NovelToon NovelToon
Komedi Romantis Kala Korona

Komedi Romantis Kala Korona

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Persahabatan / Harem
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: pisanksalto

Pandemi korona, tidak mengubah apapun dari hidup Niki Arsenio. Ia tetap tidak punya pacar. Boro-boro pacaran, punya teman saja tidak. Salahnya, karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game alih-alih bergaul dengan anak-anak sebaya.

Sampai suatu ketika, Niki terperangkap oleh kecerobohannya sendiri. Akibat mengabaikan tugas sekolah, ia terpaksa menjadi pacar untuk tiga orang cewek sekaligus!

Bagaimana mungkin? Cewek? Mau jadi pacarnya? Udah gitu tiga orang pula!?

Dengan channel youtube yang harus diurus dan UAS yang sudah di depan mata, nggak ada waktu untuk Niki berpikir.

Demi membuktikan diri dan mempertahankan password WiFi, Niki pun harus berjibaku dengan plot klise seperti di anime-anime komedi romantis. Mampukah Niki melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pisanksalto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shoot Me, Please! (Part 2)

Aku mengekor di belakangnya melalui bagian samping bangunan paling besar. Dari sini, aku bisa melihat sebuah gazebo berdiri di tengah-tengah taman bunga. Seolah ia adalah pusatnya. Gemericik air mancur menggelitik telinga. Pohon-pohon rindang. Tanaman dalam pot. Pohon palem mini. Dan bonsai dengan bentuk abstrak bersusun rapi. Aku terpesona dengan pemandangan, sampai nggak sadar, cewek di depanku ternyata telah berhenti. Meleng dikit, aku menabrak punggungnya. Aku terhuyung ke belakang. Wangi parfumnya yang menempel di hidungku, mengingatkanku akan aroma teh buatan rumah. Melati.

"Ma-maaf, aku nggak sengaja," Aku meminta maaf, berharap ia nggak marah.

Cewek itu hanya diam, melirik pun tidak, malah ia menggeser badannya sedikit ke samping. Menjauh. Aku tahu, siapa pun pasti kesal setelah ditabrak, tapi ... nggak usah segitunya juga kali!

Aku mendengus sebal. Lalu menatap lurus ke depan. Beberapa meter dari tempatku berdiri, di antara bunga-bunga yang belum mekar, seorang cewek berambut pendek sebahu tengah sibuk menusukkan sebuah daun ke dalam media tanam dalam pot. Ember, sekop kecil, dan beberapa peralatan berkebun lainnya terletak nggak jauh dari sana. Kenapa aku tahu itu alat berkebun sedangkan aku kerjaannya di kamar mulu dan jarang melakukan aktivitas fisik? Entahlah. Coba kamu tanyakan pada Takakura.

Nggak butuh perkenalan, aku sudah tahu siapa gerangan cewek tukang kebun yang sok pura-pura nggak menyadari kebaradaanku di sini. Dengan setelan one piece selutut tanpa mengenakan masker, Ferra nampak sangat menikmati kegiatannya.

Rasanya aku ingin pura-pura batuk untuk menarik perhatian. Tapi mengingat situasi sekarang, takutnya malah dikira gejala covid. Dan entah aku harus mengakuinya atau tidak, aku seolah terhipnotis untuk terus memandang Ferra. Kupu-kupu yang beterbangan, pelangi yang tercipta dari percikan air, aroma bunga yang manis, suara serangga yang bersahutan. It's beautiful i've looked at this for five hours now.

Aku tergerak untuk maju beberapa langkah. Melihat lebih dekat. Ferra menoleh sesaat, lalu tersenyum hangat. Untung Ferra cepat kembali ke bunga-bunga berkelopak putih yang terlihat masih kuncup itu. Jika tidak, mungkin aku sudah meleleh di tempat.

"Bunga wijaya kusuma. Atau, bunga wiku, kalo kamu males ngomong panjang-panjang. Di sebut juga 'bunga malam', karena bunga ini hanya mekar pada saat malam hari," ucap Ferra masih fokus memindahkan humus ke dalam beberapa pot di sampingnya.

"Beneran? Kok, gitu?" tanyaku, dengan tampang seolah mengatakan: Terus, aku harus bilang 'Wow' gitu? Haha. Basi.

Ferra memandangku. "Entahlah, aku juga kurang tahu mengapa. Kupikir karena karakteristik bunga wiku yang sensitif pada sinar matahari. Makanya, kamu bisa lihat ada kanopi di atas." Ferra menunjuk letak kanopi yang dimaksud. "Konon, siapa pun yang berkesempatan menyaksikan bunga wiku mekar, maka segala harapannya akan terkabul."

"Wah, ilmu baru buatku. Makasih. Ngomong-ngomong, kamu masih ingat apa tujuanku ke mari?" Jujur. Kurasa dari tadi Ferra terlalu banyak basa-basi. Langsung saja ke intinya, woi! Biar aku bisa cepat-cepat pulang!

"Ingat, kok."

"Apa?"

"Menjadi pacarku, kan?"

Oh, dia ingat. "O-oke, deh kalo gitu."

"Kenapa, Niki? Kamu udah nggak sabar lagi, ya?" tanya Ferra, menggoda.

"Bu-bukan! A-aku hanya...." Aku membenarkan letak masker yang melorot karena terlalu banyak gerak.

"Lepas aja," lanjut Ferra. "Udaranya segar, lho. Lagian, kamu sudah di rumahku. Asisten rumah secara berkala menyemprotkan disinfektan. Sangat kecil kemungkinan kamu bisa terpapar virus di sini. Kecuali virus yang kamu bawa dari luar."

Aku ingin menolak. Cuma karena Ferra sendiri yang minta, aku terpaksa melakukannya. Nggak berani macam-macam, sebab takut dia berubah pikiran. Namun, belum selesai aku melepaskan masker, tiba-tiba saja kurasakan seseorang menahan gerakan tanganku. Cewek berkebaya.

"Maafkan saya, Nona Ferra. Saya nggak bisa membiarkan anda dalam bahaya. Terlalu berisiko," ujarnya, lalu memiting lenganku ke belakang. "Kita nggak tahu orang ini datang dari mana."

Aku meringis, menahan rasa sakit. "Oi oi oi! Apa-apaan!"

Ferra menghela napas. "Tya, kamu nggak usah khawatir. Semua akan baik-baik saja. Aku tahu, Niki bukanlah tipe orang gabut yang keluar rumah pas korona demi nongkrong-nongkrong nggak jelas. Dia terlalu nolep untuk itu."

Tya mengencangkan pitingannya. Sensasi kenyal dan lembut yang sedari tadi kurasakan, semakin dalam menekan punggung. Membuat seluruh tubuhku seolah mencair dan menguap ke angkasa. "Tapi Nona, pikirkan lagi keputusan Anda. Pasti ada cara lain—"

"Tya, lepasin. Dia tamuku." Kalimat Ferra memang singkat, tapi tegas. Tya pun menurut. Kesan maid badass-nya berubah kembali menjadi maid yang cool. Setelah itu, Ferra memintanya untuk menyiapkan camilan manis, sekaligus santapan makan siang.

1
Primordial Allheaven
sedihnya
Primordial Allheaven
setelah sekian lama Thor, muncul juga volume 2
pisanksalto: hmm, aku ingat beberapa nama yg sering vote dan komen diwp. tp siapapun kamu pokoknya makasih banyak udah ngikutin Niki sampai sini :)
Primordial Allheaven: benar
total 3 replies
Primordial Allheaven
ada rencana bikin volume 2?
pisanksalto: ada dong^^
thank you dah mampir
total 1 replies
Kaworu Nagisa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
pisanksalto: siapp
total 1 replies
ⱮαLєƒι¢єηт
Ngakak
pisanksalto: hehe, salken jg kak
ⱮαLєƒι¢єηт: Sama2, Thor.
Baca sampe bab 2. asyik ceritanya, rapi tulisannya.

salam kenal/Smile/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!