NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi Suatu Tempat

Saat sudah selesai beres-beres dan Sekar mau merebahkan badannya tiba-tiba ia mendapat

telpon dari nomor tidak dikenal.

“Halo?” jawab Sekar sembari memejamkan matanya sejenak.

[“Sekar, ya? Bisa keluar sekarang? Saya di depan rumah kamu.”]

Sekar yang mendapat telpon seperti itu langsung membelalakkan matanya dan melihat ke luar

jendela. Ia melihat mobil milik dosennya dan langsung panik.

“Ada apa, Pak? Kok sampai datang ke rumah?” tanya Sekar yang paniknya bukan main.

[“Saya mau ajak kamu ke suatu tempat.”]

Sekar pun sempat berpikir, mengapa harus dirinya? Padahal Pak Faisal punya istri!

“Bapak yakin mau sama saya? Saya dandannya lama loh.” Sekar berusaha mengusir pria itu

dengan halus.

[“Mau satu jam, dua jam, saya tunggu.”]

Klik!

Telpon langsung dimatikan, Sekar pun kembali melihat ke jendela dan merasa ini hanya mimpi

saja. Namun, berulang kali ia mencubit pipinya masih terasa sakit.

“Aduh! Ada-ada saja sih di hari libur ini!”

Sekar langsung bergegas untuk mandi dan mencari pakaian yang pas untuk dipakai. Ia teringat

jika Sekar pernah dibelikan pakaian dari Pak Faisal. Ia pun mengenakan kemeja kemeja

berwarna pink muda dengan rok yang sampai ke lutut. Ia juga memberikan sedikit sentuhan

make up di wajahnya agar tidak terlalu kucel.

Semuanya ia lakukan dengan serba terburu-buru, ia juga merasa tidak enak kepada dosennya

jika menunggu lama.

Saat sudah siap, Sekar pun keluar dari kamarnya dan melihat situasi. Ternyata di rumah tidak

ada orang dan membuat Sekar bisa langsung keluar kapan saja ia mau. Dengan sepatu kets

berwarna putih, Sekar langsung keluar rumah, mengunci pintu dan pergi menuju ke mobil putih

yang dibawa oleh pria itu.

Sekar langsung masuk ke dalam mobil dan menghela nafas panjang.

“Katanya lama? Ini sebentar doang tuh,” ucap Pak Faisal sembari melihat jam di tangannya.

“Saya nggak enak kalau bapak harus nunggu lama. Lagian kenapa nggak sama istri bapak?

Emang nggakpapa kalau sama saya?” Sekar memberikan banyak pertanyaan kepada pria itu,

dan membuat Faisal langsung mendekat ke arah kursi milik Sekar. Wajah mereka sangat dekat, dengan tangan kiri beliau di kursi Sekar. Jantung Sekar langsung berdegup dengan kencang dan juga tidak bisa berkata apa-apa lagi saat pria itu sudah dekat dengannya.

Jika dilihat semakin dekat, ternyata pria itu meski hampir berumur 40 tahun, namun masih sehat bugar

dan juga masih saja tampan. Tidak seperti usia 40an seperti biasanya. Apakah memang

sekarang orang tua lebih tampan dari anak muda?

“Maaf, Pak.” Sekar memalingkan wajahnya karena tidak kuat melihat wajah tampan pria itu

tepat berada di hadapannya.

“Pakai sabuk pengaman, kita akan jalan,” ucap Pak Faisal sembari memasangkan seatbel

kepada Sekar.

Sekar yang mendengar hal itu langsung salah tingkah.

“Jadi, bukan mau cium aku?!” batin Sekar yang telanjur malu. Namun, entah mengapa ia sedikit kecewa karena ternyata hanya salah paham saja.

Sekar melihat ke jendela samping terus menerus saat mereka jalan. Malu sekali rasanya

karena ia mengharapkan yang lebih.

“Kamu weekend nggak kemana-mana?” tanya Pak Faisal yang memulai pembicaraan.

“Nggak, Pak. Saya seharian ini beres-beres rumah,” jawab Sekar yang berusaha menenangkan

dirinya dari rasa kecewa berlebih.

“Aduh, saya jadi risih kalau kamu panggil pak di depan umum. Bisa pakai panggilan lain nggak

sih?”

“Saya nggak bisa, Pak. Nanti jadi kebiasaan kalau hanya panggil nama saja,” ucap Sekar.

“Kalau kamu panggil saya dengan sebutan pak, saya jadi ngerasa kalau saya ini bapak kamu,”

ketus Faisal.

“Lah emang iya! Seumuran bapakku,” batin Sekar.

“Terus saya panggilnya gimana?” tanya Sekar lagi.

“Mas?” saran Pak Faisal kepada Sekar.

Sekar terdiam sejenak dan membayangkan jika ia memanggil dosennya dengan panggilan

tersebut. Entah mengapa ia merasa semakin malu. Namun, sepertinya itu bukan ide yang buruk

juga.

“Iya … mas.” Sekar sedikit gugup dan grogi karena pertama kalinya dia memanggil dosennya

seperti itu.

“Hari ini perjalanan cukup jauh, kamu bisa tidur dulu jika kamu mau,” ucap Pak Faisal sembari

menyetir mobil dan terlihat fokus.

Entah Sekar mau di bawa kemana, ia hanya ikut saja. Sekar tidak bisa tidur, tapi dia juga tidak

bisa diam saja karena tidak enak. Namun, situasinya begitu canggung!

Pada akhirnya, Sekar hanya memilih untuk diam sampai di tempat mereka tuju. Sampailah

mereka di sebuah kompleks dan terdapat makam di sana. Sekar melihat hal itu langsung

kebingungan.

Tanpa bertanya apa-apa, Sekar mengikuti Pak Faisal yang berjalan lebih dulu menyusuri

makam yang berada di sana. Hingga sampailah di sebuah kuburan dengan batu nisan

berwarna putih bersih. Sepertinya makam ini benar-benar terawat. Sekar melihat nama

perempuan yang terukir di sana.

Sekar ikut duduk di sebelah makam dan menunggu Pak Faisal berdoa. Jika dari tahun lahirnya,

sepertinya sama seperti kelahiran Pak Faisal. Mungkinkah itu adiknya? Atau istrinya?

Hingga Pak Faisal selesai berdoa dan mulai bicara dengan Sekar.

“Ini makam istri saya. Saya datang ke sini karena ingin memperkenalkan kamu kepadanya,”

ucap Pak Faisal.

“Turut berduka, Pak … eh Mas. Saya memang sering mendengar kalau mas pernah duda. Tapi

nggak tahu kenapa.”

“Istriku mengalami kecelakaan. Anehnya, rekaman cctv di area itu semuanya mati. Aku masih

mengira jika sebenarnya kematian istriku ini adalah sebuah rencana pembunuhan. Sampai

sekarang, aku juga masih mencari siapa pelakunya,” urai Pak Faisal menceritakan masa

lalunya.

“Mas nggak ikut sama istri?”

“Nggak. Penyesalan terbesar dalam hidupku adalah membiarkannya menyetir sendirian kala

itu. Aku menikahi istriku yang sekarang juga hanya karena terpaksa saja dan ingin membuang

rasaku kepada istri pertamaku. Ternyata tidak semudah itu.” Pria itu tersenyum tipis saat menceritakan kisah hidupnya itu. Menurut Sekar, hal itu cukup menyedihkan dan memilukan.

Pantas saja ia tidak pergi bersama dengan istrinya, karena tidak ada rasa nyaman di antara

mereka berdua.

Seketika, angin berhembus cukup kencang, mengibaskan rambut panjang Sekar dan terasa dingin. Langit seketika menjadi hitam dan hujan seperti akan turun sebentar lagi.

“Ayo, kembali ke mobil. Sepertinya akan hujan,” ajak Pak Faisal.

Sekar pun ikut berdiri dan bersiap mengikuti langkah kaki pria itu, namun, Pak Faisal

memberikan jaketnya lebih dulu kepada Sekar sebelum pergi dari makam.

“Pakailah, di sini dingin,” tukas pria itu.

Semerbak aroma parfum dari jaket dosennya itu langsung membuat Sekar mematung sekaligus merasa nyaman. Tidak terlalu menyengat dan enak sekali baunya. Sepertinya bau ini akan

membekas di ingatannya.

Mereka berdua pun kembali ke mobil dalam keadaan gerimis kecil.

Di dalam mobil, terlihat baju mereka sedikit basah dan Pak Faisal memastikan bahwa wanita

yang ia bawa tidak kebasahan. Seketika hujan turun dengan lebatnya.

Kembali pria itu mendekati Sekar dan posisinya sama seperti di awal tadi.

“Dia cuma mau pasang sabuk pengaman doang kan?” duga Sekar yang berusaha biasa saja.

Namun, kali ini wajah pria itu semakin mendekat, mendekat, hingga berhasil menyentuh bibir

Sekar.

Kali ini, Sekar merasa nyaman dan membiarkan pria itu menciumnya. Mata mereka berdua

terpejam dan menikmati sentuhan lembut dari bibir masing-masing. Sekar tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!