Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vyora Pergi
Tring
Notifikasi di ponsel Vyora berbunyi bertepatan dengan masuknya Mommy Mora ke dalam kamar Vyora. Mommy Mora memutuskan untuk masuk kedalam kamar Vyora setelah beberapa kali mengetuk pintu, namun tidak ada sahutan dari Vyora, membuat Mommy Mora khawatir.
"Sayang di depan ada--"
Belum selesai berbicara Mommy Mora dikejutkan dengan Vyora yang menangis sambil menggenggam ponselnya.
"Kamu kenapa, Sayang? Bilang sama Mommy!" Mommy Mora memeluk Vyora, membuat Vyora semakin terisak dipelukan Mommy Mora.
"Mas Kafka, Mom," Vyora tidak mampu melanjutkan kata-katanya, rasanya sangat sesak, hatinya sakit dan kecewa.
Vyora memutar rekaman yang baru saja dia terima dari nomor yang tidak dia kenal, nomor yang sama dengan pengirim foto yang membuat Vyora pingsan.
Rekaman yang berisi suara percakapan Kafka dan Gracellyn di kantor, Kafka yang berjanji akan menikahi Gracellyn. Bukan hanya Vyora yang terluka, mommy Mora lebih terluka dan kecewa karena kelakuan Kafka sangat melukai Vyora, menantu kesayangannya.
"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶𝘢𝘯, 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶," 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘔𝘰𝘳𝘢.
"Kalian kenapa menangis?" Vyora dan Mommy Mora yang sedang menangis tiba-tiba dikejutkan dengan suara seseorang yang sangat Vyora rindukan.
"Mommy ...." Vyora memeluk erat Mommy Olin, meraung dalam pelukannya dan menumpahkan rasa sakit yang sedang dia rasakan. Mommy Olin yang belum mengerti apa yang terjadi pun hanya mengusap punggung putri kesayangannya itu, mencoba menenangkan sebelum akhirnya Vyora bercerita.
Sebenarnya tujuan Mommy Mora ke kamar Vyora adalah untuk memberitahu Vyora bahwa orang tuanya datang dan menunggu di bawah. Namun melihat Vyora yang menangis membuat Mommy Mora lupa dengan tujuannya dan malah ikut menangis dengan Vyora. Karena itulah akhirnya Mommy Olin pun menyusul ke kamar Vyora.
"Coba cerita sama Mommy!" Mommy Olin mengusap air mata Vyora. Melihat matanya yang sembab mommy Olin bisa memastikan bahwa Vyora sudah lama menangis.
Ini adalah pertama kalinya Mommy Olin melihat Vyora menangis semenjak usianya remaja. Sejak kecil Vyora adalah anak yang ceria dan jarang sekali menangis, malah biasanya anak-anak seumuran nya yang Vyora buat menangis, karena itulah Vyora tidak banyak teman dan dari dulu sampai sekarang hanya Fayla saja yang betah berteman dengan Vyora.
Vyora menyerahkan ponselnya pada Mommy Olin, di putar lah rekaman itu oleh Mommy Olin. Tanpa fikir panjang Mommy Olin pun mengajak Vyora pergi.
"Bangun Sayang, kita pergi dari sini!" Vyora hanya diam saja membuat Mommy Olin kesal, sedangkan Mommy Mora hanya menggeleng kan kepalanya karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Mommy Mora ingin mencegah kepergian Vyora, namun tidak bisa, karena Mommy Mora terlanjur malu dengan perbuatan Kafka. Sampai akhirnya Vyora menuruti keinginan Mommy nya untuk ikut pergi dari rumah mertuanya.
"Sayang, ada apa?" Daddy Gian terkejut melihat istrinya terlihat marah dan juga Vyora di belakangnya membawa koper.
"Nanti Mommy jelaskan di rumah, lebih baik sekarang kita pergi dari sini." Walaupun sedang marah tapi Mommy Olin tetap berpamitan pada besan nya.
Daddy Rion yang bingung pun bertanya pada mommy Mora. "Mom, ada apa sebenarnya? Kenapa Violin terlihat sangat marah?" tanya Daddy Rion.
Mommy Mora pun menceritakan apa yang terjadi pada Daddy Rion. "Keterlaluan! Pantas saja Violin marah," geram Daddy Rion.
"Mommy gak mau kehilangan Vyora, Dad." Mommy Mora menangis dalam pelukan Daddy Rion. Vyora bukan hanya menantu, tapi sudah seperti anak kandungnya sendiri, karena itulah Mommy Mora tidak bisa membayangkan akan sesedih apa tanpa Vyora.
