Zombie Hunter

"Doniiii!"

"Doniiii!"

Putra berteriak histeris ketika melihat sahabatnya yang terjatuh ke bawah karena gorden yang dia pegang telah robek. Alex segera menahan tubuh Putra. Dia harus menenangkannya. Kehilangan seorang sahabat memang sangat menyakitkan.

Doni merasakan tubuhnya remuk, dia telah mengalami patah tulang. Bahkan kepalanya telah mengeluarkan banyak darah. Sehingga dia nampak pasrah ketika semua zombie yang ada jalan raya sana berebutan untuk menggerogoti tubuhnya.

Aarrggkkhh!

Aarrggkkhh!

Aarrggkkhh!

Dalam sekejap tubuh Doni telah menjadi tulang belulang, hampir saja tanpa sisa. Tubuhnya telah menjadi santapan segerombolan zombie yang berada disana. Inilah kisah tragis sang ketua tim yang harus mati dengan cara yang sangat mengenaskan.

Alex melepaskan tubuh Putra yang nampak lemas. Putra sangat terpukul sekali harus kehilangan sahabat terdekatnya, sampai dia menangis sejadi-jadinya.

Sementara Alex, pandangannya tertuju kepada Raka yang sedang berdiri di sudut balkon bersama kedua sahabatnya. Pria itu segera berjalan dengan cepat mendekati Raka.

Bugh!

Tanpa basa basi, Alex memukul wajah Raka. Kemudian dia mencengkram kerah bajunya Raka. "Kamu adalah orang yang turun sebelum Doni. Apa yang kamu lakukan pada gorden itu heuh?" Bentak Alex.

Walaupun tuduhan Alex benar, tapi Raka enggan untuk mengakuinya. Dia melepaskan cengkraman Alex pada kerah bajunya. "Jadi kamu menuduh aku yang membuat Doni mati?"

Raka pura-pura emosi, dia balik meninju wajahnya Alex.

Bugh!

"Jangan karena dulu aku pernah membully kamu, kamu bisa memfitnah aku seenaknya."

Alex memang seorang pria penakut dan culun. Entah mengapa setelah terjebak di dunia game ini, dia menjadi memiliki keberanian untuk melawan. Sehingga pria itu balik memukul wajah Raka.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Alex dan Raka saling melayangkan pukulan dengan penuh amarah. Membuat wajah mereka sama-sama babak belur.

Liondra bergegas memisahkan mereka berdua, "Sudah! Sudah! Kenapa kalian harus berkelahi seperti ini?"

"Bagaimana aku tidak marah? Dia sudah menuduh aku mencelakai Doni, sayang." Raka pura-pura terlihat marah, seakan-akan dia menjadi korban fitnahan nya Alex.

Alex memilih diam, karena dia tidak memiliki bukti dengan kecurigaan itu. Pria itu hanya terengah-engah memandangi Raka dengan tatapan penuh rasa kebencian.

Kemudian mata Raka tertuju ke lengan Alex yang terluka, bekas cakaran zombie. "Rupanya kamu sudah terkena cakaran zombie. Itu artinya kemungkinan kamu juga terinfeksi."

Raka segera memeriksa lengannya sendiri. Dia baru menyadari bahwa dia telah mendapatkan cakaran di lengannya setelah berkelahi dengan zombie yang tadi. Sontak membuat semua orang-orang yang ada disana segera berjalan mundur menjauhi Alex.

Raka tersenyum kecut. Saat ini dia sedang berusaha untuk membuat semua teman-temannya mati satu persatu, agar dia memiliki kesempatan untuk menjadi pemenangnya di permainan game ini. Karena hanya satu orang yang memiliki kesempatan untuk menang.

Kemudian Raka mengayunkan pedang miliknya. "Maafkan aku, kamu memang harus mati, Alex."

Tapi Liondra malah menghalangi Alex. Dia berdiri di depan pria itu.

"Liondra, dia terinfeksi!" Raka sangat marah sekali, mengapa kekasihnya harus berpihak kepada Alex.

Begitu pula dengan Alex, dia sama sekali tidak pernah mengira bahwa Liondra akan sepeduli itu kepadanya.

"Dia hanya mengalami luka cakar. Belum tentu dia terinfeksi." Jawab Liondra, dia tak bergeming walaupun hampir saja pedangnya Raka melukai tubuhnya.

Raka sangat terlihat kesal kepada Liondra, tapi dia tidak mungkin bisa marah kepada wanitanya. Raka segera menurunkan pedangnya, dia memandangi semua orang yang ada disana secara bergantian. "Mulai sekarang aku lah ketua tim. Levelku sudah mencapai enam."

Tanpa meminta persetujuan siapapun, Raka menunjuk dirinya sendiri sebagai ketua tim. Dia yang ingin mengatur permainan ini, agar dia yang menang.

"Ya, aku setuju." Ucap Yoga dan Sena secara bersamaan.

Begitu pula dengan Amel dan Maudy, mereka menyetujui keputusan Raka. "Ya, memang Raka yang berhak menjadi pengganti Doni."

Raka pun tersenyum kecut, dia segera memberikan perintah kepada semua orang yang ada disana. "Lebih baik kita beristirahat di dalam sambil membicarakan rencana kita selanjutnya. Kecuali Alex, dia tidak boleh masuk ke ruangan. Untuk berjaga-jaga, bagaimana kalau dia terinfeksi."

Raka menyuruh Alex untuk tetap diam di balkon.

"Iya, Alex mending di balkon saja. Bagaimana kalau dia tiba-tiba berubah? Hiiihh!" Amel bergidik ngeri.

Putra yang sudah sangat muak dengan perlakuan Raka, dia memilih untuk tetap tinggal di balkon menemani Alex. "Aku akan tetap disini bersama dengan Alex. Jika seandainya dia terinfeksi pun, setidaknya dia lebih baik darimu."

Raka hanya mengepalkan tangannya sambil memandangi Putra.

Rupanya Liondra pun memutuskan untuk tetap di balkon bersama dengan Alex. Mungkin karena dia sangat menghargai pengorbanan Alex. "Aku tetap disini. Karena keberanian Alex, kita semua bisa turun ke lantai ini."

Rupanya keputusan Putra diikuti oleh Farhan, Tian, Riska, dan Gina.

Sehingga kini Alex, Putra, Liondra, Tian, Riska, dan Gina sedang berada di balkon. Sementara kesepuluh orang lainnya memilih untuk masuk ke dalam ruangan. Mereka menutup pintu, untuk berjaga-jaga seandainya Alex terinfeksi, Alex tidak akan mudah masuk ke dalam ruangan begitu saja.

[Hari sudah mulai malam. Ayo nikmati permainan seru selanjutnya. Atta, Dion, Cevi, Dion telah gagal dalam permainan ini. Kini hanya tersisa 16 orang lagi. Ayo jadikan dirimu menjadi satu-satunya sebagai Zombie Hunter.]

[ Pencapaian level Tim Hero: Liondra (level 3), Raka (level 6), Riska (level 1), Ardi (level 5), Maudy (level 4), Gina (level 3), Tian (level 2), Amel (level 2), Farhan (level 2), Yoga (level 6), Putra (level 5), Seno (level 2), Hilman (level 4), Amir (level 3), Beni (level 5), dan Alex (level 1).]

Terdengar suara sistem menggema. Hanya terdengar oleh keenam belas orang tersebut.