NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Fany melangkah dengan tegas menuju cowok yang pertama kali menyerangnya. Cowok itu terbaring di tanah, meringis kesakitan akibat serangan balik Fany yang menghantamnya dengan telak. Tubuhnya gemetar sedikit, tak mampu bangkit dari rasa sakit dan kaget yang bercampur aduk.

Dengan gerakan yang lambat namun pasti, Fany membungkukkan badannya menghadap cowok itu. Ekspresinya tetap datar, namun tatapan matanya memancarkan dingin yang menusuk. Tidak ada sedikit pun keraguan atau belas kasihan di wajahnya, hanya ketegasan yang menakutkan.

"Berikan uangmu untuk mengganti makan siangku yang sudah kamu hancurkan," kata Fany dengan suara tenang namun penuh dengan otoritas.

Cowok itu menelan ludah kasar, merasakan hawa intimidasi yang kuat dari Fany. Tangannya gemetar saat dia merogoh saku celananya, mencari dompet dengan kepanikan yang jelas terlihat di matanya. Dia tahu bahwa tidak ada ruang untuk menolak atau melawan permintaan Fany.

Akhirnya, cowok itu berhasil mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang. Dengan tangan yang masih gemetar, dia menyerahkannya kepada Fany tanpa sepatah kata pun. Fany mengambil uang itu dengan tangan yang mantap, lalu berdiri tegak kembali.

"Terima kasih," ucap Fany singkat, lalu berbalik meninggalkan cowok itu yang masih terbaring di tanah, terkejut dan terintimidasi. Fany melanjutkan langkahnya dengan tenang, mengantongi uang itu untuk memastikan makan siangnya tidak terabaikan meskipun insiden tadi sempat mengganggunya. Di belakangnya, para cowok itu hanya bisa menatap dengan perasaan campur aduk, tak berani lagi menantang keberanian dan kekuatan yang ditunjukkan oleh Fany.

Cowok yang sebelumnya dikeroyok oleh lima cowok yang kini terkapar akibat dihajar oleh Fany, menatap gadis itu dengan tatapan yang dalam. Dari posisi terduduk di tanah, dia menyaksikan setiap gerakan Fany dengan mata yang penuh kekaguman dan rasa terima kasih yang mendalam.

Matanya mengikuti langkah kaki Fany yang menjauh, mengamati cara Fany berjalan dengan percaya diri dan ketenangan yang luar biasa. Ekspresi wajah Fany yang datar, tanpa sedikitpun menunjukkan emosi yang berlebihan, serta tatapan mata yang dingin namun tegas, meninggalkan kesan yang kuat di benaknya. Dia merasa seolah-olah sedang melihat sosok yang luar biasa, seseorang yang berbeda dari orang kebanyakan.

"Siapa dia sebenarnya?" cowok itu bertanya-tanya dalam hati, masih tertegun dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa seorang gadis dengan postur yang tidak begitu besar mampu menghadapi lima cowok sekaligus dan mengalahkan mereka dengan begitu mudah? Dan mengapa dia begitu tenang, seolah-olah kejadian ini hanyalah bagian dari rutinitas hariannya?

Cowok itu berusaha bangkit, merasakan tubuhnya masih sakit akibat pengeroyokan tadi, namun hatinya dipenuhi oleh rasa kagum yang mendalam terhadap Fany. Dia ingin tahu lebih banyak tentang gadis ini, sosok yang telah menyelamatkannya dari situasi yang sangat buruk dengan cara yang begitu luar biasa.

Dengan pikiran yang dipenuhi oleh bayangan Fany, cowok itu berdiri tegak, mencoba mengumpulkan kekuatannya kembali. Dia bertekad untuk menemukan lebih banyak tentang gadis misterius ini.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Fany tiba di gerbang sekolahnya. Matahari pagi sudah mulai meninggi, menghangatkan suasana sekitarnya. Meskipun perjalanan itu terasa lebih panjang dari biasanya akibat insiden di gang sempit, Fany tetap melangkah dengan tenang memasuki area sekolah.

Dengan tas di pundak dan langkah yang mantap, Fany menghela napas panjang. Pikiran tentang kejadian tadi masih sedikit mengganggunya, namun dia segera mengalihkan perhatiannya pada hal yang lebih positif.

"Meskipun bekal makan siang hancur, setidaknya aku mendapatkan uang yang cukup banyak," batin Fany sambil tersenyum tipis.

Uang yang diperolehnya dari cowok yang menendangnya tadi cukup untuk mengganti makan siangnya, bahkan mungkin lebih. Fany tahu bahwa dia bisa membeli makanan yang enak di kantin sekolah, sehingga insiden tadi tidak akan terlalu mempengaruhi harinya.

Fany memasuki kelas dengan tenang, menempatkan tasnya di meja dan duduk di kursinya yang biasa. Suasana kelas masih tenang, beberapa teman sekelasnya sedang bercakap-cakap atau menyiapkan buku pelajaran.