"Mommy tenang dulu, sebaiknya Mommy hubungi anak kurang ajar itu, suruh dia kemari!" Mommy Mora pun menghubungi Kafka dan menyuruhnya ke sana.
...----------------...
Kafka sudah sampai di apartement tempat tinggalnya bersama Vyora. Kemudian Kafka masuk ke unitnya dengan terburu-buru dan memanggil-manggil Vyora.
"Sayang ... kamu di mana?" Kafka mencari Vyora di mana-mana namun tidak ada. Kafka pun mencoba menghubungi ponselnya namun tidak ada jawaban.
Kafka dibuat frustasi karena memikirkan Vyora, dan kemungkinan terburuk nya adalah Vyora pergi meninggalkan nya.
"𝘝𝘺... 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢? 𝘔𝘢𝘴 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮." 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering, Kafka langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa nama penelponnya.
"Hallo ... Sayang kamu di mana?" tanya Kafka dengan antusias begitu telpon tersambung.
"Ini Mommy, kalau kamu mau tau Vyo dimana, kamu ke sini sekarang!"
"Vyo disitu ya, Mom? Kalau begitu Kafka kesana sekarang." Kafka langsung mematikan ponselnya dan bergegas menuju kediaman orang tuanya.
...----------------...
Sampai di rumah orang tuanya.
"Assalamualaikum ...."
Bugh
Bugh
Kafka disambut oleh dua pukulan keras yang dilayangkan Daddy Rion. "Dasar anak kurang ajar! Bikin malu." Sudah habis kesabaran Daddy Rion apalagi saat melihat wajah Kafka yang pura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Daddy kenapa sih, Dad? Kafka salah apa? Kafka salam kok barusan." Kafka fikir daddy nya marah karena Kafka lupa salam seperti biasanya.
"Salah apa kamu bilang? Kamu sudah membuat Vyora pergi, dan kamu bilang salah apa? Kurang ajar! Kamu memang tidak tau diri!" Daddy Rion ingin menghajar Kafka lagi namun Mommy Mora berhasil menghentikan nya.
Kafka semakin bingung dengan apa yang dikatakan daddy nya, "𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪," 𝘧𝘪𝘳𝘢𝘴𝘢𝘵 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘦𝘯𝘢𝘬.
"Maksud Daddy apa? Vyora kemana, Dad?"
"Vyora pergi ninggalin Mommy, dan itu karena kamu, gara-gara kamu, Kafka. Puas kamu sekarang?" Mommy Mora berteriak memaki Kafka.
Deg
"Mommy sudah memilih kan Vyora untuk kamu, karena Mommy yakin Vyora adalah yang terbaik untuk kamu, tapi kamu malah tetap mau menikahi wanita rendahan itu. Otak kamu di mana, Kafka?" Mommy Mora sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Mendengar Kafka ingin menikahi wanita yang sangat Mommy Mora benci, membuat amarahnya naik sampai ke ubun-ubun.
"Asal kamu tau wanita yang bernama Gracellyn itu adalah wanita yang sudah membuat tante kamu meninggal," ungkap Mommy Mora. Dia akhirnya mengungkapkan rahasia yang selama ini dia dan daddy Rion simpan.
"Kafka gak ngerti, Mom? Bukannya Tante Mara meninggal saat melahirkan?" Kafka semakin shock dihadapkan dengan kenyataan yang sangat mengejutkan.
"Mara memang meninggal saat melahirkan, tapi penyebabnya adalah suaminya Guntur dan Gracellyn, Mara melihat Guntur sedang berhubungan intim dengan Gracellyn di kamarnya sendiri, dan itu membuat Mara shock dan terpaksa harus melahirkan walaupun usia kandungannya baru 8 bulan." Mommy Mora menarik nafasnya sebelum melanjutkan ceritanya.
"Namun sayangnya bayi yang Mara lahirkan tidak selamat karena memiliki kelainan akibat benturan pada perutnya, dan kamu tau Kafka? Itu karena Gracellyn mendorong Tante kamu dan karena tidak kuat menghadapi kenyataan akhirnya tante kamu depresi sampai akhirnya meninggal." Mommy Mora menangis, hatinya sangat sakit mengingat kisah tragis adiknya yang bernama Zamara.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘖𝘮 𝘬𝘶?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh