena harus menjaga citranya. Sesaat kemudian, netranya terarah pada leher Gavino yang terekspos. Pandangannya mengarah pada bercak sialan yang belum hilang.
"Minimal tutupin leher lo," ucap Cassie.
"Kenapa? Masalah buat lo?"
Wanita itu hanya memutar bola matanya jengah dan mendekati Gavino. Menarik kerah pria itu dan mengancing kemeja Gavino dengan benar hingga semua kancingnya terkait.
"Masalah buat gue karena gue nggak mau suami gue di cap sebagai laki-laki murah."
Setelah melaksanakan tugasnya, Cassie langsung menarik Lily untuk menjauhi Gavino. Ia menarik gadis itu menuju barisan jurusan mereka yang sudah ramai. Keduanya segera berbaris di barisan paling belakang karena tak ingin terkena sinar matahari yang panas.
Namun baru saja mereka berbaris, Lily tiba-tiba memanggilnya dan membuat Cassie menoleh.
"Gue mau pipis," ungkap gadis itu membuat Cassie melotot.
"Harus banget sekarang?"
Lily mengangguk, "Gue udah nggak tahan," rengeknya.
Huft, jika saja ada Celline mungkin wanita itu yang akan mengurus Lily di saat seperti ini. Namun Celline malah masuk di jurusan yang berbeda dengan mereka sehingga mau tak mau harus Cassie lah yang menemani Lily.
Mereka pun segera pergi ke toilet sebelum acara dimulai. Cassie tak ada hentinya mengomel kepada Lily karena tak bisa menahan barang sebentar saja sampai acara dimulai baru mereka izin kepada senior. Namun yang dimarahi malah melebarkan senyum tanpa dosanya.
Langkah mereka terhenti tepat di depan toilet karena mendengar suara ribut dari dalam. Cassie dan Lily pun saling berpandangan. Keduanya mengangguk bersamaan dan mendobrak pintu itu dengan keras.
Terlihat tiga wanita sedang merundung gadis lain yang terlihat lebih gempal. Dalam satu detik Cassie sudah dapat membaca tentang apa yang sedang terjadi. Ia pun langsung menghampiri wanita itu dan membantu wanita gempal itu untuk berdiri.
Aksi Cassie tak luput dari perhatian ketiga wanita itu. Salah satu wanita yang diyakini sebagai ketua genk itu langsung menjambak rambut Cassie dengan kuat, membuat Cassie menatapnya sengit. Cassie pun langsung menghempaskan tangan ketua genk itu dengan kasar.
"Pengecut banget lo! Lo berani sama gue?!" tantang Cassie. Tanpa aba-aba, tangannya langsung menjambak rambut wanita itu dua kali lebih kencang hingga membuatnya mengaduh.
Sedangkan Lily juga tak tinggal diam. Ia ikut membantu wanita gempal yang sedang dirundung untuk berdiri setelah ia berhasil menghubungi Celline dan meminta bantuannya.
Ketiga wanita itu seperti tak merasa takut karena merasa menang jumlah. Tanpa aba-aba ketua genk itu langsung mendorong tubuh Cassie hingga terjatuh di lantai. Namun Cassie segera bangkit dan melakukan hal serupa pada ketiga wanita itu.
Jika dipikir Cassie takut karena sendirian, mereka salah besar. Bahkan ia bisa membuat ketiga wanita itu masuk rumah sakit jika dirinya mau. Hanya saja ia masih menahan amarahnya.
Tak lama setelah itu, wanita itu kembali berulah dengan menjambak kembali rambut Cassie dan membuatnya kehabisan kesabaran. Cassie pun membalas perlakuan wanita itu tanpa ampun. Ia kembali menjambak ketiga rambut orang itu dan mendorongnya hingga tersungkur ke lantai.
Kegaduhan yang terjadi sampai pada telinga orang-orang yang sedang berada di luar. Membuat semua orang berhamburan mendatangi mereka. Salah satu senior pun mendatangi mereka.
Senior itu menatap tajam Cassie yang terlihat seperti seorang perundung sekarang, "Apa yang lo lakuin sama mereka?" tanyanya dingin.
"Gue? Ke mereka?" tanya Cassie menunjuk tiga orang itu yang sudah menangis seakan mendalami peran sebagai korban perundungan.
Ketiga orang itu sungguh membuat Cassie muak. Ia sudah tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia pun memberikan tatapan tajamnya.
"Mau playing victim lo pada?! Gila ya orang yang bully malah berperan kayak korban gini. Jelek banget akting lo pada!"
"CASSIE!"
Teriakan seorang pria berhasil membungkam semua orang yang ada di tkp. Gavino, pria itu datang mendekati Cassie dan menatapnya tajam. Kemudian ia beralih menatap ketiga orang yang masih tersungkur di lantai itu.
"Grizelle?" ucap Gavino membuat ketua genk itu mendongak.
"Gavin?" ucapnya tak percaya. Grizelle pun langsung berdiri dan menangis di dekapan pria itu,
"Gav tolong aku. Cewek itu mukulin aku sama temen-temen aku," lirihnya.
Benar-benar seorang pemeran yang handal. Cassie hanya dapat menggelengkan kepalanya kala melihat adegan itu. Suaminya malah menenangkan wanita lain yang jelas-jelas perundung dibandingkan dirinya. Sungguh menyedihkan.
Cassie tak cemburu. Ia hanya kecewa pada pria itu apalagi ketika Gavino menatapnya tajam setelah melepaskan pelukannya pada Grizelle. Dalam kacamata Cassie, ia sama sekali tak bersalah dalam hal ini. Berbeda dengan kacamata Gavino yang menganggap istrinya bersalah.
"Lo emang tukang bully, Cas. Gue kecewa sama lo," ucap Gavino sebelum membawa ketiga wanita itu pergi.
Kepergian Gavino bersamaan dengan kedatangan Celline. Wanita itu pun langsung mendekati Cassie, "Sorry gue telat," ucapnya merasa bersalah.
"Gapapa," singkat Cassie lalu pergi meninggalkan kerumunan itu.
Namun teriakan senior yang mendisiplinkannya membuat langkahnya terhenti, "Jangan lupa hukuman lo. Lo harus bersihin lapangan setelah acara selesai!"
"SERAH!"
Dekripsi suasana hati, tempat baik nya lebih di perjelas. Jangan hanya menekankan emosi perkarakternya saja.
Ceritanya sebetulnya Menarik, bisa dinikmati. Cuma sayang aja penggambarannya kurang jelas, Dari bab sekian yg udah kubaca, tiap muncul problem selalunya udah segitu aja, gak di perpanjang. Jadi kesannya kaya kurang pas gitu, lebih di olah lagi biar Kita yg baca beneran geregetan. /Pray//Smile/
dekripsi, alur, gaya menulis, sama peran perkarakternya itu bagus lohh.
Kulihat, ini tipikal novel yg alurnya cepat yaa.
Lanjutin Terus semangat /Good//Smile/