Tak berselang lama, suara langkah guru terdengar dari luar kelas. Semua murid segera duduk dengan rapi, menyiapkan diri untuk memulai pelajaran. Pintu kelas terbuka, dan guru matematika mereka, Pak Anton, masuk dengan membawa setumpuk buku dan bahan pelajaran. Suasana kelas yang tadi ramai seketika berubah menjadi hening.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Pak Anton dengan senyum ramah. "Mari kita mulai pelajaran hari ini."

*****

Tak terasa, bel pulang sekolah berbunyi, menandakan berakhirnya hari belajar yang panjang. Fany mengemas bukunya dengan cepat, memasukkannya ke dalam tas, dan bergegas keluar dari kelas dengan langkah yang ringan dan riang.

Setelah beberapa menit berjalan, Fany akhirnya tiba di tempat kerjanya, sebuah kafe kecil yang nyaman di sudut jalan. Dia membuka pintu kafe dan disambut oleh aroma kopi yang segar dan suara keramahan dari para pelanggan dan staf.

Fany langsung menuju ruang ganti di belakang kafe. Di sana, dia melepas seragam sekolahnya dan menggantinya dengan seragam kafe yang telah disediakan. Seragam itu terdiri dari kemeja putih dan celemek hitam yang membuatnya merasa profesional dan siap melayani.

Setelah berganti pakaian, Fany menatap dirinya di cermin, menarik napas dalam-dalam, dan tersenyum. Dia merasa segar dan bersemangat, siap untuk memulai shift kerjanya. Dengan langkah penuh percaya diri, Fany keluar dari ruang ganti dan mulai bekerja, menyapa rekan-rekannya dan mempersiapkan diri untuk melayani para pelanggan dengan sepenuh hati.

Fany berjalan menuju meja bar dengan langkah ringan, matanya berbinar-binar dalam kesibukan pagi di kafe. Dia mulai menyiapkan peralatan, memastikan semuanya siap untuk melayani pelanggan. Suara gemerincing cangkir dan piring menyatu dengan aroma kopi yang menyebar di seluruh ruangan.

Saat Fany merapikan alat pembuat kopi, seorang wanita cantik menghampiri meja bar. Wanita itu tersenyum ramah, menarik perhatian Fany dari kesibukannya.

"Selamat sore," sapa Regina dengan senyuman hangat saat Fany menoleh ke arahnya.

"Selamat sore! Ada yang bisa saya bantu?" tanya Fany dengan ramah, membalas senyuman Regina.

"Saya ingin memesan latte, tolong. Dengan tambahan sedikit vanilla syrup, kalau bisa."

"Tentu saja, latte dengan vanilla syrup ekstra. Ukuran berapa?"

"Grande, tolong," ujar Regina.

"Baik, satu grande latte dengan vanilla syrup ekstra. Apakah ada yang lain yang ingin Anda pesan?" kata Fany menatap Regina dengan ramah.

"Hmm, tidak, itu saja untuk sekarang. Terima kasih," kata Regina dengan senyum hangat.

"Baik, latte Anda akan segera kami buatkan. Silakan duduk dan nikmati suasana kafe kami," ujar Fany.

Regina mengangguk sambil tersenyum, lalu berjalan menuju meja kosong yang terletak di sudut kafe yang teduh. Fany segera mempersiapkan latte sesuai pesanan Regina, dengan telaten mencampurkan espresso, susu, dan vanilla syrup dengan sempurna. Setelah selesai, Fany membawa latte ke meja Regina dengan hati-hati.

"Ini latte Anda, Grande dengan vanilla syrup ekstra. Semoga Anda menikmati minumannya," kata Fany sembari menyodorkan gelas kopi.

"Terima kasih banyak,"

ucap Regina sambil mengambil cangkir latte-nya. "Rasanya sempurna."

"Senang mendengarnya. Jika ada yang lain yang Anda butuhkan, jangan ragu untuk memberi tahu saya," kata Fany dengan nada profesional.

"Pasti. Terima kasih," sahut Regina dengan senyum penuh arti.

Fany kembali ke meja bar, meneruskan tugasnya dengan senyum di wajahnya. Regina duduk dengan nyaman, menikmati latte yang hangat sambil menikmati suasana kafe yang tenang.

Fany tidak menyadari jika wanita yang baru saja dia layani adalah ibu kandungannya. Regina menikmati minumannya sesekali melirik memperhatikan Fany yang sibuk dengan pekerjaannya.

1
R yuyun Saribanon
ortunya akan jemput fanny setelah jd mayat
Sofi Sofiah
apakah orang yg mmbuat tuduhan palsu itusangat bodoh sehingga Fany yang menjadi sasaran....mau hilang kali ya nywa nya
R yuyun Saribanon
nah ini baru keren
Uswatun hasanah
ayo Fany peranmu kunanti temukan pekaku dan permalukan.. ada yang mau bermain denganmu ternyata... 😒
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!